Psikologi sastra
Psikologi sastra merupakan dua cabang ilmu yang berbeda tapi saling berkaitan. Sastra lebih cenderung kearah fiksi, sedangkan psikologi cenderung kearah yang berdasarkan fakta (Jatman, 1985). Karya sastra dianggap sebagai sebuah hasil kreatifitas dan ekspresi pengarang. Sedangkan psikologi digunakan pengarang memilih karakter tokoh untuk mendukung jalannya cerita.[1]Pendekatan psikologi sastra pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama yaitu pengarang, karya sastra, dan pembaca karena psikologi sastra lebih banyak berhubugan dengan karya sastra dan pengarang (Ratna, 2009: 61).
Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek kejiwaan dalam suatu karya sastra. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya masyarakat dapat memahami perubahan yang ada kaitannya dengan psike.[1]
Referensi
- ^ a b Harini, Ani S. (2013). "Psikologi Sastra" (PDF).