Baterai ion litium
Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau LIB) adalah salah satu anggota keluarga baterai isi ulang (rechargable battery). Di dalam baterai ini, ion litium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang. Baterai Li-ion memakai senyawa litium interkalasi sebagai bahan elektrodanya, berbeda dengan litium metalik yang dipakai di baterai litium non-isi ulang.
Energi spesifik | 100-265 W·h/kg[1][2] (0.36-0.95 MJ/kg) |
---|---|
Kepadatan energi | 250-730 W·h/L[2] (0.90-2.23 MJ/L) |
Tenaga spesifik | ~250-~340 W/kg[1] |
Efisiensi isi/lepas | 80-90%[3] |
Energi/harga konsumen | 2.5 W·h/US$ |
Tingkat pelepasan sendiri | 8% pada 21 °C 15% pada 40 °C 31% pada 60 °C (per bulan)[4] |
Daya tahan siklus | 400-1200 siklus [5] |
Voltase sel nominal | NMC 3,6 / 3,7 V, LiFePO4 3,2 V |
Baterai ion litium umumnya dijumpai pada barang-barang elektronik konsumen. Baterai ini merupakan jenis baterai isi ulang yang paling populer untuk peralatan elektronik portabel, karena memiliki salah satu kepadatan energi terbaik, tanpa efek memori, dan mengalami kehilangan isi yang lambat saat tidak digunakan. Selain digunakan pada peralatan elektronik konsumen, LIB juga sering digunakan oleh industri militer, kendaraan listrik, dan dirgantara.[6] Sejumlah penelitian berusaha memperbaiki teknologi LIB tradisional, berfokus pada kepadatan energi, daya tahan, biaya, dan keselamatan intrinsik.
Karakteristik kimiawi, kinerja, biaya, dan keselamatan jenis-jenis LIB cenderung bervariasi. Barang elektronik genggam biasanya memakai LIB berbasis litium kobalt oksida (LCO) yang memiliki kepadatan energi tinggi, namun juga memiliki bahaya keselamatan yang cukup terkenal, terutama ketika rusak. Litium besi fosfat (LFP), litium mangan oksida (LMO), dan litium nikel mangan kobalt oksida (NMC) memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, tetapi hidup lebih lama dan keselamatannya lebih kuat. Bahan kimia ini banyak dipakai oleh peralatan listrik, perlengkapan medis, dan lain-lain. NMC adalah pesaing utama di industri otomotif. Litium nikel kobalt alumunium oksida (NCA) dan litium titanat (LTO) adalah desain khusus yang ditujukan pada kegunaan-kegunaan tertentu.
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaPanaLI
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamagreencarcongress
- ^ Valøen & Shoesmith (2007). The effect of PHEV and HEV duty cycles on battery and battery pack performance (PDF). 2007 Plug-in Highway Electric Vehicle Conference: Proceedings. Retrieved 11 June 2010.
- ^ H. Abea, T. Muraia and K. Zaghibb (1999). Vapor-grown carbon fiber anode for cylindrical lithium ion rechargeable batteries. Journal of Power Sources 77:2, February 1999, pp. 110-115. DOI:10.1016/S0378-7753(98)00158-X. Retrieved 11 June 2010.
- ^ Battery Types and Characteristics for HEV ThermoAnalytics, Inc., 2007. Retrieved 11 June 2010.
- ^ Ballon, Massie Santos (14 October 2008). "Electrovaya, Tata Motors to make electric Indica". cleantech.com. Cleantech Group. Diakses tanggal 11 June 2010.
Referensi
- Winter, M.; Brodd, J. (2004). "What Are Batteries, Fuel Cells, and Supercapacitors?" (PDF). Chemical Review. 104 (104): 4245. doi:10.1021/cr020730k. Diakses tanggal 25 July 2010.
Pranala luar
- Lithium batteries di Curlie (dari DMOZ)
- Evans, Keith (27 August 2009). "The Future of Electric Vehicles: Setting the Record Straight on Lithium Availability". Journal of Energy Security.
- Berita
- Argonne opens chapter in battery research -- lithium air. Argonne National Laboratory. Press release. 14 September 2009.
- Stanford's nanowire battery holds 10 times the charge of existing ones. Stanford Report, 18 December 2007. Press release.
- Researchers from Spheric Technologies and Arizona State University Describe Major Advances in the Use of Microwaves to Produce Key Lithium Ion Battery Materials; Present Papers at MS&T'10 Conference, 17–21 October. Spheric Technologies. Press release. 18 October 2010.