Juri Ardiantoro

Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik
Revisi sejak 18 Juli 2019 13.54 oleh Tanmalika (bicara | kontrib) (Juri Ardiantoro (lahir di Desa Lengkong, Brebes, Jawa Tengah, pada hari Jumat Kliwon, 6 April 1973) adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) 2016- 2017, menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal pada tahun 2016. Setelah ‘pensiun’ dari KPU, bersama para mantan komisioner KPU dan Bawaslu seluruh Indonesia, dia mendirikan dua lembaga yang konsen pada isu Pemilu dan Demokrasi. Yakni Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT) dan Jaringan Demokrasi Indonesia)

Juri Ardiantoro (lahir 6 April 1973) adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum yang menjabat sejak 2016 menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal dunia pada 2016.[3]Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah atau memiliki nama yang salah.

Juri Ardiantoro
[[Ketua Komisi Pemilihan Umum]] 6
Masa jabatan
19 Juli 2016 – 11 April 2017
PresidenJoko Widodo
Informasi pribadi
Lahir6 April 1973 (umur 51)
Indonesia Brebes, Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Setelah ‘pensiun’ dari KPU, bersama para mantan komisioner KPU dan Bawaslu seluruh Indonesia, dia mendirikan dua lembaga yang konsen pada isu Pemilu dan Demokrasi. Yakni Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT) dan Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI). Menjadi penyelenggara pemilu merupakan profesi yang cukup lama ditekuninya dari tahun 2003 hingga 2017. Dari penyelenggara Pemilu, Juri diminta membantu Presiden RI, Joko Widodo, dengan menjadi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) sejak Mei 2018 hingga saat ini. Di sela kesibukannya dalam berkarier di bidang kepemiluan, demokrasi dan pemerintahan, Juri juga aktif di berbagai organisasi, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama. Kini dia menjabat sebagai Ketua PBNU periode 2015-2020.

Keluarga

Anak ke-5 dari 6 bersaudara ini, tumbuh di tengah keluarga sederhana yang religius. Kedua orang tuanya buruh tani dan tidak pernah mengenyam pendidikan formal (buta huruf), namun punya semangat dan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi puteranya. Pada tahun 2005, Juri menikah dengan Ratu Dalis L.F. Dari pernikahannya dengan gadis asal Pandeglang itu, Juri dikarunia sepasang putra putri, yakni Moch. Gheysar Pramatya Ardiantoro (11 tahun) dan Queensha Nitisara Ardiantoro (9 tahun)


Pendidikan dan Karier

Ia adalah Ketua Alumni Universitas Negeri Jakarta dan pernah kuliah di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia sempat menjabat sebagai Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta periode 2008-2013. Di luar sebagai pejabat negara, Juri sempat mengajar di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Bung Karno, dan Universitas Indonesia.

Dengan berbagai keterbatasan yang ada, Juri menjadi anak yang beruntung karena dapat mengeyam dan menyelesaikan pendidikan dengan baik dibanding, dengan saudara-saudara yang lain. Keadaan ekonomi yang serba susah membuat sudara-saudaranya hanya bersekolah sampai tamat SLTA, bahkan kedua kakak perempuannya sama sekali tidak pernah bersekolah formal. Dengan keyakinan, tekad dan usaha keras, Juri berhasil menuntaskan pendidikan doktoralnya pada tahun 2015, di Departemen Sosiologi dan Antropologi Universitas Malaya (UM) Kualalumpur Malaysia. Juri juga tercatat sebagai alumnus program Magister (S2) Jurusan Ilmu Sosiologi di FISIP Universitas Indonesia (UI) yang lulus pada tahun 2003. Di masa awal perantauannya di Jakarta, Juri mengambil program S1 di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta – kini menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dengan mengambil jurusan Pendidikan Sejarah dan saat yang sama mengambil Program Tambahan (minor) Pendidikan Sosiologi/ Antropologi lulus tahun 1999. Dedikasinya terhadap dunia pendidikan, membuat Juri didaulat menjadi Ketua Ikatan Alumni UNJ pada 8 September 2017. Sebelum merantau ke Jakarta, Juri menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kampung halamannya, di Kabupaten Brebes. Setamat SD Negeri di desanya, Juri melanjutkan sekolah menengah terbaik di kampungnya, yakni SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1 Brebes dan lulus pada tahun 1992. Selain pendidikan formal, Juri sejak mahasiswa aktif mengikuti berbagai seminar, kursus dan pelatihan-pelatihan di bidang penulisan dan penelitian, pendidikan, pemberdayaan masyarakat serta bidang politik dan pemerintahan, khususnya tentang pemilu, demokrasi dan otonomi daerah.

Juri juga aktif di organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Juri tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan wilayah GP Ansor DKI Jakarta periode 2009-2011 dan Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor periode 2011-2016.[4]

  1. ^ "Ketua KPU Husni Kamil Manik Meninggal Dunia". Kompas.com. 7 Juli 2016. Diakses tanggal 8 Juli 2016. 
  2. ^ [1]》Hadar Nafis Gumay ditunjuk secara aklamasi menjadi Plt. Ketua KPU, diakses 13 Juli 2016
  3. ^ "Resmi, Juri Ardiantoro Jadi Ketua KPU". lampost.co. 19 Juli 2016. Diakses tanggal 29 Juli 2016. 
  4. ^ VIVA, PT. VIVA MEDIA BARU - (2016-12-21). "Profil Juri Ardiantoro - VIVA". Diakses tanggal 2018-10-20. 
== PEKERJAAN == 

Juri merasa beruntung mendapat didikan kemandirian sejak dini. Di masa sekolah dasar dan menengah, dia dilibatkan dengan seluruh pekerjaan keras orang tuanya, mulai dari mencari mengurusi ternak kambing ayahnya, mengangkut pasir dari sungai untuk dijual, ikut bongkar muat pasir dan batu, hingga ikut menjadi buruh di setiap musim panen padi dan bawang merah. Di masa kuliahnya di IKIP, Juri yang aktif di berbagai kegiatan organsiasi, juga tidak berhenti berkreatifitas dan melakoni berbagai pekerjaan, demi bertahan hidup dan membiayai kuliah. Sejak S1, ia membiayai hidup dan perkuliahannya secara mandiri, tanpa kiriman uang saku dari orang tua. Di sela kuliah, dia pernah berjualan makanan, berjualan barang-barang kebutuhan dosen dan mahasiswa seperti buku dan pakaian, juga menjadi voluntir sejumlah proyek penelitian. Juri juga bekerja di sejumlah lembaga konsultan dan aktif menulis artikel di sejumlah media. Setelah meraih gelar sarjana, Juri sempat mengabdi sebagai guru SMA Lab School Jakarta. Kemudian menjadi dosen di Universitas Bung Karno (UBK) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Seleksi penyelenggara Pemilu pada tahun 2003, menjadi lompatan awal bagi Juri. Dia beralih profesi dari guru, karena terpilih menjadi anggota KPU Provinsi DKI Jakarta, periode 2003-2008 dan periode 2008 - 2012. Di pertengahan periode ke dua sebagai Komisioner KPU DKI, Juri didaulat menjadi Ketua KPU DKI pada tahun 2008-2012. Tahun 2012, Juri terpilih menjadi Komisioner KPU RI periode 2012-2017 dan mengakhiri kariernya usai menjabat Ketua KPU RI tahun 2016-2017. Selepas KPU, selain menikmati masa pensiun juga membantu istri menekuni dunia wirausaha. Namun setahun berikutnya hingga saat ini diminta kembali aktif untuk membantu di Kantor Staf Presiden (KSP) sebagai Tenaga Ahli Utama (TAU), satu jabatan fungsional setingkat eselon 1. Di saat yang bersamaan juga sempat menjadi Komisaris di salah satu BUMN, tetapi karena aktivitasnya di Pemilu 2019 sebagai Tim Kampanye Capres 01, Juri memilih berhenti dari jabatannya sebagai Komisaris BUMN, untuk menghindari konflik kepentingan (vested interest) sebagaimana diatur UU Pemilu.

== PENGALAMAN ORGANISASI == 

Juri merupakan sosok yang dapat dikatakan gila organsiasi, terutama sejak kuliah. Secara umum keterlibatan organsiasi dapat dikelompokan berdasarkan kategori: (1) bidang kemahasiwaan/Kepemudaan dan lingkungan kampus; (2) Kedaerahan; (3) bidang Kepemiluan dan Demokrasi; serta (4) lingkungan NU dan Keagamaan. Di bidang Kemahasiswaan, Kepemudaan dan lingkungan kampus, Juri pernah menjadi Ketua Hiumpunan Mahasiswa Sejarah, Redaktur Majalah Mahasiswa DIDAKTIKA IKIP Jakarta, terlibat aktif di berbagai aliansi mahasiswa/pemuda di saat Orde baru maupun saat Reformasi; pengurus berbagai organisasi alumni kampus hingga saat menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ). Di lingkungan kedaerahan, pernah aktif di Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB Jakarta); anggota dan Pembina Majelis Silaturahim Masyarakat Brebes (MASIGAB); serta pengurus alumni SMP dan SMA. Di bidang Kepemiluan dan Demokrasi Juri pernah ikut mendirikan dan aktif di Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) hingga menjadi Sekjen KIPP Jakarta; Pendiri dan Direktur Democracy Watch (DEWA INDONESIA), Institute of Social Transformation for Democracy (Inst@d); saat ini menjadi Ketua Dewan Pembina Network for Democracy and Electoral Integrity (NETRGIT), sebuah lembaga pemikir bidang demokrasi dan kepemiluan dan dinahkodai oleh 4 orang mantan komisioner KPU RI. Lembaga sejenis yang bersifat nasional juga didirikan dengan menjadi Koordinator Presidium Nasional Jaringan Demorasi Indonesia (JaDI), lembaga masyarakat yang konsen bidang kepemiluan dan demokrasi yang beranggotakan mantan penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu dan jajarannya) seluruh Indonesia.. Di lingkungan Nahdlatul ’Ulama (NU) dan Keagamaan, Juri pernah aktif di banyak sekali organsiasi, seperti di Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII) mulai dari tingkat komisariat (kampus) hingga saat ini menjadi Sekretaris Majelis Pembina Nasional (MABINAS ) Pengurus Besar PMII dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII (PB IKAPMII). Pernah Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Provinsi DKI Jakarta, Ketua Pengurus Pusat GP Ansor, hingga saat ini menjadi Dewan Instruktur Pengurus Pusat GP Ansor. Pernah menjadi Wakil Ketua PWNU Provinsi DKI Jakarta, Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU, sebuah lembaga yang membidangi Komunikasi dan Informasi PBNU. Saat ini diberi amanah menjadi salah satu Ketua Pengurus Besar NU (PBNU) yang membidang Pendidikan dan Kebudayaan, Media dan Kebencanaan hingga Tahun 2020. Disamping itu juga ditugaskan PBNU ssebagai Pembina di beberapa Perguruan Tinggi milik NU.


Referensi

Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Husni Kamil Manik
Hadar Nafis Gumay(Plt. Ketua)
Ketua Komisi Pemilihan Umum
2016–2017
Diteruskan oleh:
Arief Budiman