Hiperkolesterolemia familia

Revisi sejak 15 November 2019 03.54 oleh Wulan cnms (bicara | kontrib)

Hiperkolesterolemia familia dikenal juga sebagai Hiperlipoproteinemia tipe 2 atau Fredrickson Kelas 2a Hiperlipidemia, merupakan kelainan metabolik lemak dengan karakteristik berupa kelainan klinis yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan lemak low density lipoprotein (LDL) dalam darah dan kelainan molekuler yang ditandai dengan tidak terdapatnya reseptor LDL. Hiperkolesterolemia Familia merupakan dislipidemia monogenik yang diturunkan secara autosomal dominan. Sebagian besar disebabkan oleh mutasi gen reseptor LDL, Apolipoprotein B, atau Proprotein Convertase Subtilisin Kexin type 9 (PCSK9)  sehingga terjadi perubahan struktur maupun fungsi dari reseptor yang mengikat LDL dari sirkulasi. Penderita Hiperkolesterolemia Familia memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi sejak lahir dan dapat menimbulkan aterosklerosis sejak usia anak-anak sehingga meningkatkan risiko terjadi kematian karena penyakit jantung koroner pada usia muda.[1][2]

Tanda-tanda Hiperkolesterolemia Familia antara lain kadar kolesterol total dan LDL yang tinggi, riwayat keluarga, resisten terhadap terapi, xanthoma tendinosa (deposit kolesterol pada tendon jari atau tendon Achilles), xanthelasma (deposit kolesterol pada kelopak mata), tuberous xanthomas (deposit kolesterol pada persendian), dan Arkus korneal (deposit kolesterol di kornea mata). Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan kadar kolesterol total >300mg/dL atau >250mg/dL pada anak dan peningkatan kadar LDL >200mg/dL.[3]

Terdapat berbagai macam kriteria untuk mendeteksi Hiperkolesterolemia Familia pada dewasa, yaitu [4][5]

  • MedPed (Amerika Serikat), menggunakan nilai ambang batas kadar kolesterol total berdasarkan usia dan riwayat keluarga dengan masing-masing tingkatan derajat keluarga.
  • Simon Broome Register (Inggris), menentukan kriteria diagnosis berdasarkan riwayat keluarga, kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL, terdapat Xanthoma tendinosa pada pasien atau keluarga derajat pertama, serta mutasi DNA pada gen reseptor LDL atau Apolipoprotein B.
  • Dutch Lipid Clinic (Belanda), yang menggunakan beberapa kriteria seperti riwayat keluarga, riwayat klinis, pemeriksaan fisik (terdapat Xanthoma tendinosa dan Arkus kornealis sebelum usia 45 tahun), kolesterol LDL, dan analisis DNA.

Penanganan Hiperkolesterolemia Familia bertujuan untuk menurunkan risiko aterosklerosis dimana terjadi penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penumpukan ini dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah, pengerasan dinding pembuluh darah, dan memblok pembuluh darah. Pilihan obat penurun lipid adalah golongan statin intensitas tinggi bersama dengan Ezetimibe, Gemfibrozil, Fenofibrat atau inhibitor PCSK9 dengan target kolesterol LDL <100mg/dL dan LDL <70 mg/dL pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Statin relatif aman diberikan pada anak. Pengobatan dengan golongan statin tidak diberikan pada ibu hamil atau menyusui, tetapi diberikan asam empedu sekuestran. Efek samping pengobatan yang pernah dilaporkan antara lain nyeri otot, nyeri perut, konstipasi, muntah, dan diare. Selain dengan obat-obatan, perlu dilakukan perubahan gaya hidup seperti perbanyak latihan fisik dan diet rendah lemak.[5][6]

Menurut American Academy of Pediatrics skrining sebaiknya dilakukan pada usia 9-11 tahun dan usia 17-21 tahun. Sedangkan pada usia skrining dilakukan pada usia 35 tahun untuk pria dan usia 45 tahun pada wanita. Hiperkolesterolemia dapat dicurigai bila kadar kolesterol >310 mg/dL dan kadar LDL >190 mg/dL. Anak dengan Hiperkolesterolemia Familia Heterozigot dapat diberikan pengobatan pada usia 8 tahun. Sedangkan anak dengan Hiperkolesterolemia Familia Heterozigot dapat diberikan pengobatan pada usia 2 tahun.[5]

Klasifikasi

Hiperkolesterolemia familia dibagi menjadi[1][4]

  1. Hiperkolesterolemia Familia Heterozigot merupakan dislipidemia monogenik dengan prevalensi 1:300-500 populasi yang melibatkan gen LDLR, PCSK 9, dan Apolipoprotein B. Sering menyebabkan penyakit jantung koroner prematur akibat peningkatan konsentrasi LDL seumur hidup. Meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 3,5-16 kali. Jika tidak diterapi, pasien dengan Hiperkolesterolemia Familia Heterozigot biasanya akan mengalami penyakit jantung koroner pada usia kurang dari 55 tahun bagi pria dan kurang dari 60 tahun bagi wanita. Kadar kolesterol total berkisar antara 350-550 mg/dL.
  2. Hiperkolesterolemia Familia Homozigot diperkirakan terjadi pada 1 dari 1.000.000 populasi. Gen terkait yaitu LDLR yang mengakibatkan peningkatan LDL secara berlebihan. Gambaran klinis berupa ASCVD yang prematur dan progresif pada seseorang dengan konsentrasi kolesterol >500 mg/dL. Sebagian besar pasien dengan Hiperkolesterolemia Familia Homozigot akan mengalami penyakit jantung koroner dan Stenosis Aorta pada usia 20 tahun, serta kematian pada usia 30 tahun. Kolesterol total dapat mencapai 650-1.000 mg/dL. Pada sebagian besar kasus, kadar HDL dan Trigliserida relatif normal.


  1. ^ a b P, Galih Akbar; Dr. dr. Titis Widowati, SpAK; Prof. dr. A. Samik Wahab, SpAK (2017). "FAMILIAL HIPERKOLESTEROLEMIA". Universitas Gadjah Mada. 
  2. ^ Prawitasari, Titis (2011). "Skrining Sistematik terhadap Hiperkolesterolemia pada Anak Berdasarkan Kriteia MedPed, Simon Broome Register dan Dutch Lipid Clinic" (PDF). 
  3. ^ "About Familial Hypercholesterolemia". Genome.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-14. 
  4. ^ a b (PDF) http://www.inaheart.org/upload/file/lipid.pdf.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ a b c Pejic, Rade N. (2014). "Familial Hypercholesterolemia". The Ochsner Journal. 14 (4): 669–672. ISSN 1524-5012. PMC 4295745 . PMID 25598733. 
  6. ^ "Familial hypercholesterolemia - Doctors and departments - Mayo Clinic". www.mayoclinic.org. Diakses tanggal 2019-11-14.