Zainal Abidin bin Ali

Revisi sejak 19 September 2019 18.09 oleh Farras (bicara | kontrib) (+)

Zainal Abidin bin Ali (bahasa Arab: زين العابدين بن علي, Zayn al-'Ābidīn bin 'Alī; 3 September 1936 – 19 September 2019), biasa disebut Ben Ali, adalah Presiden Republik Tunisia sejak 7 November 1987 dan presiden yang kedua sejak kemerdekaannya dari Prancis pada 20 Maret 1956. Di Tunisia, media massa sering menyebutnya Ali Baba.

Zainal Abidin bin Ali
زين العابدين بن علي
Bin Ali tahun 2008
Presiden Tunisia ke-2
Masa jabatan
7 November 1987 – 15 Januari 2011
(Acting to 2 April 1989)
Perdana MenteriHédi Baccouche
Hamed Karoui
Mohamed Ghannouchi
Sebelum
Pengganti
Fouad Mebazaa (Interim)
Perdana Menteri Tunisia
Masa jabatan
2 Oktober 1987 – 7 November 1987
PresidenHabib Bourguiba
Sebelum
Pendahulu
Rachid Sfar
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1936-09-03)3 September 1936
Hammam Sousse, Tunisia Prancis
Meninggal19 September 2019(2019-09-19) (umur 83)
Jeddah, Arab Saudi
Partai politikPartai Destourian Sosialis (1986–1988)
Partai Demokratik Konstitusional (1988–2011)
Independen (sejak 2011)
Suami/istri
Na'ima el-Kafy
(m. 1964; c. 1988)
(m. 1992)
Anak
  • Ghazwa
  • Dorsaf
  • Cyrine
  • Nesrine
  • Halima
  • Mohamed Zine El Abidin
AlmamaterÉcole spéciale militaire de Saint-Cyr
École d'application de l'artillerie
Senior Intelligence School in Maryland
School for Anti-Aircraft Field Artillery in Texas
AgamaIslam
Nama lengkapZine El Abidine Ben Haj Hamda Ben Haj Hassen Ben Ali[1]
Karier militer
Pengabdian Tunisia
Dinas/cabang Angkatan Darat Tunisia
Lama dinas1958–1980
PangkatBrigadir jenderal
IMDB: nm7200284 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi

Sebagai militan muda dari Partai Neo-Destour, ia dikirim ke Prancis untuk menjalani latihan militer. Ia lulus dari Sekolah Inter-Arms di Saint-Cyr dan Sekolah Artileri di Châlons-en-Champagne, dan kemudian melanjutkan pendidikan militernya di Amerika Serikat.

Bin Ali ditunjuk mendirikan dan mengatur Departemen Keamanan Militer pada 1964 hingga 1974. Ia dipromosikan sebagai Direktur-Jenderal Keamanan Nasional dalam Departemen Dalam Negeri pada 1977 setelah menjabat sebagai atase militer di Maroko. Ben Ali kembali dari 4 tahun sebagai Duta Besar untuk Polandia menjadi kepala Keamanan Nasional namun kini dengan posisi setingkat Menteri. Ia mengambil posisi ini saat berkembangnya gerakan Islam radikal. Pada saat ini ia diangkat sebagai MenDagri, dan bertahan pada posisi ini saat ia menjadi Perdana Menteri di bawah Presiden Habib Bourguiba pada 1 Oktober 1987.

Bin Ali memecat Presiden Bourguiba dan memangku jabatan presiden pada 7 November 1987 dengan dukungan beberapa rakyat. Tujuh orang doktor menandatangani kertas yang menyatakan Presiden Bourguiba tak cakap menjabat. Ia kemudian mempertahankan sikap politik luar negeri nonblok pendahulunya dan mendukung ekonomi yang telah berkembang sejak awal 1990-an. Proyek pekerjaan umum yang besar, termasuk bandara, jalan raya atau perumahan, telah dijalankan. Bagaimanapun, pengangguran menyisakan masalah ekonomi yang besar.

Pada masa rezimnya, gerakan-gerakan Islam yang ada di Tunisia mengalami nasib lebih tragis dari sebelumnya. Tatkala partainya menyapu bersih perolehan kursi yang ada di parlemen, ia memenjarakan lebih dari 30.000 aktivis gerakan Islam yang merupakan tulang punggung partai yang olehnya dianggap sebagai "pembangkang". Sesungguhnya Ben Ali telah menjadikan Tunisia sebagai penjara terbuka dan pusat kebejatan moral. Walhasil, dengan salah kaprahnya pemikiran dan pemahaman rezim yang ada, Islam dan para pengembannya mengalami deraan, siksaan, dan hambatan berat.

Bin Ali melanjutkan pendekatan otoriter pendahulunya dan memuja kepribadian (aktivitasnya mengambil tempat banyak dari berita harian). Meski ia mengumumkan pluralisme politiknya pada 1992, Rapat Umum Konstitusional Demokratiknya (dahulu Partai Neo-Destour) melanjutkan dominasi politik nasional. Rezimnya masih tidak mengizinkan aktivitas oposisi dan kebebasan pers menyisakan penyamaran. Pada 1999, walaupun dua kandidat alternatif yang tak dikenal diizinkan untuk pertama kalinya berada dalam pemilihan presiden, Ben Ali diangkat kembali dengan 99,66% suara. Ia kembali dipilih pada 24 Oktober 2004, secara resmi meraih 94,48% suara, setelah referendum konstitusi yang kontroversial pada 2002 yang membuatnya bertahan sebagai presiden setidaknya hingga 2014.

Penindasan pada pakaian Muslim

Tunisia melarang wanita Muslimah mengenakan jilbab di tempat umum. Kini, larangan itu telah diintensifkan; polisi akan menghentikan wanita di jalanan untuk memintanya menanggalkan jilbab itu lalu menandatangangi surat sumpah yang menyatakan bahwa mereka takkan mengenakannya lagi.

Jabatan politik
Didahului oleh:
Habib Bourguiba
Presiden Tunisia
7 November 1987-14 Januari 2011
Diteruskan oleh:
Mohamed Ghannouchi
(Pelaksana Tugas)
Didahului oleh:
Hosni Mubarak
Ketua Uni Afrika
1994-1995
Diteruskan oleh:
Meles Zenawi
  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DCA