Gatang kenari
Gatang adalah sebutan masyarakat lokal Maluku utara pada hewan Kepiting. Kepiting kenari atau nama Latinnya Birgus latro adalah binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang terbesar di muka bumi.[1] Kepiting kenari merupakan salah satu binatang liar (wildlife) yang hidup di laut pada saat stadia larva dan juvenil, sedangkan pada saat stadia muda dan dewasa lebih banyak menghabiskan hidupnya di daratan, sehingga binatang ini lebih dikenal sebagai kepiting darat yang aktif mencari makan pada malam hari. Kepiting kenari atau ketam kenari dikenal juga sebagai kepiting pencuri (robber crab) karena sering mencuri kelapa sebagai makanannya. Kepiting ini termasuk kelompok dekapoda darat yang paling besar dan bahkan sebagai Arthropoda daratan terbesar di dunia.Rentangan kakinya dari ujung capit kaki yang satu sampai dengan ujung capit kaki lainnya dapat mencapai 1 (satu) meter dengan berat maksimum 4 (empat) kilogram. Binatang ini tersebar di daerah tropika dari Afrika sampai Kepulauan kepulauan di Pasifik. Karena kelangkaannya, Kepiting kenari dilindungi oleh Pemerintah berdasarkan SK MenHut No. 12/Kpts/II/1987 yang disusuli dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Khususnya di Maluku Utara, Kepiting Kenari terdapat di Pulau Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan.[2]
Budidaya Gatang Kanari
Spesies Gatang Kanari merupakan salah satu kepiting terbesar didunia. Ukurannya lebih besar jika dibandingkan dengan jenis Gatang lainnya. Gatang ini merupakan jenis umang-umang yang sangat maju dalam evolusi. Gatang atau kepiting kenari ini dikenal karena kemampuannya mengupas buah kelapa dengan capitnya yang kuat untuk memakan isinya. Kepiting kenari ini merupakan satu-satunya spesies dari genus Birgus. Kandungan nutrisi yang terdapat pada Gatang kenari diantaranya yaitu: Protein, Omega 3, DHA, Fosfor, Magnesium, Zat besi, Zinc, Lemak, Karbohidrat, Vitamin A, B12, dan C.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan gatang kenari ini, diantaranya adalah menyiapkan lokasi habitat gatang ini berkembang biak, tentunya area disekitar pantai dan jauh dari wilayah permukiman warga serta tempat yang teduh dan mudah dijangkau akses jalannya. Langkah selanjutnya menyiapkan media dan bibit gatang sebagai fokus utamanya. Bayi atau bibit gatang bisa di dapat di sekitar area pantai ketika air laut surut. Cara memilih bibit gatang bisa dikenali dari gerakan bibit gatang ketika di dekati, semakin cepat gerakannya maka semakin baik kondisi gatang itu. Setelah bibit gatang terkumpul, baiknya dipisahkan pada media yang sudah disiapkan dan diletakan secara berpasangan. Perawatan bibit gatang juga perlu diperhatikan sehingga gatang bisa tumbuh dengan baik.
Permintaan akan menu masakan Gatang kenari di restoran tertentu meningkat sehingga berimbas pada meningkatnya permintaan pada perdagangan Kepiting / Gatang kenari. Oleh karena itu, penangkapan Gatang ini berjalan dengan intensif yang akhirnya diikuti dengan menurunnya populasi Gatang ini. Populasi Gatang/Kepiting kenari di dunia dianggap telah menurun dengan drastis sehingga Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature = IUCN) telah menetapkan bahwa Gatang/Kepiting kenari adalah binatang langka dan perlu dilindungi walaupun termasuk dalam kategori “kurang data” .
- ^ wowor D, Heriyanto (2017). "Kajian Populasi Kepiting Kenari di Pulau Batudaka Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah dan Rekomendasi Manajemen Populasi" (PDF). Jurnal Biologi Indonesia 13(1): 149-156 (2017). Diakses tanggal 08 januari 2020. line feed character di
|title=
pada posisi 77 (bantuan); - ^ "Kepiting Kenari (Seri Metode Survei dan Pemantauan Populasi Satwa) Buku VIII". lipi.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-08.