Rian Harahap

Revisi sejak 14 Januari 2020 15.08 oleh Jokerzzzz (bicara | kontrib) (Referensi)

[1] Kurniawan Harahap, M.Pd, lahir di Pekanbaru, 5 Juli 1989. Profesi aat ini adalah seorang Praktisi Sastra, aktor teater dan penulis naskah.

Rian Kurniawan Harahap
LahirRian Kurniawan Harahap
05 Juli 1989 (umur 35)
Pekanbaru, Indonesia
PekerjaanPenulis cerita, aktor, penulis naskah
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUNRI
Periode2011–sekarang
Karya terkenalDilanggar Todak

Karier

Rian Kurniawan merupakan alumnus jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, di Universitas Muhammadiyah Sumut, dan melanjutkan pendidikan Pascasarjana jurusan Administrasi Pendidikan di Universitas Riau.

Aktif bersama Marhalim Zaini mendirikan Rumah Kreatif Suku Seni Riau. Tulisan-tulisan berupa sajak, cerpen dan artikel kerap menghiasi media cetak nasional dan lokal seperti Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Riau Pos, Metro Riau, Pekanbaru Pos, Koran Riau, Analisa, Mimbar Umum, Medan Bisnis dan Waspada. Beberapa cerpen dan masuk FF antologi “Gurau-gurau bawah tanah” (Labsas, Medan; 2011) ; “Kampoeng Horas” (Leutika, Jogjakarta; 2011) dan kompilasi cerpen pilihan Sagang (Riau Pos, Dari Seberang Perbatasan; 2012); Kumcer 100 Tahun Cerpenis Riau (Disbudpar: 2014); Kumcer ‘Negeri Asap’ (Sagang:2014); Kumcer (Sagang: 2015).

Rian Kurniawan juga merupakan aktor perwakilan Sumut dalam ajang (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) PEKSIMINAS 2010 di Pontianak, Kalbar. Menyutradarai beberapa pementasan "Tsunami (2010)" dan "Bujang Lapuk (2010) "Paranoia (2011)" di Palembang di FESTAMASIO V serta mendapat penyaji terbaik III se-Indonesia, SIGN THING dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara, IX di Pekanbaru (2011). Temu Teater Mahasiswa Nusantara X di Purwokerto, ‘Lingkaran’ (2012). Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya, Padang (2012); Finalis sayembara naskah drama terbaik Federasi Teater Indonesia (2012). Pentas naskah “Sengketa Cinta” (2013) di Siak, Dumai, Pekanbaru dan Padang dan naskah Jalang (2014). Monolog ‘Kasir Kita’ di UIN Suska Riau (2016), Anak Mayat (2017) dalam Kenduri Teater Tradisi Sumatera dan DILANGGAR TODAK (2018).

Reference