Christendom Gustavo Amoz lahir di Manado, 23 Juni 1987 (umur 32), lebih sering diketahui sebagai Guestav Amoz sebagai nama panggungnya, adalah seorang DJ (disc jokey) berkebangsaan Indonesia. Guestav Amoz adalah mantan Resident DJ di berbagai Venue dan sekarang sebagai Manager dari No Limit Entertainment (eo) .
Guestav Amoz | |
---|---|
Nama lahir | Christendom Gustavo Amoz |
Lahir | 23 Juni 1987 Manado |
Asal | Indonesia |
Genre | |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2011–sekarang |
Artis terkait | No Limit Ent |
Situs web | www |
Perjalanan Guestav hingga kini, mencatatnya telah tampil bersama Dj Indonesia dan luar negri seperti jounce, Dydy Narz, MC Sambuaga, Brando Belzen.
Guestav telah tampil di Banyak Club di indonesia, seperi Corner Club Manado, X2 Jakarta, Musro Jakarta, B1 Jakarta, Viaipi Bali, VVIP Boshe Bali, Engine Room Bali, dan masih banyak lagi.
Latar Belakang
Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis atau lebih sering dikenal dengan Erik Sondhy atau Mister Fingers lahir pada tanggal 10 April 1975, Denpasar, Bali, Indonesia. Anak dari Marthen Eugene Mangempis, pria asal Manado seorang guide yang fasih berbahasa Belanda dan Ni Luh Putu Sri Nulatri Sedani, penari profesional asal Bali, kemudian bertumbuh sebagai anak sulung dari 5 bersaudara.
Disaat anak-anak yang lain, memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter atau insinyur, Erik Sondhy sejak kecil, sudah tahu pasti, apa yang ia inginkan pada masa depannya kelak, yaitu menjadi seorang musisi yang terkenal. Cita-citanya ini terbentuk, karena semenjak kecil Erik sangat mengagumi sebuah band asal Inggris yaitu The Beatles. Kegemarannya pada band The Beatles mendorong Erik untuk mempelajari berbagai alat musik, dan alat pertama yang pertama ia tekuni adalah gitar, seiring berjalannya waktu, Erik pun mulai belajar bermain piano, yang ternyata menjadi gairahnya hingga kini.
Berkat keseriusannya dalam mempelajari piano secara otodidak, pada tahun 1987, Erik pun menerima penawaran untuk tampil pertama kali di gereja. Saat itu Erik baru saja menginjak usia 12 tahun dan ia tampil bermain organ dihadapan banyak orang, Erik sangat menikmatinya sehingga semakin memantapkan cita-citanya untuk kelak menjadi seorang musisi terkenal. Kecintaannya terhadap The Beatles, tidak pernah surut, kesehariannya selalu ia lewati sambil mendengarkan band favoritnya itu. “The Beatles songs are the soundtrack of my life” Erik sering berujar kepada teman-temannya.
Waktu itu, tahun 1992, setelah tamat SMP, Erik yang mengetahui bahwa sang nenek adalah seorang pecinta musik dan penyanyi choir di gereja, meminta izin kepada orang tuanya untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA di kota Bandung, tempat neneknya berada. Tidak bisa menghentikan keinginan sang anak, kedua orang tuan Erik pun merestui Erik yang masih berusia belia untuk pindah ke kota Bandung. Disini Erik semakin aktif dalam bermusik dengan band yang terbentuk saat bersekolah di SMA Santa Maria 2, Bandung. Sebuah kegiatan yang membuatnya ketagihan dan terus Erik tekuni dan membuatnya semakin bahagia, karena terus mendapat dukungan dari sang nenek untuk terus mendalami talenta musiknya. Sewaktu SMA, Erik dalam grup band menjadi vokalis, gitaris dan pemain keyboard. Pada saat itu, Erik berusaha untuk mengikuti jejak sang idolanya John Lennon, bersama grup band ini, mereka sering membawakan lagu-lagu karya The Beatles di berbagai acara sekolah.