Kereta api Turangga
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Kereta api Turangga merupakan kereta api penumpang kelas eksekutif yang dioperasikan oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang melayani rute Surabaya Gubeng-Gambir via Tasikmalaya - Bandung dan sebaliknya.
Berkas:Papan Nama KA Turangga II Khas Daop 8.png | |
Informasi umum | |
---|---|
Jenis layanan | Kereta api jarak jauh |
Status | Beroperasi |
Daerah operasi | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Mulai beroperasi |
|
Penerus | Argo Wilis (GMR-SGU) 1998-sekarang |
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia |
Jumlah penumpang harian | 1.300 penumpang per hari (semenjak diperpanjang sampai jakarta)[butuh rujukan] |
Lintas pelayanan | |
Stasiun awal | Gambir |
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. |
Stasiun akhir | Surabaya Gubeng |
Jarak tempuh | 865 km |
Waktu tempuh rerata | sekitar 17 jam |
Frekuensi perjalanan | Sekali pergi pulang sehari |
Jenis rel | Rel berat |
Pelayanan penumpang | |
Kelas | Eksekutif |
Layanan disabilitas | Ada |
Pengaturan tempat duduk | 50 tempat duduk disusun 2-2 kursi dapat direbahkan dan diputar |
Fasilitas restorasi | Ada. Dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia. |
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas |
Fasilitas hiburan | Ada |
Fasilitas bagasi | Ada |
Fasilitas lain | Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, dan peredam suara |
Teknis sarana dan prasarana | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Kecepatan operasional | 60 s.d. 100 km/jam |
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI |
Nomor pada jadwal | 77-78 |
Asal usul nama
Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai keadaan. Diharapkan dengan nama ini, kualitas pelayanan di dalam kereta api ini semakin meningkat sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.
Sejarah
Pada awal pengoperasiannya, kereta api ini diluncurkan dengan kelas bisnis dan eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas eksekutif satwa, seiring dengan datangnya rangkaian baru dari PT. INKA buatan tahun 1999. Kelas bisnis untuk jalur ini pun hanya dilayani oleh kereta api Mutiara Selatan. Sedangkan rangkaian kereta bisnis Turangga dimutasi ke Malang untuk dipakai oleh kereta api Gajayana yang baru beroperasi.
Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian kereta ini diganti dengan rangkaian kereta retrofit (penyegaran ulang) yang berjendela seperti pesawat yang memiliki interior hijau. Meskipun kereta retrofit, kereta retrofit ini sebagian yang buatan tahun 60-an, tidak seperti rangkaian asli yang dibuat tahun 1999 di INKA. Namun akhirnya, KA ini tidak sepenuhnya lagi menggunakan kereta (seperti) pesawat, karena terkadang rangkaian kereta retrofit tersebut dibawa rangkaian KA Sancaka relasi Surabaya Gubeng-Yogyakarta. Rangkaian kereta Turangga juga sering bertukar dengan rangkaian milik kereta api Bangunkarta dan kereta api Sancaka sehingga tidak jarang menggunakan rangkaiannya yang lama buatan 1999, bekas Gajayana buatan 1966, maupun bekas Bima buatan 1995.
Sejak pertengahan 2018, kereta api Turangga menggunakan rangkaian terbaru eksekutif rangkaian baja nirkarat keluaran tahun 2018 dengan rangkaian kereta ketujuh dan kedelapan milik Dipo Induk Sidotopo (SDT).
Dengan dikeluarkannya grafik perjalanan kereta api terbaru oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan PT KAI mulai tanggal 1 Desember 2019, kereta api Turangga resmi diperpanjang ke Stasiun Gambir.
Pengoperasian kereta api
Kereta api Turangga pertama kali dioperasikan pada tanggal 1 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu sekitar 12,5 jam dan berhenti di Stasiun Surabaya Gubeng, Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kroya, Banjar, Tasikmalaya, Cipeundeuy, Bandung, Cimahi, Jatinegara, dan berakhir di Gambir.
Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan Jakarta-Surabaya dan sebaliknya pada sore hari. Untuk perjalanan pada siang hari pada rute tersebut dilayani oleh kereta api Argo Wilis.
Tarif
Tarif kereta api ini adalah antara Rp270.000,00-Rp500.000,00, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan mulai:
Tiga puluh hari sebelum keberangkatan (H-30)
Dua jam sebelum keberangkatan :
- Surabaya - Jombang maupun sebaliknya: Rp40.000,00
- Madiun - Jombang / Solo maupun sebaliknya: Rp70.000,00
- Madiun - Surabaya / Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp100.000,00
- Surabaya - Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp230.000,00
- Kroya - Tasikmalaya / Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp110.000,00
- Banjar - Bandung maupun sebaliknya: Rp90.000,00
- Tasikmalaya - Bandung maupun sebaliknya: Rp80.000,00
Jadwal
Berikut ini adalah jadwal perjalanan Kereta api Turangga per 1 Desember 2019 (seuai Gapeka 2019).
Stasiun | Datang | Berangkat |
---|---|---|
KA 77 Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir) | ||
Surabaya Gubeng | - | 16.30 |
Mojokerto | 17.06 | 17.09 |
Jombang | 17.30 | 17.33 |
Kertosono | 17.49 | 17.52 |
Nganjuk | 18.11 | 18.13 |
Madiun | 18.53 | 18.59 |
Solo Balapan | 20.14 | 20.19 |
Yogyakarta | 21.06 | 21.18 |
Kutoarjo | 22.11 | 22.15 |
Kebumen | 22.43 | 22.56 |
Karanganyar | 23.08 | 23.15 |
Kroya | 23.47 | 23.51 |
Banjar | 01.17 | 01.30 |
Tasikmalaya | 02.18 | 02.25 |
Cipeundeuy | 03.14 | 03.27 |
Bandung | 05.20 | 06.05 |
Cimahi | 06.16 | 06.18 |
Jatinegara | 09.01 | 09.03 |
Gambir | 09.19 | - |
KA 78 Turangga (Gambir-Bandung-Surabaya Gubeng) | ||
Gambir | - | 14.00 |
Cimahi | 16.59 | 17.01 |
Bandung | 17.12 | 18.05 |
Cipeundeuy | 19.56 | 20.06 |
Tasikmalaya | 20.55 | 21.00 |
Banjar | 21.47 | 22.03 |
Kroya | 23.37 | 23.53 |
Kutoarjo | 01.17 | 01.20 |
Yogyakarta | 02.11 | 02.22 |
Solo Balapan | 03.09 | 03.14 |
Madiun | 04.31 | 04.42 |
Nganjuk | 05.22 | 05.24 |
Kertosono | 05.44 | 05.47 |
Jombang | 06.03 | 06.06 |
Mojokerto | 06.28 | 06.31 |
Surabaya Gubeng | 07.07 | - |
Transportasi antarmoda pendukung
Menuju Banyuwangi
Kereta api Turangga bisa digunakan sebagai moda transportasi dari Bandung ke objek wisata yang ada di Banyuwangi maupun Pulau Bali dan sekitarnya. Setiba di Surabaya, penumpang dapat singgah di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng kemudian melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi dengan kereta api Mutiara Timur jadwal pagi dan tiba di Banyuwangi pada sore hari, dan sebaliknya.
Galeri
-
Kereta api Turangga di Stasiun Surabaya Gubeng tahun 2011
-
Kereta api Turangga saat di pegunungan Priangan
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia