Kalau Tak Untung
Novel Kalau Tak Untung[1] (Kalau Ta' Oentoeng) ditulis oleh Selasih (nama samaran dari Sariamin Ismail) pada tahun 1933[2]. Novel tersebut diterbitkan oleh PN Balai Pustaka dengan ketebalan buku 188 halaman. Novel tersebut memberikan jejak tersendiri dalam perkembangan sastra Indonesia. baik dari aspek struktur cerita hingga latar belakang pengarang sebagai perempuan penulis pertama di Indonesia. Realitas sosial yang dibangun dalam cerita tersebut juga merefleksikan secara semu dengan kondisi kenyataan sosial pada masa kepenulisannya, yaitu masa sebelum kemerdekaan.
Sinopsis
Kalau Tak Untung bercerita tentang kisah hidup seorang perempuan muda bernama Rasmani. Ia yang berasal dari keluarga yang mementingkan pendidikan ketika masyarakat di sekitarnya masih menuruti aturan yang konservatif, terutama tentang hak perempuan. Pertentangan dengan lingkungannya tersebut tidak menghalangi usaha Rasmani hingga mampu menjadi guru. Ia juga mencintai Masrul, seorang pemuda yang mendukung pula hak pendidikan untuk perempuan. Baik Rasmani maupun Masrul juga menentang aturan pernikahan sedarah dalam budaya Minangkabau.
Masrul sempat dijodohkan dengan Aminah, anak mamaknya yang belum berpendidikan, kemudian meminta Rasmani untuk mengajarinya. Masrul akhirnya menikah dengan Muslina yang lebih berpendidikan, kaya, dan tidak sekaum dengannya. Namun, Muslina justru bersifat jahat dan tidak menghargai suaminya sendiri sehingga mengakibatkan mereka bercerai. Rasmani semakin menderita dengan sakitnya dan sejak tidak bersama dengan Masrul yang dicintainya. Di akhir cerita, Rasmani sudah mengetahui bahwa Masrul mencintainya dan hendak memperistrinya, namun nasibnya tak beruntung karena kematian lebih dahulu menjemputnya.
Daftar Pustaka
- ^ Ismail, Sariamin (1933). Kalau Tak Untung. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 978-979-407-086-4.
- ^ Mujiningsih, Erlis Nur (1995). Biografi Sejarah Selasih dan Karyanya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 27–32. ISBN 979-459-486-5.