Himayatuddin Muhammad Saidi

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan
Revisi sejak 14 November 2019 21.47 oleh 180.246.37.97 (bicara)

La Karambau[1] yang bergelar Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo[2] adalah seorang Sultan Buton ke-20 pada 1752–1755 dan ke-23 pada 1760–1763.[3] Ia giat bergerilya melawan menentang pemerintahan Hindia Belanda dalam Perang Buton. Sejak 1755, tidak lama setelah perang Buton, Sultan Himayatuddin menetap di Siontapina hingga meninggal pada 1776. Sultan Himayatuddin dimakamkan di puncak Gunung Siontapina.[2] Pada 11 November 2019, ia menjadi salah satu dari 6 orang yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.[3]

Himayatuddin Muhammad Saidi
Sultan Buton ke-20 dan ke-23
Berkuasa17521755
PendahuluSultan Langkarieri
PenerusSultan Hamim
Berkuasa17601763
PendahuluSultan La Seha
PenerusSultan La Jampi
KelahiranLa Karambau
Pulau Buton, Kesultanan Buton
Kematian1766
Siontapina, Kesultanan Buton
Pemakaman
Puncak Gunung Siontapina
Nama lengkap
Sultan Himayatuddin ibnu Sultaani Liyaauddin Ismail
AyahSultan La Umati (Sultan Buton ke-13)
AgamaIslam

Sebenarnya Kesultanan Buton adalah sekutu Belanda. Dan Sultan Himayatuddin sendiri juga pada awalnya menjalankan kebijakan yang sama, yaitu bersekutu. Tetapi pada dalam perjalannya banyak permintan Belanda yang tidak mau ia patuhi. Akan tetapi karena Dewan Sara (parlemen) Buton yang adalah wakil rakyat Buton justeru berpihak pada Belanda dan menekan Sultan sehingga beliau meninggalkan tahtanya dan masuk hutan baik di Buton maupun di Pulau tawanan perang dikumpulkan di sebuah pulau kecil tepat di depan ibukota Kesultanan Buton (Kota Bau-Bau sekarang). Pulau itu hingga kini disebut Pulau Makassar.

Referensi