Museum Gong Perdamaian Dunia

museum di Indonesia
Revisi sejak 7 Juni 2019 10.27 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (namun (di tengah kalimat) → tetapi)

Museum Gong Perdamaian Dunia terdapat[1] di tempat kelahiran Presiden the World Peace Committee untuk 202 Negara Yang Mulia Mr Djuyoto Suntani di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara. Gong Perdamaian Dunia dibangun pertama kali di kota Panglai, Shandong, China, diresmikan pada 20 Agustus 2004 oleh Presiden Republik Rakyat China HE Mr Hu Jintao dan Presiden the World Peace Committee 202 Negara HE Mr Djuyoto Suntani. Kedua kali dibangun di Delhi, India, diresmikan oleh Perdana Menteri India HE Mr Manmohan Singh dan Presiden the World Peace Committee HE Mr Djuyoto Suntani. Selanjutnya di Kota Maputo, Mozombiq, di Vientiane, Laos, Kremnenchuk, Ukraina, Vukovar, Kroasia, Paipa, Kolombia, dll.

Museum Gong Perdamaian Dunia

Museum Gong Perdamaian Dunia
Museum Gong Perdamaian Dunia di Indonesia
Museum Gong Perdamaian Dunia
Lokasi di Indonesia
Informasi
Lokasi Jepara.
Negara  indonesia
Koordinat 6°07′36″S 110°24′00″E / 6.1268°S 110.400°E / -6.1268; 110.400
Pemilik
Pengelola Pemkab Jepara
Dibuat oleh Pemkab Jepara
Awal pembangunan 2008
Jenis objek wisata Museum

Tempat

Desa Plajan dipilih sebagai tempat Situs Perdamaian Dunia diungkapkan Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani. Dia menyatakan, induk peradaban dunia berasal dari Bangsa Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Djuyoto, 60.000 tahun sebelum Masehi, bumi masih berupa satu daratan. Waktu itu, ada satu bangsa dengan peradaban besar, yakni Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Namun setelah itu, kata Djuyoto, muncul zaman es. Sekitar 40.000 sebelum Masehi saat zaman es Plestosen berakhir, gletser-gletser di kutub mencair, dan lelehan air pun menyebar ke daratan yang lebih rendah. Setelah itu, kawasan yang semula satu daratan terpecahpecah, ada yang berubah menjadi pulau-pulau, laut, dan gunung. Bangsa Lemuria pun terpencar- pencar. Namun dari proses itu, munculah berbagai suku bangsa di dunia berikut peradabannya, seperti Peradaban Atlantis, Dravida, Maya, Aztek, Inca, Babilon, India, China, Mesir, Yunani, Romawi, Persia, Normandia, Viking dan lain sebagainya. Meski terpencar-pencar, tetapi keturunan Bangsa Lemuria itu meninggalkan jejak di tempat barunya. Salah satunya yakni adanya nama Muria di berbagai tempat di dunia. Mulai dari Rajastan India, Agrego Yunani, New York USA, Jeniro Brazil, Mali Afrika dan lain sebagainya. Di kawasan Timur Tengah, persisnya antara Jerussalem- Palestina/Israel juga ada Bukit Moriah (Muria). “Ada banyak penelitian yang mendukung teori ini,” kata Doktor Filsafat Universitas Hebrew Jerussalem, Israel ini. Terkait adanya perbedaan struktur wajah, fisik, warna kulit, bentuk rambut dan lain sebagainya, menurut Djuyoto hal itu dipengaruhi oleh kondisi cuaca, makanan dan faktor-faktor alam lainnya. Berdasar keyakinan induk peradaban manusia berasal dari Bangsa Lemuria, maka Djuyoto pun berinisiatif mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi perdamaian. Selain alasan tersebut, juga lantaran adanya keyakinan jika Jawa Tengah yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa, merupakan paku-nya nusantara. Atau dengan kata lain, kondisi yang terjadi di Jawa Tengah merupakan cermin dari situasi Indonesia. Proses pencanangan dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo di Jepara pada akhir April ini. Setelah Jawa Tengah tepatnya Desa Plajan dicanangkan sebagai "Pusat Peradaban Dunia", Maka munculah ide membuat sebuah icon perdamaian dunia dengan bentuk gong. Karena di Desa Plajan[2] terdapat Gong Keramat yang sudah berumur lebih dari 450 tahun, Gong tersebut merupakan metode dakwah milik seorang wali yang menyebarkan Islam di Jepara tepatnya di Plajan dan sekitarnya. sehingga jadilah Gong Perdamaian Dunia alias World Peace Gong. Gong yang telah di ciptakan di Plajan ada beberapa jenis yaitu: Gong Perdamaian Nusantara, Gong Perdamaian Asia-Afrika, Gong Perdamaian Dunia.

Koleksi

Benda-benda yang terdapat di dalam Museum Gong Perdamaian Dunia, yaitu:

Perencanaan

Pemdes Plajan dan Pemkab Jepara serta warga berupaya tidak hanya tanah ataupun air saja yang dari berbagai negara didunia, tetapi:

  • Waroeng Dunia

yang menjual berbagai menu makanan dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu menu

  • World Safari Zoo

Kepala Desa Plajan bekerjasama dengan Pemkab Jepara untuk mendirikan taman safari atau minimal bernama Mini Plajan Zoo. Plajan Zoo yang terdapat berbagai binatang khas dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu binatang khas negara tersebut yang paling populer, Sehingga pengunjung bisa melihat binatang dari negara luar negeri tanpa keluar negeri. Tapi apabila Pemkab Jepara dan pihak terkait termasuk negara yang ada gong perdamaian tidak mau membantu, maka Pemdes Plajan membangun taman dengan patung-patung berbentuk binatang khas dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia. Misalnya membangun patung Panda, alasannya di China sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia, dan hewan khas China adalah panda, maka dibangunlah patung Panda. Selain untuk meningkatkan wisatawan datang ke Plajan, juga menjadikan Plajan menjadi wisata edukasi anak-anak terutama dalam mengenal binatang.

referensi