Eric Samola
Eric Samola (1936- ) adalah eksekutif puncak dari Grup Pembangunan Jaya. Ia berhasil mengembangkan "konglomerat" baru dalam bidang pers di Indonesia sehingga ia dijuluki "Raja Pers" dan "Murdoch Indonesia". Julukan itu diberikan para pengamat kepada Eric Samola atas kepeloporannya dalam membina dunia pers Indonesia menjadi sebuah arena binis yang komersial serta menguntungkan.
Eric Samola (dengan nama kecil Eric) lahir di Desa Rerewokan, Tondano, Sulawesi Utara pada tanggal 26 Agustus 1936. Ayahnya, Paul Samola, berpulang saat Eric berusia satu tahun dan adiknya masih dalam kandungan. Perjuangan ibunya, guru SD, dalam mendidik dan membesarkan Eric dan adiknya menjadi pedoman bagi Eric untuk selalu berpengharapan, bersungguh-sungguh , dan dengan perasaan tanggung jawab yang tidak setengah-setengah. Motonya yang selalu dipegang dlam meiti kariernya adalah "Sekali saya menerima tugas, saya terikat untuk melaksanakannya sepenuh hati".
Setamat SMA Eric pergi ke Jawa dengan cita-cita menjadi polisi. Akan tetapi, setiba di Jakarta, ia beralih ingin menjadi hakim. Oleh karenanya, ia memilih kuliah di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Unversitas Indonesia (sekarang FH-UI) dan lulus pada tahun 1964. Semasa kuliah Eric aktif dalam kepengurusan organisasi mahasiswa Kristen GMKI. Dari sanalah ia mengenal dunia politik dan bertemu Dorothea Sara Luntungan, calon jodohnya.
Berbekal gelar sarjana hukumnya, Eric Samola melamar kerja ke Depertemen Kehakiman. Karena tidak mau ditempatkan di luar Pulau Jawa, Eric lalu bekerja di Depertemen Perdagangan sembari mengajar di FH-UI hingga tahun 1966. Lalu, ia pindah ke Pembangunan Jaya, yang kemudian dikenal dengan nama Jaya Group sebagai karyawan paro waktu di bagian Hubungan Masyarakat. Tak lama kemudian, ia diangkat sebagai Kepala Bagian Humas merangkap Kepala Biro Hukum. Keberhasilan Eric menangani kasus-kasus hukum di perusahaannya, terutama berkaitan dengan pembebasan tanah, mengantarkan kariernya sebagai jajaran eksekutif puncak grup tersebut.[1]