Baterai Padat

Revisi sejak 29 September 2019 16.43 oleh Syahman Samhan (bicara | kontrib) (Menulis secara singkat dan padat mengenai apa itu baterai all solid state, keunggulan, kekurangan, serta material penyusunnya secara umum.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Baterai all solid state atau jika diterjemahkan malam bahasa Indonesia menjadi baterai padat adalah baterai yang semua komponennya merupakan benda padat, bukan cuma elektrodanya tetapi juga elektrolitnya[1]. Gagasan tentang baterai padat ini sebenarnya muncul untuk mengatasi kekurangan dari baterai litium ion yang memiliki elektrolit cair dengan beberapa keterbatasan. Dua yang paling utama adalah soal keamanan dan juga rentang temperatur kerjanya. Elektrolit cair yang paling umum digunakan adalah LiPF6 memiliki sifat sangat mudah terbakar ketika bereaksi dengan oksigen atau air.


Keunggulan

Elektrolit padat digunakan untuk mengatasi keterbatasan tersebut karena relatif lebih aman karena elektrolit padat secara umum tidak mudah terbakar. Yang kedua, elektrolit padat memiliki rentang temperatur kerja yang lebih tinggi daripada elektrolit cair. Kemudian, baterai dengan elektrolit padat diharapkan akan memiliki kemampuan untuk mencegah tumbuhnya dendrit dan yang sangat menguntungkan adalah dapat meningkatkan rapat energi dari baterai[2]. Dendrit adalah

Kekurangan

Saat ini elektrolit padat atau baterai dengan elektrolit padat memiliki masalah utama yaitu konduktivitas ioniknya yang masih rendah. Elektrolit baterai perlu memiliki konduktivitas ionik yang tinggi untuk mengalirkan ion litium dan perlu memiliki konduktivitas elektrolit rendah untuk mencegah terjadinya konslet pada baterai. Nilai konduktivitas ionik dari elektrolit cair yang saat ini umum digunakan pada baterai litium adalah 10-2 S/cm[3]. Sedangkan, kebanyakan elektrolit padat yang ada saat ini memiliki konduktivitas ionik sekitar 10-4 S/cm[4]. Selain itu, masalah dari elektrolit padat adalah kontak yang belum cukup baik di antara elektrolit dan elektroda.

Material Baterai All Solid State

Hingga 2019, beberapa material elektrolit padat yang digunakan ialah tipa perovskite (Li(La)TiO3), tipe NASICON (LATP, LAGP, dll), tipe garnet (Li7La3Zr2O12), nitrida, glass-ceramics nitrida atau sulfida, dan beberapa material polimer atau koloidal lainnya.[5] [6]

Dari material-material inorganik, sulfida memiliki beberapa keuntungan secara konduktivitas ioniknya yang tinggi dan kemudaan model strukturnya, tetapi memiliki sifat higroskopik dan stabilitas kimianya yang buruk[7]. Pada beberapa tahun ke belakang, Li-­X garnet menarik perhatian karena konduktivitas ion yang tinggi dan memiliki kestabilan yang relatif baik[8].

Saat ini, elektrolit padat yang memiliki konduktivitas ionik paling tinggi adalah LGPS, yang mencapai angka 10-2 S/cm pada suhu ruang.[6]

  1. ^ A. Vandervell, What is a solid-state battery? The benefits explained, Wired, 2017.
  2. ^ Reddy, T. (2010). Linden's Handbook of Batteries, 4th Edition: McGraw-Hill Education.
  3. ^ Reddy, T. (2010). Linden's Handbook of Batteries, 4th Edition: McGraw-Hill Education.
  4. ^ Reddy, T. (2010). Linden's Handbook of Batteries, 4th Edition: McGraw-Hill Education.
  5. ^ C. Sun, J. Liu, Y. Gong, D.P. Wilkinson, J. Zhang, Recent advances in all-solid-state rechargeable lithium batteries, Nano Energy, 33 (2017) 363-386.
  6. ^ a b X.G. Han, Y. Gong, K.Fu, X.F. He, G.T. Hitz, J.Q. Dai, A. Pearse, B.Y. Liu, H. Wang, G. Rubloff, Y.F. Mo, V. Thangadurai, E.D. Watchsman, L. Hu, N. Mater, DOI (2017).
  7. ^ T. Wei, Y. Gong, X. Zhao, K. Huang, Adv. Func. Mater, 24 (2014) 5380-5384.
  8. ^ M.H. Braga, C.M. Subramaniyam, A.J. Murchison, J.B. Goodenough, Nontraditional, Safe, High Voltage Rechargeable Cells of Long Cycle Life, Journal of American Chemical Society, 140 (2018) 6.343-346.352.