Microsorum punctatum

Revisi sejak 15 September 2019 17.29 oleh Ariyanto (bicara | kontrib) (Galeri)

Microsorum punctatum adalah spesies tanaman hias yang termasuk ke dalam genus Microsorum.[1][2][3]

Microsorum punctatum Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiPteridophyta
KelasPolypodiopsida
OrdoPolypodiales
FamiliPolypodiaceae
GenusMicrosorum
SpesiesMicrosorum punctatum Edit nilai pada Wikidata
Copel., 1929

Taksonomi

Epifit, Rimpang kecil, pendek, diameter 50 mm, ditutupi sisik berwarna cokelat gelap; Sisik oblong-subtriangular, panjang 8 mm; Daun tunggal bentuk lanset, berwarna hijau, panjang 550 mm, lebar 50 mm, tangkai daun tidak jelas, costa jelas, diameter 3 mm, ujung acutus, pangkal daun bersayap, pertulangan daun crenatus, Sori muncul pada bagian tengah daun hingga ujung, sori menyebar; Sorus bentuk bulat, kecil; Tidak memiliki paraphysis.[4]

Manfaat

Ekstrak jus daun dari tumbuhan ini memiliki manfaat pencahar, diuretik dan penyembuh luka.[5]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ S. Petchsri, T. Boonkerd, B.R. Baum. "Phenetic study of the Microsorum punctatum complex (Polypodiaceae)". scholar.googleusercontent.com. Diakses tanggal 2019-09-15. 
  2. ^ Aisyah, Syarifah Iis; Rahman, Qisthi Kustia (2018-09-03). "Induksi Mutasi Fisik pada Paku Bintik (Microsorum punctatum) melalui Iradiasi Sinar Gamma". Buletin Agrohorti. 6 (3): 422–429. doi:10.29244/agrob.6.3.422-429. ISSN 2614-3194. 
  3. ^ "Identifikasi Tumbuhan Paku Sejati (Filicopytha) di Kawasan Hutan Wisata Aik Nyet sebagai Sumber Belajar Biologi Novi Heryani Put". scholar.googleusercontent.com. Diakses tanggal 2019-09-15. 
  4. ^ "Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Epifit di Gunung Raung, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia Ephypitic Ferns (Pteridophyta) from Raun". scholar.googleusercontent.com. Diakses tanggal 2019-09-15. 
  5. ^ Sharma UK, Pegu S. Ethnobotany of religious and supernatural beliefs of the Mising tribes of Assam with special reference to the 'Dobur Uie'. J Ethnobiol Ethnomedicine 2011; 7(1): 16.

Pranala luar