Kemilau Cinta Kamila

seri televisi Indonesia tahun 2010

Kemilau Cinta Kamila atau biasa disingkat KCK adalah Sinetron yang ditayangkan oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang diproduksi oleh Indika Entertainment pada tahun 2010 sampai 2011 pertama tayang mulai Senin, 1 Maret 2010 dan episode terakhir tamat pada Selasa, 1 Maret 2011 dengan total 365 episode. Lagu tema soundtrack yang diambil berjudul Mohon Ampun Aku yang dinyanyikanvokal oleh D'Masiv. Sinetron ini dibintangi antara lain oleh Asmirandah, Jonas Rivanno, Mischa Chandrawinata, Tika Putri, Mieke Wijaya, Putri Anne, Cut Keke,Rico Tampatty, Nunu Datau, Adjie Pangestu, Debby Cynthia Dewi dan Raya Kohandi setiap hari pukul 18.00 WIB dan sekarang membintangi produk iklan televisi komersial adalah: Pionner (punya di Asmirandah dan Pharmaton Formula (punya di Asmirandah, Jonas Rivanno, Mischa Chandrawinata, Tika Putri dan Raya Kohandi).

Kemilau Cinta Kamila
PembuatSinemArt
Ditulis olehIna Rosamaya
Donna Rosamayna
SutradaraEffi Zen
(season 1)
H. Maman Firmansyah
(pertengahan season 1 - season 4)
Pengarah kreatifMaruli Ara
Gita Asmara
PemeranAsmirandah Zantman
Jonas Rivanno
Mischa Chandrawinata
Tika Putri
Mieke Wijaya
Raya Kohandi
Putri Anne
Pengisi suaraIngka Noverita
NaratorIngka Noverita
Penggubah lagu temaRachel Amanda
Lagu pembukaMohon Ampun Aku, D'Masiv
Lagu penutupMohon Ampun Aku, D'Masiv
Penata musikRachel Amanda
Negara asal Indonesia
 Malaysia
 Singapura
 Brunei
Bahasa asliIndonesia Bahasa Indonesia
Jmlh. musim4
Jmlh. episode365
Produksi
Produser eksekutifKristuadji Legopranowo
ProduserArifin Wiguna
Lokasi produksiJakarta
SinematografiJimmy Opa
Durasi60 menit
Rumah produksi
(SinemArt)
Rilis asli
Jaringan
(Indonesia RCTI)
(Singapura Astro Aruna)
(Malaysia Astro) (Brunei RTB4 International)
Format gambarSDTV 480i
RilisSenin, 1 Maret 2010 –
Selasa, 1 Maret 2011

Pemain

Plot

Musim 1

Kemilau Cinta Kamila
Berkas:Kemilau Cinta Kamila.jpg
Jmlh. episode166
Produksi
Durasi60 menit
Rilis asli
RilisSenin, 1 Maret 2010 –
Jumat, 23 Juli 2010

KAMILA (Asmirandah) adalah seorang gadis cantik, sederhana dan baik hati. Kamila hanya tinggal berdua dengan Ibunya, FARAH (Marini Zumarnis). Untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan hidup mereka, Kamila bekerja di sebuah café sebagai pelayan restoran. Farah sangat menyayangi Kamila dan berusaha menjadi ayah sekaligus ibu bagi Kamila. Farah sangat ketat untuk satu hal, yakni ia tidak mengizinkan Kamila berpacaran, kecuali bila Kamila lulus kuliah dengan gelar cumlaude.

Di tempat kerjanya Kamila bertemu dengan EDOARDO PUTRA (Mischa Chandrawinata), seorang pria yang ganteng dan kaya raya. Mereka berdua akhirnya berpacaran tanpa sepengetahuan Farah. Hingga akhirnya Kamila hamil. Edo bimbang, ia belum sanggup untuk bertanggung jawab. Ibunya Edo, MARTHA (Debby C Dewi) malah menjanjikan Kamila sejumlah uang untuk menggugurkan kandungan. Kamila benar-benar hancur melihat perlakuan keduanya.

Suatu hari, Kamila menemani sahabatnya, LIVIA (Tika Putri) pergi bersama FADIL (Jonas Rivanno), pacar Livia. Fadil kemudian melamar Livia. Dengan berbunga-bunga, Livia memasangkan cincin yang baru diterimanya ke jari Kamila, dengan harapan agar Kamila juga akan segera dilamar oleh Edo. Kamila sangat sedih mendengarnya. Belum sempat cincin itu dikembalikan, ketiganya mengalami kecelakaan.

Dalam keadaan kritis, Fadil menyampaikan ke keluarganya untuk merestui hubungannya dengan kekasih hatinya. Belum selesai Fadil berbicara, ibu Fadil, AMBAR (Nunu Datau) tertegun melihat Kamila, wanita yang pernah ia lihat bersama Fadil dan juga mengenakan cincin yang sama dengan Fadil. Semua pun mengira kalau Kamila lah kekasih Fadil, begitu pun dengan Farah.

Keluarga Fadil tidak menyetujui hubungan Fadil dengan Kamila. Fadil yang kemudian mengetahui bahwa Livia telah tiada, kemudian mengakui bahwa bayi dalam kandungan Kamila adalah anaknya. Hal itu semata-mata Fadil lakukan menyelamatkan hatinya sendiri yang terluka karena kehilangan kekasihnya, juga untuk menyelamatkan Kamila dan bayinya yang telah ditolak oleh Edo. Ternyata Edo tidak bisa begitu saja melupakan Kamila, ia sangat cemburu melihat kedekatan Kamila dan Fadil. Edo pun kembali mendekati Kamila.

Edo tidak diperbolehkan keluar oleh ibunya. Tetapi, jika ia pergi keluar rumah ia tidak diperbolehkan kembali ke dalam rumah. Lalu, Edo meminta agar dilakukan tes DNA antara Fadil dan Edo. Terbukti Edo yang sudah menghamili Kamila. Pernikahan pun dilaksanakan, tetapi gagal.

Fadil pun memboyong Kamila ke Jakarta untuk tinggal dengannya dan keluarganya. Hubungan mereka menghadapi berbagai kesulitan karena Ambar tidak menyetujui hubungan mereka dan Edo terus menerus mengejar Kamila. Merasa bahwa putrinya membutuhkannya, Farah pun pindah ke Jakarta. Di saat yang sama, sepupu Fadil, Indy, kembali dari Prancis setelah menyelesaikan kuliah fashion design. Tak dinyana, Farah bertemu kembali dengan Harris, pacarnya dahulu yang juga ayah kandung Kamila. Akhirnya diketahui bahwa hubungan Farah dan Harris dahulu tidak disetujui ibu Harris, Eyang Tini, yang merupakan bos Kamila di restoran tempat Kamila bekerja. Suatu kali, Farah mengalami kecelakaan. Pada awalnya ia merasa baik-baik saja, tetapi ternyata ia mengalami penyakit otak. Mengetahui ia tidak akan berumur panjang, ia meminta Kamila dan Fadil berfoto dalam pakaian pengantin. Sebelum ia meninggal, ia berniat memberitahu Kamila bahwa nama ayahnya adalah Harris, tetapi Farah mengembuskan napas terakhir sebelum menyampaikannya pada Kamila.

Belakangan, diketahui bahwa Fadil memiliki saudara kembar bernama Taufan yang telah pergi dari rumah selama lima tahun. Taufan menjalin cinta dengan Alena, anak angkat Harris yang merupakan seorang pengacara. Suatu kali, Alena secara kebetulan bertemu Ambar dan ia membuat Ambar terkesan atas kepintarannya sebagai pengacara. Ambar pun beranggapan bahwa Alena merupakan calon istri yang lebih tepat bagi Fadil dibandingkan Kamila dan berusaha mempertemukan Fadil dan Alena.

Melalui berbagai kejadian, Kamila pun akhirnya bertemu Taufan dan membujuk Taufan agar pulang. Ambar pun akhirnya mengetahui bahwa Alena adalah pacar Taufan. Akan tetapi, Taufan tidak datang di malam di mana ia berniat pulang. Ternyata, Taufan mengalami kecelakaan mobil dan setelah ia menyelamatkan diri, ia ditabrak Laras, perempuan pilihan Tini untuk Harris dan juga sahabat Farah. Laras pun merawat Taufan dan mendatangkan ahli medis terbaik untuk Taufan. Semua orang mengira Taufan telah meninggal, sebab di mobil yang mengalami kecelakaan (dan terbakar) hanya ada satu jenazah yang sudah hangus dan gelang emas pemberian Alena tergeletak di mobil itu dan berhasil selamat. Alena dan Ambar sama-sama depresi atas "kematian" Taufan.

Akhirnya, terungkaplah kebenaran bahwa Taufan masih hidup. Ambar dan Alena awalnya marah pada Laras karena menyembunyikan Taufan, tetapi akhirnya mereka saling memaafkan. Ambar bahkan merestui hubungan Fadil dan Kamila dan menyuruh Kamila tinggal bersama keluarga Fadil, keluarga Renaldi. Kamila menolak dan ia memilih tinggal bersama Laras yang akhirnya ia kenal dan ia anggap ibu sendiri. Edo terobsesi dengan Kamila meskipun Martha memaksa Edo menikah dengan Indy. Indy terus memprovokasi Ambar agar Ambar membenci Kamila.

Ternyata, kandungan Kamila bermasalah dan perkembangannya lambat. Fadil dan keluarganya memindahkan Kamila ke vila di puncak agar terhindar dari stres yang bisa membahayakannya dan janinnya. Taufan pun pindah ke sana agar bisa cepat pulih dari sakitnya pasca kecelakaan. Tini tidak menyetujui hubungan Taufan dan Alena dan meminta Alena berhenti berhubungan dengan Taufan. Taufan yang merasa ia sudah tidak pantas bagi Alena pun mengatakan ia tidak mencintai Alena lagi dan telah mencintai wanita lain yaitu Kamila. Alena pun mencoba bunuh diri dengan meminum obat penenang. Untungnya ia terselamatkan. Alena memberitahu Harris bahwa Taufan telah mencintai perempuan lain, Kamila. Harris yang awalnya menganggap Kamila sebagai putrinya sendiri pun marah dan pergi ke vila di puncak. Ia melihat Kamila sedang bersama Taufan dan ia salah sangka. Ia memarahi mereka berdua. Kamila pun ke Jakarta untuk menjelaskan yang sebenarnya bersama Taufan, tetapi mereka diusir dari rumah sakit oleh Harris dan Eyang Tini. Eyang Tini (yang sudah tahu bahwa Kamila adalah putri Harris namun merahasiakannya dari Harris) mengatakan bahwa ia tidak akan memberitahu Harris kenyataannya. Kamila kecewa dan sesampainya di vila, ia dan Taufan disambut keluarga Renaldi. Kamila pingsan dan setelah sadar, Fadil menjelaskan bahwa Ambar meminta mereka bertunangan. Fadil dan Tama, ayah Fadil (yang sudah tahu bahwa ayah dari bayi Kamila adalah Edo), beranggapan bahwa mereka tidak perlu melangsungkan pertunangan. Kamila mengatakan bahwa ia baru mau bertunangan setelah Ambar tahu bahwa ayah dari bayi Kamila adalah Edo.

Edo membuntuti Fadil yang sedang mengunjungi Kamila. Edo yang awalnya tidak tahu bahwa Kamila tinggal di puncak pun akhirnya tahu. Ia menculik Kamila dan membuat Taufan yang mencoba menghalanginya jatuh dari kursi roda (Taufan mengalami kecacatan setelah kecelakaan yang membuat ia merasa tidak pantas bagi Alena). Taufan pun segera menelepon Fadil dan keluarga Renaldi di Jakarta. Fadil dan Tama segera menuju vila di puncak, tetapi Fadil keluar dari mobil dan mencari Kamila dengan naik ojek.

Di dalam mobil Edo, Kamila menangis dan memaksa Edo untuk membawanya kembali ke vila. Edo mengatakan bahwa ia sedang mengamankan Kamila sebab keluarga Fadil dan Fadil itu jahat. Di tengah jalan, Kamila mengalami pendarahan dan Edo pun membawanya ke rumah sakit terdekat. Kamila dibawa ke IGD dan Edo memaksa untuk menemani Kamila. Kamila mengusir Edo dan meminta dokter menelepon Fadil. Fadil tiba di rumah sakit dan memaki Edo. Fadil lalu menemani Kamila selama persalinan darurat. Kamila melahirkan bayi laki-laki. Saat Fadil mengazankan bayi Kamila di ruangan bayi, Edo mengintip dan meminta maaf dalam hati pada bayi itu sebab ia telah menyebabkan si bayi lahir. Ia pun mengaku bahwa ia tidak pantas menjadi ayah si bayi.

Setelah melahirkan, Kamila sempat mengalami koma, di mana ia secara tidak sadar bertunangan dengan Fadil. Di saat ia koma, Edo ditangkap polisi berkat laporan dari Ambar. Edo menerima nasibnya sebab ia sadar ia salah, tetapi Martha tidak terima. Setelah Kamila sadar dari koma, ia memberitahu Ambar bahwa bayinya bukan anak Fadil. Ambar sebelumnya telah merobek surat tes DNA yang menyatakan bahwa bayi Kamila adalah anak Edo, dan Ambar mengatakan bahwa ia tidak peduli. Fadil pun menyatakan cintanya pada Kamila dan mereka pun bertunangan. Fadil sudah menganggap bayi Kamila seperti bayinya sendiri, dan mereka menamakan bayi itu "Kafa Arjuna Putra Renaldi".

Indy mengancam akan bunuh diri bila Ambar tidak mencabut tuntutannya pada Edo, sehingga Ambar terpaksa membebaskan Edo. Edo berkunjung ke rumah sakit dan bertemu dengan bayi Kamila. Awalnya ia berharap bayi itu bernama "Eka" yang berarti Edo dan Kamila, seperti di mimpinya. Ia agak kecewa mengetahui bayi itu bernama Kafa. Edo merasa memiliki ikatan batin dengan bayi itu dan rajin berkunjung untuk melihat Kafa. Kamila dan keluarga Renaldi khawatir, sehingga Ambar pun membawa pulang Kafa dengan inkubator dan seorang suster untuk menjaga Kafa. Edo tidak terima dan ia memaksa bertemu Kafa. Ia pun meminta melakukan tes DNA ulang.

Kamila menolak dan mengatakan bahwa Edo tidak akan pernah menjadi ayah dari Kafa dan Kafa bukanlah Eka. Ia pun mengatakan bahwa Edo sudah terlambat untuk mengakui Kafa sebagai anaknya dan Fadil-lah yang akan menjadi ayah dari Kafa. Edo sakit hati namun ia tetap bersikeras ingin melakukan tes DNA ulang. Kamila menolak dan mengatakan bahwa Edo tidak akan pernah menjadi ayah dari Kafa dan Kafa bukanlah Eka. Ia pun mengatakan bahwa Edo sudah terlambat untuk mengakui Kafa sebagai anaknya dan Fadil-lah yang akan menjadi ayah dari Kafa. Edo sakit hati namun ia tetap bersikeras ingin melakukan tes DNA ulang.

Menjelang hari pernikahan Kamila dan Fadil semuanya terbongkar akan jati diri Kaffa sebenarnya adalah anak Edo. Ambar sempat marah dan meminta Fadil untuk tidak menikahi Kamila. Dalam keadaan genting Haris ayah Kamila sakit terkena gagal ginjal dan menyebabkan itu harus menerima donor ginjal namun dari semua yang telah tes ginjal untuk Haris hanya Edo lah ginjalnya yang pas yaitu 65%. Dan Edo menawarkan ginjalnya pada Haris dengan imbalan Kamila dan Kaffa, tetapi semua itu tidak terjadi karna Taufan yang telah mendonorkankan ginjalnya untuk Haris. Taufan melakukan ini semua demi Fadil Dan Kamila agar bisa bersatu serta Alena orang yang sangat ia cinta, tetapi tak seorang pun yang tau akan hal ini hanya Haris, Laras dan Dr. Effendi (ayah Tiri Kamila)

Dengan berbagai macam cobaan dan rintangan akhirnya Kamila dan fadil pun menikah namun sebelum mereka menikah Fadil dan Kamila mengalami kecelakaan mobil saat kabur dari rumah Eyangnya yang menyebabkan Fadil menderita Infertille yang menyebabkannya sulit untuk memiliki anak. Setelah menikah Fadil dan kamila tinggal di rumah Haris, hampir setiap hari Tini menyindir Fadil sebagai pria mandul namun karna cinta Kamila fadil pun bisa tegar menghadapinya.

Beberapa bulan setelah menikah Kamila tak kunjung hamil, berbagai macam pengobatan dilakukan mulai dari pengobata medis dan alternative pun dilakukan dan bukan hanya Fadil Kamila pun di paksa Ambar untuk berobat. Berbagai macam obat kehamilan telah Kamila minum dan setiap harinya Ambar menyuruh kamila untuk tes kehamilan tanpa sepengetahuan Fadil. Namun suatu hari fadil menemukan alat test kehamilan kamila dan fadil pun sedih dan marah-marah pada Ambar karna ia tahu kalau hal itu pasti permintaan Ambar Mamanya. Beberapa minggu kemudian Ambar menyuruh Fadil dan Kamila untuk mengikuti program bayi tabung, akhirnya Fadil dan Kamila mengikuti itu namun untuk proses bayi tabung itu kamila harus menghentikan memberikan ASInya pada Kaffa anaknya namun Fadil meminta Kamila untuk tetap memberikan ASInya pada Kaffa walau Ambar melarangnya.

Hanya beberapa hari embrio yang telah dipindahkan ke dalam kandungan kamila bertahan, akhirnya Kamila keguguran karna embrio yang di hasilkan tidak bagus. Ambar marah besar pada Kamila dan Fadil dia merasa Kamila dan Fadil telah mengecewakannya. Fadil pun merasa bersalah pada Ambar dan dirinya sendiri, Fadil stres dia tidak mau makan dan hanya duduk di teras rumah menangis. Kamila sebagi istri sedih melihat keadaan suaminya yang begitu, Kamila pun keluar untuk mengajak Fadil masuk namun Fadil tidak mau. Tak lama kemudian taufan menasihatinya dan mengatakan kalo bukan hanya dirinya yang sedih tetapi Kamila dan semuanya juga sedih namun masih ada Kamila dan Kaffa yang membutuhkannya. Fadil pun mau di ajak Kamila masuk rumah, Fadil sholat dan berdoa semoga Ambar bisa memaafkan mereka.

Beberapa bulan kemudian, saat Fadil bangun tidur ia meminta Kamila untuk di buatkan sup buah dan bilang kalo kepalanya pusing dan badannya sedikit mual. Kamila pun membuatkan sup buah untuk Fadil, saat Kamila membuatkan sup buah untuk Fadil nenek Suci datang dan bilang kalo Fadil itu ngidam namun Kamila belum percaya dan akhirnya nenek Suci menyuruh Kamila test ternyata hasilnya positif Kamila hamil. Dan kamila pun memberitahu Fadil dengan sengang Kamila dan Fadil memberitahu keluarga Reinaldy namun betapa sedihnya Kamila dan Fadil mengetahui hasilnya tidak seperti yang mereka lihat sebelumnya. Ambar pun marah, namu nenek Suci menyuruh Kamila dan Fadil untuk priksa ke dokter akan kebenarannya ke dokter dan ternya Kamila benar hamil namun kondisi kandungannya lemah karna kondisi Fadil belum sehat betul.

Musim 2 Berkah Ramadhan

Kemilau Cinta Kamila
Berkas:Kemilau Cinta Kamila 2.JPG
Jmlh. episode111
Produksi
Durasi60 menit
Rilis asli
RilisSelasa, 3 Agustus 2010 –
Sabtu, 16 Oktober 2010

Kamila senang sekali akhirnya bisa mengandung anaknya Fadil. Karena sebelumnya Fadil dinyatakan infertile, Kamila pun diam-diam memeriksakan kondisinya ke rumah sakit bersama Nek Suci secara diam-diam.

Di rumah sakit, dokter mengatakan kalau Kamila benar-benar hamil, tetapi embrio di dalam rahimnya sangat lemah dan berpotensi mengalami keguguran dalam trimester pertama. Di satu sisi Kamila sangat senang akan berita kehamilannya, tetapi di sisi lain ia juga tidak berani mengatakan kondisinya pada Fadil dan keluarganya, karena takut mereka kecewa. Fadil mendapatkan tugas untuk seminar di Puncak untuk beberapa hari, karena Kamila sedang hamil dan takut kenapa-napa akhirnya Fadil memutuskan untuk pergi seminar sendiri tanpa Kamila dan Kaffa. Tiba-tiba, saat Kamila ingin menidurkan Kaffa badan Kaffa panas tinggi dan Kamila bingung dia takut kenapa-napa dengan Kaffa. Saat Fadil sedang mengerjakan tugas seminarnya tiba-tiba Fadil teringat pada Kaffa dan Kamila, Fadil pun langsung menelpon kamila, betapa terkejut Fadil saat Kamila bilang kalo badan Kaffa panas lagi. Tanpa pikir panjang Fadil langsung memutuskan untuk kembali ke Jakarta malam itu juga walau hari sudah sangat larut, saat di tengah jalan mobil Fadil tiba-tiba mogok dan dia keluar untuk mencari tumpangan namun karna hari sudah malam dan di jalan pun sepi akhirnya Fadil jalan kaki. Saat Fadil sedang jalan ada pengendara motor yang melintas, Fadil pun meminjam motornya tiba-tiba motor yang di kendarainya oleng dan menabrak pembatas jembatan Fadil pun tercebur dalam sungai.

Di keluarga Reinaldy, ada telepon ternyata dari kantor polisi yang mengabarkan kalau Fadil mengalami kecelakaan saat ia ingin pulang. Malam itu juga Tama, Taufan dan Kamila langsung pergi untuk melihat, tetapi saat tiba di sana betapa sedihnya Kamila saat tahu kalau Fadil tercebur dalam sungai dan tidak ditemukan oleh tim SAR. Kamila tidak bisa mempercayainya, akhirnya Kamila ikut mencari Fadil di sungai malam itu juga Tama tidak bisa melarangnya akhirnya Taufan ikut mencebur untuk membantu Kamila karna hari sudah larut akhirnya pencarian di hentikan dan Kamila pingsan. Beberapa hari di lakukan pencarian Fadil tidak ditemukan dan tim SAR mengatakan kalau Fadil telah meninggal namun Kamila dan Ambar tidak mempercayainya apalagi mayat Fadil tidak ditemukan, tetapi Kamila pun tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya.

Pagi hari Kamila sedang di kamar mandi dan Kaffa menangis, Ambar memanggil-manggil Kamila karan terburu-buru Kamila terjatuh. Saat Kamila keluar dari kamar mandi Ambar melihat Kamila mengeluarkan darah, akhirnya Taufan membawa Kamila ke rumah sakit. Taufan terkejut saat mengetahui kalau Kamila hamil namun karna Kamila meminta Taufan untuk tidak memberi tahu keluarga Reinaldy. Taufan meminta Kamila untuk tetap tenang menjaga kehamilannya, karena itu adalah satu-satunya peninggalan Fadil. Dan Taufan menawarkan diri tuk mencari Fadil.

Sementara itu di suatu tempat, ternyata Fadil selamat namun dalam kondisi luka dan lemah. Saat Fadil jalan mencari bantuan ia bertemu seorang supir truk dan Fadil di bawa ke rumah orang tersebut untuk di obati. Dalam igaunya, Fadil menyebutkan nama "mila". Karna tidak ditemukan identitas satu pun dari Fadil orang tersebut bersama istrinya hanya bisa diam dan menunggu sampai Fadil sadar. Setelah sadar Fadil memberikan nomor telepon rumahnya dan orang tersebut mencoba menghubungi ke rumah Fadil namun namun karna gangguan komunikasi orang tersebut tidak sempat memberitahu alamat rumahnya pada Kamila.

Saat fadil belum di ketahui kebaradaanya Kaffa di ponis menderita Leukimia, Edo yang masih sangat mencintai Kamila cemburu terhadap kedekatan Kamila dengan Taufan setelah hilangnya Fadil. Edo membujuk Kamila untuk menikahinya. Kamila tentu saja menolak. Niat Edo tuk menikahi Kamila semakin menggebu setelah mengetahui kalau Kaffa divonis Leukimia. Di mana salah satu jalan untuk mengobatinya adalah Kamila dan Edo memiliki anak lagi, dan mendonorkan darah anak itu pada Kaffa. Mendengar ucapan dokter itu Kamila pun sangat shock. Namun Kamila bilang: aku gak bisa menikahi kamu, Edo! Aku gak bisa! Edo kesal dan bertanya apa alasannya: dan Kamila pun akhirnya mengakui di depan semua orang: AKU SEDANG HAMIL! AKU MENGANDUNG ANAK KAK FADIL! Seluruh anggota keluargapun sangat terkejut mendengarnya.

Ucapan Kamila tentu saja menimbulkan tanda tanya besar, karena bagaimana mungkin Kamila sedang mengandung sedangkan Fadil sudah meninggal. Dengan provokasi dari Indy dan Edo, seluruh anggota keluarga menyangka Kamila berselingkuh dengan pria lain padahal Fadil belum dinyatakan 40 hari meninggal. Ambar pun sangat berang dan mengusir Kamila dari rumah. Taufan yang mengetahui akan kehamilan Kamila tidak bisa menolong Kamila karna dirinya sedang mencari Fadil berdasarkan nomor telepon yang menelpon waktu itu. Saat taufan pulang dia kaget mengetahui kalau Kamila telah di usir oleh Ambar dan Indy, Tama juga marah pada Ambar kerna telah mengusir Kamila dari rumah. Taufan memberitahu pada Ambar, Tama dan semuanya Kalau Kamila emang benar sedang mengandung anak Fadil dan Fadil pun telah mengetahui hal itu namun karna kandungannya yang lemah maka Fadil dan Kamila belum mangatakan pada keluarga Reinaldy.

Kamila pergi ke rumahnya dan Fadil namun karna Kamila merasa kurang aman akhirnya Kamila memutuskan untuk pergi sementara waktu ke rumah Laras. Akhirnya Fadil sudah sadar dan dia meminta orang yang menolongnya untuk mengantarkannya pulang. Saat tiba di rumah Fadil pingsan lagi dan semua keluarga langsung membawa Fadil ke rumah sakit, Taufan masih berusaha mencari kebaradaan Kamila mulai dari rumah Kamila dan Fadil sampai rumah eyang Tini namun Taufan tidak menemukan Kamila. Alena pun tidak tahu keberadaan Kamila, tidak sengaja Taufan membuntuti Laras dan menurutnya pasti Kamila bersama Laras karna hanya Laras satu-satunya tempat Kamila bersembunyi.

Saat Fadil sadar dia mencari Kamila namun Ambar mengatakan kalau Kamila telah meninggalkannya, tetapi karna Taufan tahu kalau Fadil sangat membutuhkan Kamila Taufan membawa Kamila menjenguk Fadil secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ambar namun akhirnya ketahuan juga.

Fadil telah sembuh namun Fadil sedih saat tahu kalau Kaffa menderita Leukimia, Fadil dan Kamila tidak bisa membantu Kaffa begitu juga dengan keluarga hanya Edo yang dapat menolong Kaffa. Akhirnya Edo mau menolong Kafa setelah Kamila dan Fadil memohon padanya, tetapi dengan imbalan Kaffa harus tinggal dengan Edo selamanya demi kesembuhan Kaffa Kamila dan Fadil merelakan Kaffa di asuh oleh Edo. Karna rasa kangennya pada Kaffa Kamila sampai sakit dan itu berpengaruh pada kandungannya, apalagi selama Kaffa bersama Edo, Kamila dan Fadil sulit untuk bisa bersama Kaffa.

Saat Edo membawa kaffa pergi jalan-jalan, mereka mengalami kecelakaan dan mengakibatkan Kaffa hilang dan Edo buta, sakitnya kamila bertambah saat tahu Kaffa hilang bahkan Kamila sampai depresi dan Kamila juga tidak peduli pada kandungannya. Dengan sabarnya Fadil mengurusi Kamila, sampai-sampai Kamila tidak sengaja mencakar wajah Fadil.

Akhirnya fadil dapat menemukan kaffa namun saat Fadil meminta Ana untuk mengantarkan akta kelahiran Kamila, Kamila memergoki Ana dan akhirnya Kamila yang mengantarkannya namun di tengah jalan Kamila mengalami pendarahan dan di bawa supir taksi untuk menemui fadil. Karna Fadil harus membawa Kamila kerumah sakit akhirnya niat Fadil untuk membawa Kafa kembali tidak terjadi. Martha dan Indy ingin mengembalikan bayi yang di adopsi untuk menggantikan Kaffa ke panti asuhan, di sana mereka melihat Kaffa akhirnya Kaffa di ambil oleh Martha.

Di rumah sakit Kamila mengalami pendarahan dan keguguran lagi, tetapi untung saja Kamila mengandung anak kembar jadi hanya satu embrio yang ke guguran walau sedih Kamila tetap bersyukur karna dia masih memiliki anak Fadil. Saat Fadil kembali ke panti asuhan untuk menjemput Kaffa, kaffa telah di bawa Edo dan Martha.

Untuk melupakan Kaffa Kamila menyibukkan diri dengan memperhatikan kandungannya dan mulai bekerja di perusahaan milik Haris, Edo dan indy membawa kabur Kaffa ke Villa Edo di puncak. Saat fadil, Kamila dan Taufan ingin mengambil Kaffa dari tangan indy, Edo jatuh dan menghilang.

Hari pertama Ramadan keluarga Reinaldi dapat berkumpul kembali, walau Indy sedikit sedih karna Edo hilang dan tidak ditemukan di hutan. Kamila mengalami masalah lagi soal kandungannya, di kandungan Kamila ada kista dan harus di angkat namun Kamila tidak ingin melakukannya karna dia tidak mau kehilangan anaknya dari Fadil.

Taufan difitnah Andara telah memperkosanya, dan akhirnya Taufan di penjara namun Alena berusaha untuk mengeluarkan Taufan dari penjara. Saat Taufan di penjara, Taufan sempat sakit dan Alena mengetahui ternyata ginjal Taufan hanya satu dan Taufan lah yang telah mendonorkan ginjalnya untuk Haris tetapi Taufan meminta Alena untuk menyembunyikannya dari semua orang termasuk Fadil dan Kamila. Alena menderita kanker getah bening dan tak seorang pun mengetahuinya, saat Alena sedang cek up dia bertemu Fadil dan Kamila Yang sedang memeriksaan kandungan Kamila tidak sengaja obat Kamila dan Alena tertukar dan dari situ Fadil dan Kamila mengetahui akan penyakit Alena. Mereka memberitahu Taufan akan hal ini namun Alena tidak ingin Taufan mengasihaninya tetapi Taufan tetap selalu ada untuk Alena.

Saat di taman Alena menulis 5 hal yang ingin dia lakukan sebelum ia meninggal dan salah satunya menikah dengan Taufan dan bertemu dengn orang tua kandungnya. Saat Alena ingin cek up alena bertemu dengan Edo yang sedang konsultasi soal tanda lahirnya yang dia buang. Alena pingsan namun Alena sempat merekam pembicaraan Edo tetapi Edo menghapusnya, belum sempat mengatakan kebenarannya pada Kamila Alena drop lagi.

Taufan sedih mengetahui kalau Alena drop dan sebelum Taufan mewujudkan impian Alena yaitu menikahi Alena namun belum sempat Taufan menikahi Alena, Alena meninggal. Taufan sedih bahkan dia merasa tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Edo menyamar menjadi orang lain yaitu Andreas semua orang mempercayai kalau itu bukan Edo melainkan Andreas namun Kamila tidak percaya karna kebiasaan hanya kamila yang mengetahuinya. Karna hal itu Fadil sedikit cemburu pada Andreas namun Taufan menasihati Fadil dan mau membantu Fadil untuk mencari tahu kebenarannya. Karna Edo suka meneror Kamila akhirnya Fadil memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal di rumahnya sendiri,Ambar melarangnya dan mengancam Fadil. Namun Fadil dan Kamila tetap pergi dan Fadil pun mengembalikan klinik yang selama ini menjadi mata pencariannya. Fadil bekerja sebagai dokter jaga di rumah sakit Laras dan Kamila tetap bekerja di perusahaan Haris. Fadil di pukul oleh orang bayaran Edo, saat Kamila ingin menjemput Fadil untuk pulang Kamila mengalami pendarahan lagi dan akhirnya Kamila harus merelakan anaknya.

Kebohongan Edo akhirnya terbongkar, dan Edo di usir oleh Martha. Fadil menderita gagal ginjal dan Taufan tidak bisa menolongnya karna ginjalnya telah di berikan pada Haris saat Ambar mengetahui akan hal ini dia marah. Kamila ingin mendonorkan ginjalnya pada Fadil kecocokannya hanya 45%, akhirnya Edo mendonorkan ginjalnya pada Fadil sebagi tanda maafnya telah merusak rumah tangga Fadil, awalnya Fadil tidak mau namun karna kondisinya yang semakin buruk akhirnya terjadi juga.

Beberapa bulan kemudian Fadil mendapatkan tugas praktik ke luar kota dari kampusnya, saat Fadil ingin pergi Kamila harus mengurus perusahaan Haris yang sedang berbulan madu. Namun Tini menyuruh Kamila untuk ikut menemani Fadil. Beberapa hari kemudian Edo menyusul Fadil dan Kamila, karna tahu Edo menyusul Kamila Indy juga ikut menyusul. Kehadiran Indy dan Edo merusak semuanya mereka membuat Fadil dan Kamila di benci oleh warga kampong. Malam hari, Kaffa demam tinggi, sampai pagi. Taufan dan Ambar datng menjemput Edo dan Indy, saat ingin pamit demam Kaffa kambuh lagi karna Kaffa tidak biasa dengan udara dingin. Akhirnya Kamila dan Kaffa ikut pulang Taufan ke Jakarta, setelah Kamila pulang Fadil mengalami masalah yaitu Pak Lurah meninggal terkena serangan jantung dan meninggal. Fadil di usir dari kampong atas kematian Pak Lurah, Fadil depresi dan ingin keluar dari kampusnya. Taufan dan Kamila mencari Fadil ternyata Fadil di klinik, ternyata Pak Lurah itu saudara Laras dan Ibunya Laras ingin memenjarakan Fadil.

Setelah semua masalah selesai akhirnya Ambar dan Tama mengajak semua keluarga Reinaldy liburan ke Villa mereka di puncak, saat liburan Edo datang dan bertengkar dengan Taufan dan Edo mendorong kereta bayi Kaffa sampai ke jalan raya untung saja Kamila cepat hingga Kaffa tidak kenapa-napa namun Kamila mengalami kelumpuhan sementara pada ke dua tangannya. Berbagai pengobatan Kamila jalani, Edo menawarkan Kamila untuk pengobatan alternatife.

Di tempat pengobatan alternative, pemilik pemandian air panas tempat Kamila berobat ternyata milik Andara yang waktu itu memfitnah Taufan. Andara mengira Fadil adalah Taufan dan Andara sering memberikan bingkisan pada Fadil yang menyebabkan Kamila cemburu dan marah besar. Sampai-sampai Fadil harus meminta alamat Andara pada pegawainya, karna tidak di kasih Fadil dan Taufan menemui Edo untuk meminta nomor hp Andara. Akhirnya terungkap semua dan Kamila bisa memaafkan Fadil, di tengah kelumpuhannya Kamila hamil anak Fadil.

Musim 3 Makin Cinta

Kemilau Cinta Kamila
Berkas:Kemilau-cinta-kamila-3.jpg
Jmlh. episode75
Produksi
Durasi60 menit
Rilis asli
RilisMinggu, 17 Oktober 2010 –
Minggu, 19 Desember 2010

Saat berusaha menolong Kaffa yang hampir saja tertabrak mobil. Kamila jatuh sehingga mengalami benturan pada tulang belakangnya. Benturan itu menyebabkan Kamila mengalami kelumpuhan, yakni tidak bisa menggunakan kedua tangannya. Hal itu tentu saja menjadi pukulan yang sangat berat bagi Kamila. Karena dia tidak bisa mengurus anak dan suaminya.

Dalam kelumpuhannya itu, Kamila dibawa pergi ke sebuah tempat terapi air mineral panas. Disana Kamila berkenalan dengan Andara. Kamila merasa cemburu pada Andara yang dilihatnya begitu akrab dengan Fadil. Dibalik semua masalah yang menimpa, ternyata Allah tetap memberikan berkahNya untuk Kamila. Kamila pun kembali hamil, setelah berulang kali mengalami keguguran. Kehamilan yang benar-benar sehat. Hal ini menjadi amanah yang mengharukan buat Kamila dan Fadil. Demi bayi yang ada di dalam kandungannya, Kamila pun semakin termotivasi untuk sembuh. Ia bertekad menjalankan semua terapi yang terbaik.

Tapi Ironisnya, semua terapi justru tidak bisa dilakukan karena Kamila sedang hamil. Terapi dengan berendam air mineral panas terpaksa dihentikan, karena suhu air bisa menghambat pertumbuhan janin. Obat-obatan juga tidak bisa dikonsumsi. Berobat ke luar negeri pun tidak bisa, karena wanita yang sedang hamil muda tidak diperbolehkan naik pesawat. Sehingga kehamilan Kamila ini bisa dibilang kehamilan Kamila ini menjadi penghambat untuk kesembuhan tangan Kamila.

Sementara itu, Indy yang baru saja mengalami pendarahan untuk ke-2 kalinya, diharuskan bedrest sampai hari kelahirannya. Selama bedrest itu, Indy tinggal di rumah Edo. Itu dilakukan untuk membangkitkan tanggung jawab Edo pada Indy. Namun Edo tidak bisa focus merawat Indy, karena pikiran Edo masih sepenuhnya untuk Kaffa dan Kamila. Sehingga Edo, seringkali berbohong pada Indy. Edo mengatakan pergi ke kantor padahal dia datang menemui Kaffa dan bermain bersama Kaffa. Namun suatu hari, rahasia Edo itu terbongkar. Indy yang sangat marah segera mendatangi Edo ke rumah Fadil dan Kamila. Indy melabrak Edo dan juga menyalahkan Kamila habis-habisan. Di mata Indy, Kamila-lah yang merayu Edo sehingga Edo selalu kembali pada Kamila. Indy pun menjambaki Kamila. Edo dan Fadil berusaha melerai Indy. Mereka berusaha melepaskan tangan Indy dari Kamila. Sentakan yang dilakukan oleh Edo terlampau kuat. Hal itu menyebabkan Indy terjatuh. Bokongnya membentur lantai dengan keras. Indy pun mengalami pendarahan lagi. Bahkan kali ini air ketubannya pecah. Semua panik mereka pun membawa Indy ke rumah sakit.

Karena ketubannya sudah pecah, mau tidak mau Indy harus melahirkan bayinya. Saat persalinannya, Indy sama sekali tidak mau didampingi oleh Edo. Sehingga Ambar lah yang menemaninya. Sepanjang persalinan, Indy terus menjerit, menyalahkan Kamila yang sudah merebut semua kebahagiaannya. Indy sangat membenci Kamila.Sementara di luar ruangan bersalin, Kamila begitu diliputi rasa bersalah. Taufan dengan sangat emosional menyalahkan Kamila dan Fadil yang seakan-akan sengaja menggali lubang permasalahan dalam rumah tangga mereka sendiri. Hal ini pun membuat taufan semakin sinis pada Andara. Karena menurut Taufan, Andara bersekongkol dengan Edo, untuk memisahkan Fadil dan Kamila.

Bayi Indy telah lahir dan diberi nama Cantik. Edo pun didaulatkan untuk mengumandangkan Adzan di telinga si bayi. Keesokan harinya, saat Indy sudah bisa dikunjungi, Edo, Kamila dan Fadil masuk ke ruangan Indy. Namun Indy mengusir mereka semua. Indy mengatakan kalau dia sudah tidak mencintai Edo lagi. Indy juga mengatakan kalau dia tidak mau peduli pada bayinya. Kamila berusaha memberikan pengertian pada Indy, kalau bayinya sama sekali tidak berdosa, tetapi Indy tetap tidak peduli. Indy bersumpah kalau dirinya tidak akan memberikan perhatiannya pada bayi itu. Indy pun berkata kalau dia tidak akan pernah memberikan setetes ASI pun untuk bayinya. Sumpah Indy, seakan bisa dirasakan oleh Cantik. Di saat yang sama, Cantik menangis sekencang-kencangnya.

Sikap Indy terhadap anaknya, membuat Kamila sedih dan merasa bersalah. Kamila merasa, karena dirinya, Indy jadi membenci anaknya. Apalagi semenjak itu, kondisi Cantik terus menurun. Menurut dokter, bayi itu sangat peka. Dan Cantik bisa merasakan kalau Indy, mamanya, tidak memiliki cinta untuk dirinya. Kamila merasa sedih. Dari balik kaca incubator Kamila menangis. Ia berjanji pada Cantik kalau dirinya akan memberikan kasih sayang ibu untuk Indy. Indy pergi dari rumah dan hampir tertabrak oleh mobil Andara.

Taufan bilang pada semuanya kalau sekarang Andara dan Indy menuju ke puncak. Kamila berkeras ingin ikut mencari Indy dan ingin meminta maaf pada Indy, kalau perlu dengan cara berlutut. Tetapi Fadil dan keluarga melarang, akhirnya Taufan dan Fadil berdua yang pergi ke puncak untuk mencari Indy. Andara dan Indy tiba di puncak. Andara bertanya ini villa siapa? Indy kesal karena Andara bertanya terus. Indy bilang ini adalah villa keluarga dan Indy pun akan turun dari mobil, tetapi Andara minta izin numpang mau ikut ke kamar mandi.

Andara memberi tahu Taufan dan Fadil, kalau Indy ada di puncak, di Villa milik keluarga. Edo putus asa dan merasa Indy pergi dan tidak peduli dengan bayinya adalah karena kesalahan dirinya. Ibunya menenangkan Edo. Perawat memberitahu Edo kalau bayinya terus-terusan menangis dan tidak bisa didiamkan. Edo dan ibunya merasa sedih melihat keadaan Cantik yang ditinggalkan Indy. Perawat itu menanyakan keberadaan ibu bayinya. Perawat itu pun bilang kalau bayinya itu hanya bisa tenang jika ditenangkan oleh perempuan yang berambut panjang dan tangannya lumpuh. Edo meminta Kamila untuk menenangkan Cantik karena Cantik akan merasa mendapatkan kasih sayang seorang ibu bila bersama Kamila. Taufan dan Fadil tiba di puncak dan menemui Andara. Andara memberi tahu kalau Indy ada di dalam Villa. Taufan dan Fadil segera masuk ke Villa untuk mencari Indy.

Akhirnya Kamila datang ke Rumah Sakit. Edo sangat senang. Kamila datang ke ruangan Cantik dirawat dan melihat Cantik yang menangis. Kamila meminta perawat agar membantu menggerakan tangannya agar bisa membelai kepala Cantik, seketika Cantik pun merasa tenang dan tidur. Edo, Laras dan semua yang melihat merasa terharu. Kamila pun minta perawat itu menggerakan tangannya kembali karena Cantik sudah tidur. Taufan mencari Indy. Taufan menemukan Indy yang ada di kamar. Indy pun lari. Indy berpapasan dengan Fadil ketika akan menuruni tangga. Indy bilang dia tidak mau pulang. Taufan dan Fadil bilang Indy harus pulang, karena Ambar sudah menyiapkan penghulu untuk pernikahan Indy dan Edo. Indy bilang itu adalah alasan Indy untuk tidak pulang, karena Indy membenci Edo dan tidak mau menikah dengannya.

Taufan dan Fadil bilang, Indy harus menikah dengan Edo, karena Cantik. Indy bilang dia dulu berharap Edo dapat mencintai dirinya, tetapi Edo malah tetap mencintai Kamila dan Kaffa. Indy pun bilang dia tidak mau menikah karena belas kasihan tetapi ingin menikah karena cinta. Indy pun bilang dia tidak mau merawat Cantik, karena itu hanya akan membuatnya sakit hati dan mengingat Edo. Indy mengusir Taufan dan Fadil dan mengancam akan loncat dan bunuh diri kalau mereka tidak juga pergi. Taufan dan Fadil masih tetap membujuk Indy.

Taufan hampir terjatuh karena ingin mencegah Indy yang akan loncat bunuh diri. Fadil berusaha membantu Taufan. Taufan minta Fadil melepaskan pegangannya dan membiarkannya jatuh. Tetapi Fadil sekuat tenaga membantu Taufan dan Fadil tidak cukup kuat untuk menahan Taufan. Akhirnya Taufan dan Fadil jatuh bersama. Di Rumah Sakit pun Kamila merasakan perasaan tidak enak. Kamila tak sengaja melihat ke atas dan kebetulan lampu yang di atas akan jatuh. Kamila pun dengan spontan mendorong inkubator Cantik dan akhirnya Cantik dan Kamila terhindar dari jatuhnya lampu itu.

Laras dan yang lainnya sangat senang, karena peristiwa itu ada hikmahnya, yaitu tangan Kamila sembuh dari lumpuhnya. Di rumah, Kaffa menangis sangat keras berbeda dari biasanya. Ambar mencoba menenangkan. Andara bertemu dengan Indy. Andara menanyakan keberadaan Taufan dan Fadil. Indy bilang mereka jatuh kecelakaan. Andara bilang Indy itu sangat tidak berperasaan karena saudaranya jatuh, Indy malah pergi, bukannya menolong mereka. Kamila sangat khawatir, semua menenangkan Kamila. Kamila menghubungi Fadil. Kamila khawatir karena HP Fadil tidak aktif, demikin juga dengan HP Taufan.

Kamila bilang pada semuanya kalau Taufan dan Fadil pergi mencari Indy ke puncak. Edo sangat kaget, karena di saat Cantik butuh Indy, Indy malah pergi ke puncak. Taufan bangun dari pingsannya dan kaget melihat Fadil yang juga tidak sadarkan diri. Taufan mencoba menyadarkan Fadil. Fadil akhirnya sadar dan bilang dia sudah tidak kuat. Taufan bilang Fadil harus sadar karena ada Kaffa dan Kamila yang menunggunya.

Fadil bilang kalau misalnya terjadi apa - apa dengan dirinya, Taufan harus menjaga Kaffa dan Kamila. Taufan menyemangati Fadil agar bertahan, apalagi Kamila sedang mengandung bayi Fadil. Fadil benar - benar tidak bisa bertahan dan akhirnya pingsan. Indy melepaskan pegangan dari Andara dan pergi. Kamila benar - benar merasa khawatir dan Kamila ingin menyusul Fadil dan Taufan ke Puncak. Edo pun mengantar Kamila karena ia akan mencari Indy.

Indy membayangkan dirinya ditampar oleh Ambar dan membayangkan Ambar mengusir dirinya dan tidak peduli lagi dengannya. Indy sangat takut, apalagi kalau Ambar sampai tahu kalau Fadil dan Taufan jatuh karena dirinya. Andara dan Taufan membawa Fadil ke Rumah Sakit. Kamila menanyakan apa tempatnya masih jauh, Edo bilang kira - kira satu jam-an lagi mereka akan sampai.

Ambar sangat kaget karena Laras pulang sendiri. Ambar bilang Kamila pergi ke puncak bersama Edo. Semuanya kaget, karena Kamila sedang hamil muda dan takut kepergiannya malah akan merepotkan Fadil. Laras bilang sekarang Kamila sudah sembuh dan tangannya sudah bisa digerakan seperti semula.. Semuanya sangat senang. Ambar tiba - tiba merasa dadanya sakit, semuanya kaget. Ambar bilang perasaannya sangat tidak enak dan khawatir. Ambar berdoa mudah - mudahan semuanya baik - baik saja. Laras curiga terjadi sesuatu, karena Kamila pun merasakan hal yang sama seperti Ambar ketika di Rumah Sakit.

Kamila dan Edo tiba di Villa, tetapi mereka tidak menemukan Fadil dan Taufan. Kamila syok, dia melihat noda darah dari lantai dua. Kamila menghubungi Ambar dan menanyakan apa ada kabar dari Fadil dan Taufan, karena Villa nya kosong. Ambar bilang tidak ada. Ambar dan Kamila benar - benar merasa khawatir. Taufan menangis dan sangat khawatir dengan keadaan Fadil. Andara mencoba menenangkan Taufan, kalau semuanya akan baik - baik saja.

Dokter memeriksa Fadil di ruangan IGD. Dokter memberitahu kalau Fadil selamat tetapi kondisinya masih kritis, karena terjadi benturan yang sangat keras sekali. Andara tidak bisa terima dengan niat Taufan yang ingin bertukar identitas dan menyamar sebagai Fadil. Andara bilang keluarganya perlu tahu keadaan yang sesungguhnya. Kamila menghubungi Andara dan menanyakan keadaan Fadil dan Taufan. Andara bilang sekarang mereka di Rumah Sakit dan menyuruh agar Kamila segera datang.

Kamila menyuruh agar Edo mengemudi dengan cepat, Edo menyuruh agar Kamila bersabar. Taufan marah pada Andara karena bilang Taufan dan Fadil kecelakaan. Andara bilang dia tidak mau berbohong, karena andara menyayangi Kamila dan keluarganya dan Andara tidak mau dimusuhi oleh semua orang atas kebohongannya. Taufan bilang dia yang akan tanggung jawab karena dia tidak ingin Kamila terguncang apalalgi Kamila sedang hamil muda. Kamila sampai ke Rumah Sakit dan melihat Andara. Kamila menanyakan bagaimana keadaan Fadil? Andara bingung dan sedih, tidak menjawab apa - apa. Tiba - tiba Taufan masuk dan memakai kacamata seperti Fadil.

Kamila menanyakan kedaan Taufan? Taufan yang menyamar sebagai Fadil menenangkan Kamila. Kamila merasa sedih karena merasa Taufan menjadi seperti itu adalah karena dirinya. Edo menyemangati Kamila karena Kamila adalah pahlawan dan telah menyelamatkan Cantik dari kecelakaan dengan tangannya. Andara memberi selamat pada Kamila, begitu juga Taufan. Taufan memeluk Kamila, karena tidak mau membuat Kamila curiga kalau dirinya bukan Fadil.

Tiba - tiba Taufan merasa sakit kepala yang hebat lalu pingsan. Kamila memanggil - manggil Taufan dengan sebutan Fadil. Andara yang melihat hal itu tidak bisa berbuat apa - apa dan hanya sedih. Ambar dan Tama diberitahu kalau Fadil dan taufan keduanya di rawat di Rumah Sakit. Kamila sangat sedih. Edo dan Andara sedang duduk di ruang tunggu. Kamila memberikan HP pada Edo yang dipinjamnya. Edo menggebrak kursi dan membuat Kamila dan Andara kaget.

Edo marah - marah, dan bilang kalau semua ini adalah kesalahan Indy. Kamila menanyakan keadaan Fadil. Dokter bilang yang harus dikhawatirkan adalah saudara kembarnya, yaitu Taufan yang sebenarnya adalah Fadil. karena kondisinya masih kritis dan butuh penanganan yang serius. Andara menenangkan Kamila karena Fadil tidak separah Taufan. Kamila menangis, melihat keadaan Fadil yang tidak separah Taufan saja, Kamila merasa seperti mau mati. Kamila bilang pada Andara dirinya tidak bisa membayangkan kalau keadaan Fadil seperti Taufan.

Andara yang mendengar hal itu jadi membenarkan apa yang dikatakan Taufan. kalau niat Taufan itu adalah untuk membuat Kamila tidak terguncang jiwanya, yang ditakutkan akan mengganggu kehamilannya. Andara tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau sebenarnya yang sakit parah itu adalah Fadil yang asli. Tama menampar Taufan, yang dikira Fadil, karena berdekatan dengan Andara. Tama mengingatkan Fadil (palsu) agar menjaga sikap, karena ada Kamila, Kafa dan juga bayi yang sedang dikandung Kamila.

Taufan kaget karena Kamila ingin memeluknya, tiba - tiba Kafa menangis. Taufan bilang, Kafa benar - benar cerdas, dia bisa tahu kalau dirinya bukan Fadil, melainkan Taufan. Kamila pulang dari Rumah Sakit, setelah melihat si Cantik, bayinya Indy dan Edo.. Andara meminta maaf pada Tama, karena kedekatannya dengan Fadil (palsu). Andara bilang Tama hanya salah paham.

Tama bilang Andara seharusnya jangan mendekati Fadil, karena Fadil telah beristri.Tama juga bilang, Andara jangan menambah masalah, karena keluarga mereka sedang mengalami musibah, Taufan sedang koma dan bisa meninggal kapan saja. Andara sangat sedih dan menangis. Andara bilang Tama salah paham. Andara akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Tama. Tiba - tiba dokter memanggilnya. Tama bilang pada Andara agar melanjutkan pembicaraan mereka lain kali saja. Edo marah dan kesal karena Indy tidak mau menyusui dan merawat anaknya. Edo bilang pada ibunya kalau Indy itu sudah kehilangan rasa kasih sayang seorang ibu karena kebenciannya pada Kamila.

Ibunya Edo meminta Edo agar meminta alamat Indy, biar ibunya Edo yang akan berbicara dengan Indy. Fadil (palsu) bilang pada perawat dia tidak akan menerima pasien untuk dua minggu kedepan. Taufan bingung karena dia bukan Fadil yang seorang dokter. Andara bilang pada pada Taufan, kalau dia sudah lelah dituduh sebagai perebut suami orang. Taufan bilang dia akan melakukan semua ini sampai Fadil benar - benar sembuh. Andara bilang dia akan tetap mengatakan hal yang sebenarnya kepada Kamila dan seluruh keluarganya.

Taufan melarang Andara. Taufan bilang dia melakukan semua itu adalah demi Kamila dan bayinya. Andara bilang bagaimana dengan dirinya? Andara bilang lebih baik Kamila menderita sekarang, karena cepat atau lambat pasti semuanya akan terbongkar. Taufan melarang Andara dan memegang tangan Andara, Tiba - tiba Kamila masuk. Kamila tampak pusing dan tidak konsentrasi. Andara bertanya, apa yang akan dilakukan Kamila kalau yang terbaring di Rumah Sakit itu adalah Fadil bukan Taufan? Kamila pingsan.

Fadil tampak semakin parah sakitnya, lalu Ambar memanggil dokter. Taufan memarahi Andara, dan bilang Andara lihat sendiri kalau Kamila itu sangat lemah dan pertanyaan Kamila bisa saja membuat Kamila kenapa - kenapa dan akan berpengaruh pada janin yang sedang dikandungnya. Kamila sadar dari pingsannya dan meminta maaf karena dia telah merepotkan Fadil (palsu). Kamila bilang dia sudah menengok bayinya Edo di Rumah Sakit dan mampir untuk bertemu Fadil (palsu), tetapi tiba - tiba dia mendadak pusing.

Kamila bertanya pada Andara, sepertinya tadi Andara berbicara padanya sebelum pingsan. Andara bersyukur karena Kamila tidak mendengar ucapannya dan Andara hanya bilang tadi dia hanya menyapa Kamila saja. Kamila membawa nasi goreng brokoli. Taufan sangat kaget karena dia tidak menyukai brokoli berbeda dengan Fadil yang sangat menyukai brokoli. Taufan mengulur waktu untuk memakan nasi goreng yang dibawa Kamila dengan membuatkan Kamila susu. Kamila selesai meminum susu itu. Andara memberitahu kalau ada sisa susu dimulutnya. Kamila mau membersihkan sisa susunya dan Taufan bilang "kalau jadi istri dokter itu jangan jorok". Kamila terdiam dan dia bilang dia ingat Taufan yang pernah mengatakan hal yang sama, "kalau jadi calon istri dokter itu jangan jorok". Kamila jadi sedih, karena sekarang Taufan (palsu) sedang koma terbaring di Rumah Sakit.

Dokter bilang pada Tama kalau fisik Taufan (palsu) sudah tidak kuat dan sepertinya ada sesuatu yang membuatnya untuk bertahan. Tama memberitahu semua keluarga agar berkumpul di Rumah Sakit, karena kondisi Taufan sedang kritis. Ambar tidak terima kalau Taufan (palsu) meninggal. Tama bilang dia sudah berusaha, tetapi Allah-lah yang menentukan semuanya. Tama minta agar Ambar ikhlas dan tawakal menerima apapun yang terjadi. Taufan yang sedang dalam perjalanan berdoa agar Fadil diberi keselamatan. Kamilapun berdoa untuk kesembuhan Taufan (palsu).

Kamila tidak mengerti, tetapi merasa dia tidak sanggup kalau harus kehilangan Taufan (palsu). Kaffa menangis dipangkuan Kamila. Fadil (palsu) menenangkan Kaffa. Semua keluarga sudah berkumpul di Rumah Sakit. Tama bilang agar semua keluarga memaafkan dan mengikhlaskan Taufan (palsu) agar bisa tenang dan sekarang adalah kesempatan terakhir untuk Taufan (palsu). Haris sangat berterimakasih karena Taufan telah mendonorkan ginjal untuknya. Anna juga bilang kalau dia sangat menyayangi Taufan.

Tama bilang sekarang adalah giliran Ambar, Ambar bilang dia tidak sanggup.Tama bilang agar Ambar jangan bersikap memberatkan Taufan (palsu). Ambar lalu bilang dia mengikhlaskan Taufan (palsu). Lalu Tama bilang sekarang adalah giliran Fadil (palsu). Tama bilang dia mengerti kalau Fadil pasti akan sangat kehilangan Taufan (palsu), tetapi Tama bilang Fadil (palsu) harus mengikhlaskan Taufan (palsu). Haris dan Ambar juga meminta hal yang sama.

Taufan sangat dilema karena sebenarnya dialah Taufan, dan yang terbaring adalah Fadil. Fadil (palsu) mau berbicara tiba - tiba Kamila bilang Taufan pasti akan sembuh. Karena bukan Ambar saja yang sedih jika Taufan (palsu) tidak ada, Kamila, Kaffa dan bayi dikandungan Kamila pun akan sedih. Kamila memegang tangan Taufan (palsu) yang terbaring, Kamila bilang bukannya dia tidak percaya dengan takdir, tetapi Kamila bilang Tuhan itu maha kuasa dan semuanya harus percaya kalau mu'jizat itu ada. Kamila bilang dulu tangan Kamila lumpuh, tidak bisa digerakan. Tetapi sekarang dengan mu'jizat Allah semuanya menjadi mungkin. Kamila sudah sembuh dengan jalan yang tidak terduga. Kamila meminta agar semua keluarga percaya dengan keajaiban Allah. Kamila dan Ambar berpelukan.

Taufan bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Andara hanya bisa menangis dan melihat semua itu dari luar ruangan. Ambar bilang agar semuanya berkumpul untuk mendoakan Taufan (palsu) agar bisa sembuh seperti sediakala. Tama bilang dia hanya tidak ingin Taufan (palsu) tersiksa kalau mereka tidak mengikhlaskannya pergi. Kamila bilang, apa Tama yakin kalau sekarang Taufan sedang tersiksa? Taufan asli yang mendengar hal itu merasa terpojok dan bersalah. Indy pun datang dan melihat semuanya dari luar ruangan bersama Andara.

Semua keluarga telah berkumpul dan semuanya berdoa untuk kesembuhan Taufan (palsu). Tiba - tiba taufan merasa tampak kesakitan dan semuanya memanggil dokter. Kamila menangis dan memegang tangan Taufan (palsu). Taufan pun memegang tangan Kamila. Kamila dan semuanya sangat senang karena Taufan (palsu) itu bisa bergerak. Indy-pun pergi, tetapi Andara melarangnya dan menyuruh agar Andara mendoakan Taufan. Indy tetap tidak mau masuk ke ruangan Taufan.

Indy balik bertanya pada Andara, kenapa bukan Andara saja yang masuk. Indy bilang dia tahu, kalau dari awal Andara itu mencintai Taufan. Indy bilang, Andara jangan banyak berharap, karena meskipun Taufan sembuh, Taufan belum tentu balas mencintai Andara. Karena Taufan itu mencintai Kamila. Andara terlihat sangat sedih. Indy semakin memanas manasi Andara. Indy bilang dia menjadi menderita karena Kamila.

Semuanya bersyukur karena Taufan (palsu) masih diberi keselamatan. Kamila memeluk Fadil (palsu) dan Fadil (palsu) pun balas memeluk Kamila. Andara melihat Kamila dan Taufan yang sedang berepelukan. Andara menangis dan sedih. Tama melihat Andara dan kesal, karena Andara masih saja berkeliaraan disekeliling Fadil dan Kamila. Taufan tampak tampil sebagai Fadil. Kamila dan eyang Tini merasakan hal yang sama dan curiga. Edo mendapat kabar dari Rumah Sakit kalau pasokan ASI untuk bayinya saat ini tidak ada. Edo minta agar bayinya dikasih susu formula. pihak rumah sakit bilang kalau bayinya tidak mau diberi susu formula. Edo mengatakan hal itu pada ibunya. Indy ketakutan dan bersyukur karena Ambar tidak melihatnya. Indy yakin kalau Ambar tahu Indy di Rumah Sakit pasti Ambar akan marah - marah.

Indy ingat si Cantik bayinya, Indy ingin menemuinya, tetapi Indy ingat waktu Si Cantik malah menangis ketika Indy datang. Indy mengurungkan niatnya dan merasa kalau si cantik tidak membutuhkan keberadaannya. Kamila menawarkan air hangat untuk Fadil (palsu) mandi. Fadil menolak dan bilang dia akan pergi karena ada rapat mendadak. Kamila menahan Fadil (palsu) dan bilang ada hal yang terlupa. Fadil (palsu) bingung. Kamila bilang mungkin Fadil (palsu) lupa, dan Kamila tidak akan marah kalau misal lupa beneran. Biasanya Fadil akan mencium kening Kamila kalau akan pergi. Taufan malah diam. Kamila menunggu.

Kamila menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Taufan dan Fadil pada saat kecelakaan di puncak? Andara hampir memberitahukan yang sebenarnya pada Kamila, tetapi Ambar keburu datang dan mengusir Andara. Andara pergi dan Taufan mengejarnya. Kamila menangis karena mengira Taufan adalah Fadil. Cantik menangis dan Indy mencoba menenangkan. Sementara itu di rumah, Edo terus memanggil - manggil Cantik. Ibunya Edo khawatir karena Edo terus - terusan mengigau, lalu Ibunya mengajak Edo pergi ke Rumah Sakit. Indy diberitahu mungkin Cantik sakit dan harus segera dibawa ke Rumah Sakit.

Fadil (Taufan) marah pada Ambar karena mengusir Andara. Fadil (Taufan) bilang Andara itu perempuan baik - baik. Ambar balik marah dan bilang Fadil (Taufan) telah menyakiti hati Kamila dan membuatnya menangis. Laras datang dan menguping pembicaraan Ambar dan Fadil (Taufan). Laras heran karena Fadil (Taufan) lebih membela Andara. Ambar bilang bukan hanya Kamila yang merasa Fadil (Taufan) berubah, tetapi sekarang dirinya juga merasakan hal yang sama. Fadil (Taufan) membuka kacamatanya dan menyuruh Ambar untuk menatap matanya dan bilang dirinya bukan Fadil. Kamila datang dan tanya apa maksud Fadil (Taufan) bilang dirinya bukan Fadil? Fadil (Taufan) ingat kata dokter yang bilang Kamila itu hipertensi dan bisa berefek jelek pada kandungannya. Fadil (Taufan) yang akan membuka jati dirinya kembali mengurungkan niatnya dengan bilang kalau dirinya bukan Fadil, bukan Fadil yang dulu. Bukan Fadil yang penyayang, penyabar, tetapi Fadil yang pemarah, karena keluarganya dan istrinya sudah tidak mempercayainya. Fadil (Taufan) pergi. Laras memanggil dengan sebutan Taufan. Fadil (Taufan) refleks menoleh karena dirinya memang Taufan.

Laras bilang dia sudah tahu semuanya dan Laras mengajak Taufan untuk berbicara. Kamila merasa bersalah pada Fadil (Taufan). Kamila akan membuat susu dan hampir jatuh. Ambar segera menolong Kamila. Edo dan ibunya di Rumah Sakit. Indy melihat Edo dan ibunya. Indy menghindar, Edo mendengar suara tangisan bayi, Edo yakin itu Cantik. Ibunya bilang di Rumah Sakit ini banyak bayi, Ibunya mengajak Edo pulang. Ambar dan Kamila datang ke Rumah Sakit juga, Ambar permisi sebentar pada Kamila. Kamila melihat Indy dan Cantik. Andara sedang memikirkan kesalahpahamannya dengan Ambar. Tiba - tiba Fadil (Taufan) menghubunginya, Fadil (Taufan) ingin bertemu, tetapi Andara mengunci pintunya dari dalam. Andara mengusir Fadil (Taufan), Fadil (Taufan) mengancam akan mendobrak pintu kalau Andara masih tetap tidak membukanya. Tiba-tiba satpam datang membawa Fadil (Taufan) keluar.

Kamila mengajak Indy kembali ke rumah. Indy marah dan bilang Kamila jangan ikut campur urusannya. Indy menyuruh Kamila agar mengurus Rumah Tangganya yang sedang gonjang ganjing dengan Fadil. Indy bilang dia tahu segalanya meskipun dia tidak di rumah, karena Indy melihat Andara dan Fadil (Taufan) di restoran sedang berduaan dan terlihat sangat intim. Eyang Tini memberikan ide pada Haris agar memberikan paket liburan untuk Kamila dan Fadil (Taufan) agar rumah tangganya kembali harmonis. Haris tidak setuju dengan alasan Kamila sedang hamil. Eyang Tini marah pada Haris dan bilang dia bisa menyiapkan paket liburan buat Kamila tanpa bantuan Haris. Laras menguping pembicaraan eyang tini dan Haris, Laras berpikir sebaiknya dia pura - pura tidak tahu apa - apa dulu, sampai semuanya agak membaik.

Dr Effendi memeriksa Fadil dan meminta Fadil agar mau sembuh. Karena niat sembuh dari dalam diri itu sangat penting sekali. Kamila datang. Dr Effendi meninggalkan Kamila dan Taufan (Fadil). Dr Effendi berkata dalam hati Kamila dan Taufan (Fadil) memang harus sering berduaan. Kamila memberi semangat pada Taufan (Fadil) dan bilang kalau Taufan (Fadil) harus segera sembuh. Taufan (Fadil) mulai sadar dan berkata "MILA". Kamila sangat senang dan Taufan (Fadil) pun sempat membuka matanya, tetapi tidak lama matanya menutup kembali.

Kamila memberitahu semua keluarga kalau tadi Taufan (Fadil) sempat sadar, tetapi sekarang pingsan lagi. Dr Effendi memeriksa Taufan, tetapi tidak ada respon atau perkembangan apapun. Ambar menangis dan menyebut - nyebut nama Taufan.Taufan yang asli hanya melihat semuanya dari luar. Kamila berterimakasih pada Dr Effendi karena telah datang dan memeriksan Taufan (Fadil). Eyang Tini mengajak Ambar untuk memberikan paket liburan pada Kamila dan Fadil (Taufan) agar rumah tangganya kembali harmonis. Ambar tentu saja setuju dengan niat Eyang Tini.

Kamila dan Fadil (Taufan) tidak bisa tidur. Kamila bilang bukannya mereka sudah sepakat akan tidur pisah kamar. Fadil (Taufan) bilang ibunya tidak setuju dan pasti akan curiga. Fadil (Taufan) bilang dia akan tidur di lantai, Kamila melarang dan bilang dia akan tidur di box bayi bersama Kaffa. Fadil (Taufan) melarang dan Kamila memaksa. Fadil (Taufan) membentak Kamila, Fadil(Taufan) akhirnya bilang dia akan tidur di kamar mandi. Kamila hanya diam. Fadil (Taufan) sakit, Kamila merasa bersalah, mungkin itu karena Fadil (Taufan) tidur di kamar mandi. Kamila akan merawat Fadil (Taufan) tetapi Kamila malah disuruh keluar. Kamila merasa sedih. Kamila akan pergi, dan Ambar melarangnya karena Fadil (Taufan) sedang sakit. Kamila beralasan dia pergi karena akan mencari obat untuk Fadil (Taufan). Ambar heran karena Fadil (Taufan) sudah diberi obat.

Edo badannya makin panas dan terus - terusan mengigau Cantik. Ibunya merasa miris dengan keadaan Edo yang terus - terusan teringat si Cantik. Ibunya Edo berdoa mudah - mudahan Si Cantik segera dapat dipertemukan dengan Edo. Indy mencoba menenangkan Si Cantik, Tapi Cantik nya malah terus - terusan menangis. Indy langsung teringat Edo dan khawatir kalau Cantik itu menangis karena ingat pada Edo. Indy menghubungi Ana. Indy bilang Si Cantik sudah dua hari menangis terus. Ana berpikir si Cantik sakit dan Indy tidak punya uang. Ana bilang kalau perlu biaya untuk ke Dokter Ana bisa memberikan. Indy bilang dia bukan butuh uang, tetapi Indy menghubungi Ana karena ingin bertemu.

Kamila menemui Andara, Andara sangat heran dengan Kamila yang datang. Kamila meminta Andara untuk menemui Fadil (Taufan). Kamila bilang Fadil (Taufan) sedang sakit. Andara menyuruh Kamila membawa Fadil (Taufan) ke dokter kalau Fadil (Taufan) sakit, Kamila bilang yang dibutuhkan Fadil (Taufan) bukan dokter tetapi Andara. Kamila bilang mungkin kalau Andara datang, Fadil,(Taufan) mau makan dan minum obat. Andara menolak karena Fadil (Taufan) adalah suami Kamila, tetapi Kamila memohon dan bilang dia sangat sayang sama Fadil (Taufan) makanya dia minta bantuan Andara. Karena Kamila tidak bisa membujuk Fadil (Taufan). Eyang Tini akan mengambil pesanan pake liburan buat Kamila dan Fadil (Taufan), karena Haris tidak mau menyediakannya. Haris tetap keberatan, Eyang Tini memaksa dan ia pergi. Laras menenangkan Haris dan bilang Haris harus sabar menghadapi ibunya.

Kamila datang, dan Ambar menanyakan dari mana Kamila sudah dua jam pergi. Kamila minta maaf karena ia perginya lama. Ambar memberi tahu Kamila kalau Fadil (Taufan) sedang berada di kamar lama Taufan, karena Fadil (Taufan) tidak mau mengganggu Kamila dan Kaffa. Kamila memanggil Andara masuk, semuanya kaget dengan kehadiran Andara. Ambar marah pada Kamila yang membawa Andara, Kamila beralasan obat yang dibutuhkan Fadil (Taufan) adalah Andara. Ambar bilang Kamila hanya akan melihat Andara dan Fadil (Taufan) kembali berselingkuh. Fadil (Taufan) datang dan memanggil Andara. Ambar marah pada Fadil (Taufan) dan curiga Fadil (Taufan) lah yang menyuruh Kamila membawa Andara. Kamila mengatakan Ambar jangan marah pada Fadil (Taufan) ataupun Andara karena ini murni keinginan kamila. Ambar bertanya pada Andara kenapa Andara mau diajak Kamila? Andara akan menjawab tetapi Eyang Tini menghubungi Ambar dan Eyang Tini mengatakan akan ke rumahnya dan sudah membawa paket liburan buat Kamila dan Fadil (Taufan).

Ambar mengusir Andara. Kamila melarang karena dia sudah susah payah membujuk Andara untuk datang. Ambar beralasan Eyang Tini akan datang dan ia tidak mau Eyang Tini tahu kalau Andara ada di rumahnya karena nanti Eyang Tini akan semakin salah paham.

Edo berusaha bangun dan akan mencari si Cantik. Ibunya melarang dan menyuruh Edo agar kembali istirahat karena keadaan Edo belum pulih.

Kamila meminta maaf pada Andara karena sikap Ambar. Andara merasa bingung dengan sikap Kamila yang malah membawanya untuk bertemu dengan Fadil (Taufan). Kamila bilang dia sudah berusaha untuk mengembalikan cinta Fadil (Taufan) tetapi kalau misal Fadil (Taufan) sudah tidak memiliki cinta untuknya, Kamila pasrah. Kamila bilang pada Andara dia mau bersaing secara fair dengan Andara. Kamila bilang dia ikhlas kalau Andara dan Fadil (Taufan) bertemu secara terang - terangan, karena kalau Andara dan Fadil (Taufan) bertemu dibelakangnya itu akan lebih sangat menyakitkannya. Kamila minta maaf karena Andara harus segera pergi karena sebentar lagi eyang tini akan datang, Kamila tidak mau Andara kena marah oleh eyang tini.

Edo mendengar suara si Cantik yang menangis, ibunya bilang Edo hanya mengigau dan minta agar Edo sadar. Tiba - tiba Ana datang membawa si Cantik, Si cantik langsung berhenti menangis ketika bertemu dengan Edo. Edo dan ibunya sangat senang karena si Cantik ada di depannya.

Edo menanyakan Indy pada Ana, Ana bilang Indy tidak ikut dan hanya menyuruh Ana agar membawa si Cantik bertemu Edo. Edo sangat senang dan bertanya apa Indy menyerahkan Cantik agar di rawat oleh Edo. Ana bilang bukan begitu, Edo hanya diberi waktu lima menit untuk bertemu dengan Cantik. Edo marah dan ibunya menenangkan Edo agar bersyukur karena sudah diberi waktu untuk bertemu meskipun hanya lima menit. Indy melihat semua itu dari jauh, dan ia menghitung waktu dan ingin cepat - cepat si cantik ada dalam pelukannya.

Ana akan membawa kembali si Cantik, Edo minta tambahan waktu. ibunya bilang Edo harus menyerahkan Si Cantik kembali, karena bisa - bisa Indy marah dan tidak memperbolehkan cantik untuk bertemu dengannya lagi.

Ana akan pergi dan Edo minta Ana tunggu sebentar karena Edo mau menitipkan sesuatu buat Indy. Ibunya berterimakasih kepada Ana karena Ana sudah mau menjadi perantara untuk Edo dan Indy.

Ana menyerahkan kembali Cantik pada Indy, Ana juga menyerahkan titipan perhiasan buat Indy dari Edo.

Ibunya Edo mengatakan kenapa Edo menyerahkan perhiasan pada Indy, nanti kalau di jual lagi bagaimana? Edo berlasan justru ia memberikan perhiasan agar Indy menjual perhiasan itu untuk kebutuhan Indy dan Si cantik. Ibunya mengatakan kenapa Edo tidak memberikan uang buat Indy, Edo mengatakan sekarang ini gengsi Indy sedang tinggi - tingginya, Edo tidak mau menyakiti perasaan Indy kalau memberinya uang. Ibunya Edo mengerti. Ibunya Edo berharap agar Indy bisa menikah dengan Edo, Edo pun merasa demikian.

Eyang Tini datang ke Rumah dan menyerahkan Paket liburan ke Anyer 3 hari 2 malam buat Kamila dan Fadil (Taufan). Ambar mendukung ide eyang Tini. Fadil (Taufan) mengatakan hal ini terlalu mendadak, Kamila juga bilang dia belum minta izin Ambar dan Tama. Tama bilang dia mengizinkan demikian juga Ambar.

Kamila bilang dia sedang hamil dan sering mual, eyang Tini bilang Jakarta - Anyer itu dekat. Fadil (Taufan) juga bilang dia sedang sakit, Ambar bilang Fadil (Taufan) cuma sakit demam biasa jadi tidak masalah kalau pergi. Kamila bilang pada Taufan (Fadil) yang sedang berbaring dan tak sadarkan diri bahwa Kamila dan Fadil (Taufan) akan pergi ke Anyer lusa nanti selama 3 hari. Kamila juga bilang dia tidak tahu alasan kenapa Taufan (Fadil) sering menyebut namanya. Kamila mendengar suara Kaffa menangis dan Kamila akan pergi, tetapi tangan Taufan (Fadil) memegang erat tangan Kamila dan Kamila tanpa sengaja mencium kening Taufan (Fadil). Kamila segera pergi ke kamarnya menemui Kafa, tetapi Kamila terus ingat kejadian saat ia mencium Kening Taufan (Fadil). Kamila merasa hatinya berdebar, Kamila merasa dia harus membuang jauh - jauh perasaannya itu karena Taufan (Fadil) itu adalah kakak iparnya sendiri. Kamila berusaha melupakan kejadian itu.

Taufan sedang di kamarnya yang asli. Dia merasa sakit dan itu ada untungnya juga karena ia tidak perlu sekamar dengan Kamila dan Kaffa. Haris kaget mendengar Eyang Tini sudah memberikan paket liburan pada Kamila dan Fadil (Taufan). Laras hanya mendengarkan secara diam - diam. Haris bertanya apa jawaban Fadil (Taufan)setuju? Eyang Tini mengatakan tentu saja Fadil (Taufan) setuju.Haris bingung, Laras datang menenangkan. Haris bilang dia sedang bingung bagaimana cara menjelaskannya pada eyang tini kalau Fadil adalah.... Belum sempat Haris meneruskan kata - katanya, laras memotong haris dan dia bilang dia juga sudah tahu semuanya kalau Fadil adalah Taufan. Haris bertanya sejak kapan Laras tahu. Laras mengatakan dia tahu semuanya pada saar Effendi mengatakannya pada haris. Laras mengatakan dia akan berbicara dengan Taufan tentang masalah ini.

Indy membaca surat dari Edo yang meminta izin agar Edo bisa bertemu dengan si Cantik setiap hari, meskipun hanya lima menit. Indy pun menangis. Kamila melihat Taufan (Fadil), Taufan (Fadil) kembali memegang tangan Kamila. Kamila berusaha melepaskan tangannya dari Taufan dan itu membuat Kamila jatuh dan memeluk Taufan (Fadil). Ambar datang dan marah melihat Kamila memeluk Taufan yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Ambar bilang Kamila menuduh Fadil (Taufan) berselingkuh, tetapi Kamilanya sendiri berselingkuh, malah dengan Taufan (Fadil) kakak iparnya sendiri. Kamila mencoba menjelaskan, tetapi Ambar tidak mau dengar dan ia menampar Kamila.

Fadil (Taufan) akan mengambil minum, kamila bilang dia akan mengambilkannya untuk Fadil (Taufan). Fadil (Taufan) bilang tidak usah karena ini jam 2 pagi dan sebaiknya Mila istirahat. Kamila lewat kamar Taufan (fadil). Kamila mendengar Taufan (Fadil) memanggil - manggil namanya. Kamila sedih dan minta maaf karena dia tidak bisa masuk masuk ke ruangan Taufan (Fadil). Kamila merasa tidak enak karena Fadil (Taufan) suaminya sedang sakit tetapi malah memikirkan Taufan (Fadil).

Kamila membawakan bubur untuk Fadil (Taufan) dan akan menyuapinya. Fadil (Taufan) menolak untuk disuapi dan Kamila merasa kalau Fadil (Taufan) tidak mau dekat - dekat dengannya. Fadil (Taufan) beralasan dia sedang sakit dan takut penyakitnya menular, Fadil (Taufan) juga minta agar Kamila jangan dulu dekat - dekat dengannya dan agar Kamila cepat tidur. Ibunya Edo senang melihat Edo yang sudah sembuh. Edo menanyakan pada ibunya apa si Cantik sudah datang. ibunya malah balik bertanya emangnya si cantik mau datang lagi?

Indy menunggu Ana yang belum datang, akhirnya Ana datang juga. Ana bilang dia tidak keberatan mengantarkan Cantik pada Edo, Tapi sebaiknya Indy sendiri yang mengantarkannya. Ana beralasan dia juga punya urusan jadi tidak mungkin terus - terusan mengantarkan Cantik pada Edo. Indy minta tolong dan minta Ana agar jangan menceramahinya, karena ini hanya sementara. Laras tidak membenarkan Fadil (Taufan) pergi berduaan dengan Kamila, Laras bilang bukannya dia tidak percaya pada Taufan, tetapi Laras khawatir kalau nanti Fadil sadar dan ia tahu Taufan pergi berduaan dengan Kamila, Fadil akan berpikiran macam - macam.

Dr. Effendi sedang memeriksa Fadil. Dr. Effendi berniat akan mendekatkan Kamila dengan Fadil. Dr. Effendi memanggil Kamila dan minta tolong agar memegang tangan Taufan (Fadil), karena infus Taufan (Fadil) akan segera habis dan beralasan tangan Taufan (Fadil) itu bergerak - gerak terus. Kamila berusaha menolak tetapi Dr. effendi memaksa. Akhirnya Kamila mau memagang tangan Taufan (Fadil). Dr. Effendi melakukan itu semua hanya ingin Kamila dan Fadil menjadi dekat. dr. Effendi meninggalkan Kamila dan Taufan (Fadil).

Dr. Effendi datang dan Kamila pamit karena dia harus melihat Kaffa. Dr. Effendi menyemangati Fadil agar segera cepat sembuh dan Dr. Effendi meyakinkan Fadil dia akan berusaha mendekatkan Kamila dengan Fadil, agar Fadil segera sembuh. Fadil (Taufan) memberitahu Kamila kalau sebaiknya dia membatalkan niat liburannya, Kamila juga berpikiran demikian, tidak pantas rasanya kalau pergi berlibur saat Taufan sedang sakit, tetapi Kamila bilang sebaiknya liburan itu tetap jadi karena tidak mau membuat eyang Tini yang telah menyiapkan paket liburan untuk mereka kecewa. Fadil (Taufan) tidak menjawab dan malah meninggalkan Kamila dengan alasan mau mandi.

Kamila jadi berpikiran sepertinya Fadil (Taufan) memang tidak mau pergi bersama Kamila, dan itu mungkin karena Andara. Kamila menemui Andara dan bilang Kamila dan Fadil (Taufan) akan pergi liburan. Andara kaget dan bertanya apa Kamila hanya pergi berdua? kamila bilang Kaffa juga ikut. Kamila bilang dia akan pergi untuk mengembalikan cinta Fadil (Taufan) yang nyaris hilang. Andara seperti mencegah. Kamila bilang reaksi Andara sama dengan reakasi Fadil (Taufan). Kamila bilang pada Andara dulu dia pernah bilang pada Andara akan bersaing secara sehat, makanya Kamila akan mengajak Andara untuk ikut berlibur bersama. Andara tentu saja kaget mendengar hal itu dari mulut Kamila.

Fadil sedang kritis, Dokter Effendi mencoba menyadarkan Fadil. Kamila merasa kesakitan dan dadanya sesak, Kaffa yang sedang berada dalam gendongannya terus - terusan menangis. Kamila berpikir mungkin Kaffa ingin digendong oleh Fadil, Kamila memberikan Kaffa pada Taufan. Kaffa masih terus menangis. Tama dan Ambar juga mencoba menenangkan Kaffa. Kamila akhirnya menggendong Kaffa kembali. Taufan hanya bisa diam dan berpikir mungkin Kaffa tidak mau digendong, karena Kaffa tahu dirinya bukan Fadil.

Ibunya Edo menyuruh Edo agar memperhatikan si Cantik, jangan terus - terusan mencampuri urusan Kamila dan keluarganya. Edo bilang dia tidak bisa menjelaskan alasan kenapa dia terus - terusan mencampuri urusan Kamila, karena belum saatnya memberi tahu ibunya. Edo juga bilang pada ibunya agar jangan terlalu mengkhawatirkan si Cantik, karena kalau ada apa - apa dengan si Cantik, pasti Indy menghubunginya. Ternyata si Cantik rewel terus, Indy sudah mencoba menenangkan Cantik dengan cara memberinya susu. Tetapi Cantik masih menangis. Indy sangat khwatir karena ternyata badan Cantik demam tinggi. Indy memohon agar Cantik jangan terus - terusan sakit, Indy bilang dia tidak punya cukup uang untuk membawa Cantik ke dokter. si Cantik tidak mengerti dan terus - terusan menangis.

Haris dan Laras datang dan menanyakan bagaimana kondisi Taufan, Tama bilang Taufan masih di dalam dan masih belum tahu kabarnya. Tama minta semuanya berdoa agar semuanya baik - baik saja. Taufan yang asli hanya bisa diam melihat semuanya. Effendi keluar, semua orang tegang menunggu kabar dari Effendi tentang Taufan yang koma. Effendi memberi tahu kalau Taufan sedang kritis. Effendi juga bilang Taufan hampir saja sembuh, kalau tidak ada kejadian kabur dari rumah sakit. Taufan yang asli merasa sangat bersalah, karena Fadil kritis lagi. Saat berdua dengan Taufan, Effendi meminta Taufan mengakhiri sandiwara semuanya. Karena perbuatan Taufan hanya akan membuat Fadil dan Kamila terluka, begitu pula dengan semuan keluarganya.

Effendi marah pada Taufan atas sikapnya membawa kabur Fadil dari Rumah Sakit. Alasan Taufan adalah karena dia ingin membuat Kamila bahagia dengan membawa Fadil yang asli. Dokter Effendi terus mengingatkan Taufan kalau sikapnya itu salah. Edo juga menemui Taufan dan mengancam, kalau Taufan dengan penyamarannya sebagai Fadil, menggunakan hal itu untuk mengambil kesempatan untuk mendekati dan macam - macam pada Kamila, Edo tidak akan tinggal diam. Ambar minta dengan sangat pada Taufan (Fadil) untuk menjauhi Kamila. Taufan (Fadil) tidak mengerti, Ambar bilang ia tahu kalau sebenarnya Taufan (Fadil) mencintai Kamila. Ambar tahu saat dirinya melihat Taufan (Fadil) mencium Kamila saat Kamila tertidur. Ambar mengingatkan Taufan (Fadil) kalau Kamila itu adalah saudara iparnya jadi tidak mungkin Taufan (Fadil) memiliki Kamila.

Fadil minta pada Taufan agar mereka segera mengakhiri sandiwaranya. Taufan tidak mau dengan alasan kebaikan untuk semuanya. Fadil bilang dia sudah tidak tahan dengan keadaan ini. Fadil bilang pada Taufan dia disuruh Ambar untuk menjauhi Kamila, dan itu sangat sakit sekali rasanya. sedangkan yang lebih menyakitkan lagi, setiap saat ia melihat Taufan bisa dekat - dekat dengan Kamila. Eyang Tini menanyakan apa benar hubungan Kamila dan Fadil sudah membaik? Kamila mengiyakan. Kamila juga bilang dia yang salah karena telah salah paham dengan Andara. Kamila juga bilang tadi dia menyempatkan diri datang menemui Andara untuk meminta maaf. Eyang Tini sangat senang dan meminta Kamila menjauhi Taufan, agar rumah tangganya dengan Fadil tetap harmonis. Kamila tidak mengerti. Eyang Tini bilang perhatian Kamila pada Taufan itu sangat berlebihan, apalagi di saat Taufan koma. Kamila bilang dia spontan melakukan hal itu. Eyang Tini mengingatkan sikap Kamila itu akan membuat Fadil cemburu. Bisa saja Fadil dekat dengan Andara, itu karena kecemburuan Fadil terhadap Kamila yang dekat dengan Taufan. Eyang Tini menasihati Kamila agar memikirkan perkataannya.

Anna sedang menjaga Kaffa, Anna sangat sedih karena Indy menganggap dirinya itu jahat, karena tidak mau menjaga Cantik. Sedangkan Anna mau menjaga Kaffa. Anna sedih karena Indy bilang dirinya pilih kasih, padahal Anna melakukan semua itu agar Indy berbaikan dengan Edo dan semuanya itu adalah demi kebaikan Cantik. Kamila datang dan berterimakasih kepada Anna karena telah menjaga Kaffa. Kamila memasak masakan yang spesial buat Fadil. Kamila sudah beres menyiapkan makanan untuk Fadil. Eyang Tini sangat senang karena dia sudah menasihati Kamila, sehingga Kamila tidak akan dekat dengan Taufan dan rumah tangganya dengan Fadil akan baik - baik saja. Haris dan Laras datang, Eyang Tini sangat tidak suka Haris dan Laras terus - terusan melihat Taufan (Fadil) di rumah sakit. Eyang Tini pergi. Haris bilang pada Laras, ibunya hanya tidak tahu kalau yang sakit itu Fadil bukan Taufan. Fadil (Taufan) menjenguk Taufan (Fadil), Ambar bilang sebaiknya Fadil (Taufan) tidak usah menginap, biar dirinya saja. Fadil memaksa, Ambar pasrah, tetapi Ambar minta Fadil (Taufan) jangan pernah mengajak Kamila untuk menginap di Rumah Sakit. Ambar tidak mau Taufan (Fadil) semakin dekat dengan Kamila. Ambar datang dan melihat Kamila telah menata meja makan dengan sangat indah, Kamila bilang dia sengaja menyiapkan semuanya itu untuk Fadil. Ambar langsung teringat Fadil yang akan menginap di rumah sakit. Ambar sangat sedih kalau usaha Kamila sia - sia. Ambar lalu menghubungi Fadil (Taufan) dan bilang harus pulang, karena Kamila telah menyiapkan makan malam yang romantis untuk Fadil (Taufan). Fadil (Taufan) berlasan dia tidak bisa pulang karena akan menunggu Taufan (Fadil). Ambar tidak mau tahu karena tidak mau membuat Kamila kecewa.

Taufan memberi tahu Fadil rencana Kamila mengajak makan malam romantis. Taufan meminta saran Fadil, apa yang harus dia lakukan? Kaffa menangis, Kamila minta Kaffa sabar karena sebentar lagi Fadil akan pulang. Fadil menutup mata Kamila, Kamila yakin sekali kalau itu Fadil. Kamila lalu bangkit dan memeluk Fadil. Kamila minta maaf karena Kaffa tertidur, padahal tadi dirinya dan Kaffa menunggu Fadil untuk makan bersama. Kamila bilang dia menyiapkan semuanya untuk Fadil, Fadil sangat berterimakasih. Ambar dan Tama melihat Kamila dan Fadil yang sedang makan bersama. Ambar bilang dia sangat senang sekali melihat hal itu, Tama juga berdoa semoga Kamila dan Fadil akan terus hidup rukun. Andara datang menjenguk Fadil dan berterimakasih karena telah membuat kesalah pahamannya dengan Kamila selesai. Andara terus berbicara dan menjelek - jelekan Taufan. Andara bilang Taufan itu sangat keras kepala padahal dia sudah meminta Taufan agar mengakhiri sandiwaranya. Tafuan lalu bilang agar Andara berhenti berbicara, dan bilang sampai kapan Andara akan menjelek - jelekan dirinya? Andara sangat kaget. Taufan bilang dirinya itu TAUFAN, dan bilang dia dan Fadil sudah bertukaran tempat lagi.

Kamila mengajak Fadil untuk tidur, tetapi Fadil menolak dan bilang dia harus segera pergi karena ada praktik malam. Fadil minta maaf, pasti Kamila marah. Kamila bilang dia tidak marah dan mengerti profesi Fadil sebagai seorang dokter. Haris dan Laras bingung karena Eyang Tini tidak mau berbicara dengannya. Eyang Tini bilang dia sangat marah karena Haris dan Laras sangat memperhatikan Taufan. Tiba - tiba telepon rumah berbunyi, eyang Tini pamit untuk mengangkatnya. Eyang Tini sangat senang karena itu adalah telepon dari Kamila yang memberi tahu kalau dia sudah menuruti nasihatnya dan berhasil. Kamila dan Fadil sudah berbaikan. Eyang Tini turut senang dan menasihati Kamila lagi agar jangan lupa untuk menjauhi Taufan. Haris sangat kaget mendengar kalau Kamila makan malam romantis dengan Fadil. Haris mengira itu adalah Taufan, Haris tidak tahu kalau yang makan malam dengan Kamil itu adalah Fadil yang asli. Haris minta tolong agar Eyang Tini jangan terus - terusan mencampuri rumah tangganya Kamila dan Fadil. Eyang Tini heran dengan sikap Haris, dulu saat dirinya menyuruh Kamila pisah dengan Fadil, Haris melarang, sekarang saat dirinya ingin mendekatkan Kamila dan Fadil, Haris juga melarang.

Taufan dan Effendi sangat senang karena Fadil akhirnya kembali ke rumah sakit. Effendi bilang Fadil sangat nekat sekali. Taufan berterimakasih kepada Effendi karena telah menolong sandiwaranya. Effendi bilang dia terpaksa melakukan semua itu. Effendi minta Taufan sering - sering membawa Kamila bertemu dengan Fadil. Taufan bilang itu adalah masalahnya, karena Ambar sama dengan yang lainnya yaitu salah paham dengan kedekatan Fadil dan Kamila, karena mengira Kamila dekat dengan Taufan. Martha dan Edo membawa Cantik ke rumah sakit. Indy datang ke rumah Edo, pembantu Edo bilang Edo sedang ke rumah sakit. Indy bertanya memang siapa yang sakit? pembantu itu bilang cucu majikannya yang sakit. Indy pergi. Kamila menanyakan apa Fadil (Taufan) akan sarapan di rumah? Fadil (Taufan) bilang dia tidak sempat pulang ke rumah dan sedang berada di klinik. Kamila bilang dia akan pergi ke klinik untuk mengantarkan sarapan untuk Fadil (Taufan). Taufan memberi tahu Fadil kalau Kamila akan ke klinik, Fadil menyuruh Taufan segera ke klinik, karena tidak mau Kamila salah paham.

Indy mengikuti Edo ke rumah sakit. Edo bilang pada ibunya kalau ia merasa diikuti oleh Indy. Ibunya Edo bilang itu hanya perasaannya Edo saja. Edo akan mencari Indy, tetapi perawat itu memanggil. Ibunya Edo mengajak Edo masuk, karena sekarang sudah giliran si Cantik. Edo terlihat enggan karena ingin mencari Indy. Fadil (Taufan) bertanya pada suster, apa istrinya sudah datang. suster itu bilang kalau istrinya sudah datang dan sekarang sedang menujun ruangan Fadil (Taufan). Fadil (Taufan) sangat takut, lalu Fadil (Taufan) buru - buru menuju ruangannya karena tidak mau didahului oleh Kamila. Fadil (Taufan) sudah berada di ruangannya dan bertingkah seolah - olah dia sudah lama datang, tidak lama kemudian Kamila datang. Fadil (Taufan) terlihat shock karena Kamila membawa nasi goreng brokoli yang paling tidak dia suka, tetapi merupakan makanan kesukaan Fadil yang asli.

Kamila menanyakan cincin pernikahannya pada Fadil (Taufan), Fadil (Taufan) bilang mungkin cincinnya ketinggalan di rumah sakit. Kamila minta tolong agar Fadil (Taufan) jangan sampai lupa menggunakan cincinnya, karena itu sangat berarti. Fadil (Taufan) bilang dia akan mengambil cincinnya kembali. Kamila sangat sedih dan merasa rumah tangganya yang sudah membaik kini renggang kembali. Taufan menghubungi Fadil dan menanyakan apa cincin pernikahannya ada di Fadil. Fadil mengiyakan dan Taufan sangat senang. Taufan bilang Kamila sangat marah karena cincin itu, Fadil bilang Kamila pasti marah karena cincin itu sangat berarti bagi pernikahan mereka. Ambar dan Tama datang, Fadil sangat ketakutan akan ketahuan kalau ia memakai cincin. Fadil melepaskannya dan melemparkannya perlahan - lahan. Effendi datang dan minta tolong agar Tama dan Ambar keluar karena Fadil (Taufan) akan diperiksa. Ambar melihat cincin yang ada dibawah, Fadil sangat ketakutan. Ambar sangat marah karena Fadil ceroboh sekali meninggalkan cincin pernikahannya di rumah sakit, Ambar bilang kalau kamila tahu pasti akan marah. Fadil (Taufan) datang ke rumah sakit dengan terburu - buru, di sana ada Tama dan Ambar. Fadil (Taufan) pamit akan pergi menemui Taufan (Fadil). Ambar bilang pasti Fadil (Taufan) ingin menemui Taufan (Fadil) karena ingin mencari cincin. Ambar memberikan cincinnya pada Fadil (Taufan). Ambar bilang agar Fadil (Taufan) jangan sampai menjatuhkannya lagi. Fadil (Taufan) salah memakaikan cincin ke jarinya sendiri, Tama mengingatkan agar jangan salah memakai karena akan salah artinya. Ambar merasa aneh Fadil (Taufan) bisa sampai dua kali lupa akan cincinnya.

Kamila terus memikirkan tentang Fadil (Taufan) yang lupa memakai cincinnya dan kenapa bisa ketinggalan di rumah sakit, Kamila menenangkan dirinyya sendiri agar jangan curiga pada Fadil (Taufan). Suster masuk ke ruangan Fadil (Taufan) dan memberikan paket untuk Fadil (Taufan) kepada Kamila. Kamila menerima paket itu dan melihat pengirimnya dari Andara. Andara menghubungi Taufan dan menanyakan apa Taufan sudah menerima paketnya. Taufan bilang dia sedang di jalan dan Taufan bilang dia sangat takut kalau Kamila yang sedang di klinik tahu tentang paket itu dan cemburu. Taufan marah pada Andara, Andara balik marah dengan cara menutup telepon. Taufan sangat kesal. Fadil (Taufan) datang kembali ke klinik dan berjanji akan terus memakai cincinnya. Kamila senang dan bilang kalau Fadil (Taufan) sampai lupa lagi memakai cincinnya maka dia akan benar - benar marah. Kamila bilang ada kirimin paket dari Andara. Fadil (Taufan) bilang tadi Andara sudah menghubunginya dan bilang kalau paket itu untuk Taufan. Fadil (Taufan) bilang Andara tidak mau langsung memberikan paket itu ke rumah sakit tempat Taufan di rawat karena bisa - bisa mamanya marah. Kamila menawarkan diri untuk mengantarkan paket itu untuk Taufan.

Ana datang ke rumah Edo. Ana menanyakan kabar Cantik yang sudah diimunisasi. Ana mau mengambil Cantik karena disuruh Indy. Ana menghubungi Indy, Indy menanyakan kabar Cantik. Ana bilang Edo mau berbicara dengan Indy. Edo minta agar dirinya dan Indy membuat kesepakatan, Indy bilang dia sudah bosan karena tiap membuat kesepakatan pasti Edo sendiri yang melanggarnya. Indy minta agar Edo mengembalikan si Cantik karena kalau tidak Indy akan menempuh jalur hukum. Kamila memberikan paket dari Andara kepada Taufan (Fadil), Ambar tampak tidak senang saat Taufan (Fadil) lama sekali memegang tangan Kamila. Taufan (Fadil) pasti berpikir itu adalah paket untuk Taufan, lalu Taufan sengaja menyuruh Kamila memberikan paket itu padanya agar Kamila percaya. Ambar menyuruh Kamila segera pulang karena tidak baik bagi yang sedang hamil berada di rumah sakit dan Ambar pun mengingatkan kalau Kaffa pasti menunggu Kamila di rumah. Kamila keluar dari kamar Taufan (Fadil) dan bingung dengan perasaan yang sangat aneh saat bersama Taufan (Fadil). Kamila bertemu dengan Effendi, Effendi sangat senang dengan Kamila yang menengok Taufan (Fadil) dan meminta agar Kamila sering - sering menjenguk Taufan (Fadil), karena Effendi melihat dengan kehadiran Kamila, Taufan (Fadil) mengalami perkembangan untuk sembuh yang sangat cepat.

Kamila bilang dia sangat ingin menemani terus Taufan (Fadil) di rumah sakit, tetapi Kamila juga bilang dia punya keluarga yang harus diperhatikan. Ada Kaffa dan Fadil (Taufan). Effendi bilang pasti Fadil (Taufan) tidak akan keberatan kalau Kamila sering sering menengok Taufan (Fadil). Kamila bilang mungkin Fadil (Taufan) tidak keberatan, tetapi bagaimana dengan yang lainnya? pasti akan timbul salah paham. Effendi bilang apa Ambar yang salah paham? Kamila bilang bukan karena Ambar, tetapi karena dia mengikuti saran Eyang Tini untuk lebih memperhatikan keluarganya yaitu Kaffa dan fadil (taufan) agar rumah tangganya kembali harmonis.

Effendi sangat sedih, karena Kamila pasti merasa tertekan dengan keadaan seperti ini. Kamila berusaha mempertahankan yang seharusnya tidak dia pertahankan. Ambar bertanya apa benar paket itu untuk Taufan (Fadil), apa Taufan (Fadil) hanya ingin melindungi Fadil (Taufan) yang selingkuh dengan Andara. Taufan (Fadil) bilang tidak mungkin dia menutupi kesalahan Fadil (Taufan), dan Taufan (Fadil) yakin sekali kalau Fadil (Taufan) tidak mungkin selingkuh dengan Alena ataupun Andara. Taufan (Fadil) bilang meskipun mereka kembar tetapi tidak mungkin kalau mereka mencintai perempuan yang sama. Ambar bilang mungkin Fadil (Taufan) tidak, tetapi bagaimana dengan Taufan (Fadil) yang mencintai Kamila. Ambar mengingatkan kejadian Taufan (Fadil) saat mencium Kamila. Taufan menghubungi Andara, Andara bilang Ambar menelepon dirinya. Andara menutup telepon Taufan dan meneriman telepon dari Andara. Ambar bilang dia ingin bertemu dengan Andara. Andara memberi tahu Taufan, Taufan cuirga kalau itu ada hubungannya dengan paket dari Andara untuk Taufan (Fadil). Taufan memberi tahu Fadil, kalau Ambar akan menjodohkan Taufan dengan Andara. Fadil yang berperan sebagai Taufan tidak mau dijodohkan dengan Andara, dan memilih untuk membongkar sandiwaranya. Taufan mengingatkan Fadil tentang kehamilan Kamila yang akan terganggu. Ambar juga memberi tahu Kamila tentang rencana perjodohan Taufan dengan Andara, Kamila merasa ada yang aneh dengan hatinya.

Tama mengetuk kamar Ana, tetapi Ana tidak membuka pintu. Ambar menanyakan pada Tama ada masalah apa dengan Ana. Tama bilang dia tidak tahu pasti tetapi tadi Ana dan Indy bertengkar. Ambar menyuruh agar Ana membuka pintu. Ana keluar. Ambar bertanya ada masalah apa dengan Ana. Ana bilang ini karena Edo. Edo bilang kalau Indy tidak mau menikah dengan Edo, Edo akan menikah dengan Ana agar menjadi ibu bagi si Cantik. Ambar dan Tama kaget. Ana bilang Indy salah paham mengira Ana akan merebut Edo dan Cantik. Kamila mendengarkan pembicaraan Ambar, Tama dan Anna. Ambar menemui Martha dan Edo, agar jangan coba - coba mengajak Ana menikah, karena Ambar tidak akan pernah mengizinkan putri yang sangat disayanginya jatuh ke pelukan Edo. Ambar mengingatkan Edo hanya boleh menikah dengan Indy dan Edo tidak boleh menambah masalah pada keluarganya. Martha marah pada Edo, karena sikap Edo membuat Ambar marah, dan Martha pun kena getahnya. Martha menyuruh Edo agar menemui Ana. Kamila dan Ambar datang menjenguk Taufan (Fadil), Ambar sangat senang karena di sana sudah ada Andara. Ambar menanyakan pada Taufan (Fadil) dan Andara apa mereka sepakat untuk dijodohkan, Taufan (Fadil) dan Andara menjawab mereka setuju. Andara pamit karena harus kembali bekerja. Ambar menyuruh agar Andara mencium Taufan (Fadil) sebagai perpisahan karena mau pergi. Kamila menatap Taufan (Fadil). "Kamila dan Ambar datang menjenguk Taufan (Fadil), Ambar sangat senang karena di sana sudah ada Andara. Ambar menanyakan pada Taufan (Fadil) dan Andara apa mereka sepakat untuk dijodohkan, Taufan (Fadil) dan Andara menjawab mereka setuju. Andara pamit karena harus kembali bekerja. Ambar menyuruh agar Andara mencium Taufan (Fadil) sebagai perpisahan karena mau pergi. Kamila menatap Taufan (Fadil)".

Itu semua ternyata hanya mimpi Kamila. Kamila terbangun dan merasa aneh dengan mimpi yang dialaminya. Edo mencoba menghubungi Ana, tetapi Ana tidak mengangkatnya. Martha menyuruh agar Edo menemui Ana saja, supaya masalahnya cepat kelar. Martha tidak mau Ana menderita karena Indy salah paham. Sementara itu Indy juga kesal karena tidak mendapat kabar dari Ana. Indy curiga kalau Ana dan Edo memang ada hubungan dan sengaja membohonginya. Kamila dan Andara bertemu. Kamila menanyakan tentang masalah perjodohan antara Andara dengan Taufan (Fadil). Kamila meminta agar Andara cerita padanya kalau memang Andara menyukai Taufan (Fadil), hal itu membuat Andara kesal, karena Andara tidak mungkin dijodohkan dengan Taufan yang sebenarnya itu adalah Fadil. Ambar menghubungi Andara dan menanyakan tentang perjodohannya dengan Taufan, di luar dugaan Ambar, ternyata Andara menolak.

Andara bilang dia bukan orang yang mau begitu saja dijodohkan. Ambar sangat kesal dan marah sekali mendengarnya. Kamila minta maaf pada Taufan (Fadil), karena dia telah menemui Andara dan mungkin saja Andara menolak perjodohannya dengan Taufan (Fadil) adalah karena dirinya. Kamila minta maaf pada Taufan (Fadil) karena takut Andara tersinggung dengan kata- katanya. Taufan (Fadil) dalam hati sangat senang karena Andar menolak. Fadil (Taufan) menemui Andara, dan bertanya kenapa Andara menolak perjodohannya dengan Taufan (Fadil)? Andara bilang dia tidak mau dijodohkan. Fadil (Taufan) bilang perjodohan itu hanya pura - pura demi kebahagiaan Kamila. Andara bilang justru kalau Kamila tahu yang sebenarnya kalau ia menerima perjodohan dengan suaminya, itu akan lebih menyakitkan Kamila. Andara mengusir Fadil (Taufan).

Ambar menghubungi Fadil (Taufan) dan bertanya apa Fadil (Taufan) berhasil membujuk Andara agar mau bertunangan dengan Taufan (Fadil)? Fadil (Taufan) minta maaf pada Ambar karena dia tidak berhasil membuju Andara. Ambar marah dan bilang biar saja Andara menolak, karena ia bisa mencarikan perempuan lain yang lebih pantas untuk Taufan (Fadil). Kamila berbicara dengan Fadil (Taufan) tentang Andara yang menolak perjodohan itu. Kamila bilang dia telah menemi Andara, dan Kamila merasa klaau Andara menolak dijodohkan dengan Taufan (Fadil) adalah karena Andara sebenarnya mencintai Fadil (Taufan Tama akan pamit setelah menjenguk Taufan (Fadil) dan bilang agar jangan mengecewakannya. Ambar bilang pada Taufan (Fadil) dia akan memberikan sesuatu pada Taufan (Fadil). Taufan (Fadil) bertanya apa yang akan Ambar berikan? Ambar memberikan amplop berwarna coklat, Ambar menyuruh agar Taufan (Fadil) membukanya sendiri. Taufan (Fadil) membuka amplop itu dan melihat beberapa foto perempuan di dalamnya. Taufan (Fadil) bertanya apa maksudnya pada Ambar? Ambar menyuruh agar Taufan (Fadil) memilih salah satu perempuan dari foto itu untuk dinikahi, Ambar bilang mereka itu semua adalah anak teman - temannya Ambar dan semuanya tidak kalah cantik dengan Kamila.

Taufan (Fadil) bilang tidak akan memilih salah satu dari mereka, Ambar mengancam kalau Taufan (Fadil) tidak memilih maka Ambar akan memberi tahu Kamila, tentang perasaan Taufan (Fadil) yang sebenarnya pada Kamila itu bagaimana. Kamila sedang cek kandungan. Dokter mengatakan kalau Fadil sempat datang dan menanyakan bagaimana kondisi Kamila, sekitar seminggu yang lalu. Kamila heran, dokter itu bilang mungkin Fadil hanya ingin mengetahui kondisi Kamila dan kandungannya. Ambar tetap memaksa Taufan (Fadil) untuk memilih, begitu pula dengan Taufan (Fadil) yang tetap menolak. Ambar akhirnya menghubungi Kamila dan menyuruhnya agar segera datang ke Rumah Sakit. Kamila kebetulan ada di Rumah Sakit yang sama dan Ambar tidak mengetahuinya. Taufan (Fadil) bilang dia sangat kecewa dengan sikap Ambar. Ambar bilang Taufan (Fadil) punya waktu 45 menit untuk memilih perempuan itu, karena perjalanan dari rumah ke rumah sakit membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Taufan (Fadil) menghubungi Kamila, Ambar langsung merebutnya. Kamila merasa heran sebenarnya ada apa, kenapa Taufan (Fadil) menghubungi tetapi langsung mematikannya juga. Kamila menuju kamar Taufan (Fadil).

Taufan (Fadil) bilang agar Ambar jangan bersikap seperti itu karena Kamila punya hipertensi yang akan berpengaruh pada kandungannya. Ambar langsung bilang kalau Taufan (Fadil) takut kamila sakit makanya Taufan (Fadil) harus memilih perempuan untuk dinikahinya, Ambar memperingatkan kalau Ambar tidak akan segan - segan memberi tahu Kamila, kalau Taufan (Fadil) mencintai Kamila dan Taufan (Fadil) pernah mencium Kamila saat Kamila tertidur, beruntung Fadil (Taufan) tidak mengetahuinya. Tanpa disadari Kamila mendengarkan pembicaraan Ambar dengan Taufan. Ambar dan Taufan (Fadil) kaget karena Kamila telah ada diruangannya. Kamila bertanya tentang kebenaran kalau Taufan (Fadil) mencintainya? Ambar hanya diam. Kamila bertanya hal yang sama pada Taufan (Fadil), tetapi Taufan (Fadil) pun hanya diam.

Kamila kesal karena tidak ada yang menjawab ataupun menyangkal. Ambar menenangkan Kamila. Taufan (Fadil) akan mengatakan sesuatu dan Kamila akan menamparnya, tetapi Ambar mencegah Kamila. Kamila bilang sangat kecewa pada Taufan (Fadil). Ambar menyuruh Taufan (Fadil) agar memikirkan kejadian tadi baik - baik, Taufan (Fadil) hanya diam. Kamila keluar dari ruangan Taufan (Fadil) dan menangis di ruang tunggu. Fadil (Taufan) memberikan Kamila minum dan bertanya ada apa. Kamila tidak cerita apa - apa ke Fadil (Taufan), karena tidak mau membuatnya sedih, Kamila yakin pasti suaminya akan sedih kalau saudaranya sendiri mencintai istrinya. Kamila berbohong dengan bilang dia hanya sedih karena darah tingginya naik, Kamila bilang dia baru saja cek kandungan.

Dirumah, Eyang Tini terus ingat Kamila, Laras menenangkannya. Laras menghubungi Kamila dan memintanya untuk datang, karena Eyang Tini ingin bertemu. Kamila meminta Fadil (Taufan) agar menemaninya ke rumah Eyang Tini, Fadil (Taufan) menyetujui tetapi minta izin untuk menjenguk Taufan (Fadil) dulu sebentar. Kamila bilang tidak usah, Kamila minta agar Fadil (Taufan) lebih mementingkan Kamila. Andara menatap bunga yang diberikan Fadil (Taufan) kepadanya. Andara merasa dia sudah masuk ke dalam sandiwara bertukarnya Fadil dan Taufan dan Andara tidak bisa lepas. Diperjalanan Fadil (Taufan) tetap bertanya apa ada masalah lain yang dipikirkan Kamila, Kamila bilang dia belum bisa mengatakannya pada Fadil (Taufan). Taufan (Fadil) menghubungi Kamila, tetapi Kamila tidak mengangkatnya. Fadil (Taufan) bertanya kenapa Kamila tidak mengangkat teleponnya, Kamila bilang pada Fadil (Taufan) bukan siapa - siapa. Taufan (Fadil) sangat sedih karena Kamila tidak mengangkatnya. Taufan (Fadil) akhirnya menghubungi Fadil (Taufan), dan bilang ingin bertemu.

Kamila merebut HP Fadil (Taufan) dan bilang berbahaya sekali kalau menelepon sambil mengemudi. Fadil (Taufan) bilang kalau Taufan (Fadil) ingin bertemu, Kamila minta agar Fadil (Taufan) lebih perhatian pada Kamila dan Kaffa. Ambar bilang pada Tama kalau Kamila sudah tahu, kalau Taufan mencintainya. Indy sedih karena ia harus kerja keras untuk bertahan hidup. Kalau dulu ia tinggal minta segala sesuatu pada Ambar, tetapi Indy berusah tidak lemah dan menjadi kuat. Ana menghubungi Indy tetapi tidak di angkat. Indy bilang tidak akan mengangkat telepon dari Ana karena Indy sudah tidak percaya lagi pada Ana. Ana bilang pada Edo dan Marta kalau Indy tidak mengangkat telepon darinya. Marta akhirnya menghubungi Indy, beruntung Indy mengangkatnya. Marta menyruh agar Indy datang ke Cafe karena ada hal penting yang akan dibicarakan Edo.

Ana dan Edo sudah di Cafe duluan, mereka sengaja mau membuat Indy cemburu. Ana melihat Indy yang datang, lalu Ana dan Edo pura pura bermesraan. Indy kesal dan marah melihat Edo dan Ana yang sedang berpegangan tangan. Indy bilang ada apa mereka menyuruhnya datang? Indy bilang dia tidak punya waktu untuk menyaksikan orang pacaran. Edo bertanya apa indy sudah mengambil keputusan untuk menikah dengannya? Edo mengancam akan menikahi Mariana kalau Indy tidak mau menikah dengannya. Edo bilang Mariana mau menikah dengan Edo demi si Cantik, dan menyayangkan Indy yang ibu kandung Cantik tetapi tidak mau menikah dengannya. Indy menampar Edo dan tidak takut dengan ancamannya, karena sampai kapanpun Indy tidak mau menikah dengan Edo. Indy tidak peduli Edo mau menikah dengan siapapun, Indy hanya minta si Cantik dikembalikan. Indy marah pada Ana yang mau diperalat Edo, Indy bilang Ana itu cantik dan bisa dapat laki - laki yang lebih baik daripada Edo. Indy bilang kalau Edo hanya akan menjadikan Ana Baby Sitter-nya Cantik. Edo bilang dia sudah berubah, Indy tetap tidak percaya dan marah pada Edo. Ana membela Edo, Indy marah pada Ana karena sudah membela Edo, Edo pun membela Ana. Indy pergi.

Edo minta maaf pada Ana, karena telah melibatkan Ana dalam masalahnya dengan Indy. Kamila memeluk Eyang Tini dan bilang ingin berbicara berdua saja dengannya. Laras mengajak Fadil (Taufan) masuk. Eyang Tini kaget mendengar cerita Kamila kalau Taufan (Fadil) mencintai Kamila, Eyang Tini sangat marah mendengarnya. Kamila minta maaf karena dia tidak menuruti kata - kata eyangnya untuk menjahui Taufan (Fadil). Eyang Tini bilang semuanya bukan salah Kamila. kamila sedih karena Fadil (Taufan) lebih mementingkan untuk menemani Taufan (Fadil) di rumah sakit, padahal Kamila sendirian di rumah. Akhrnya Fadil (Taufan) menemani Kamila di rumah. Eyang Tini cerita pada Haris dan Laras tentang Taufan (Fadil). Eyang Tini juga bilang akan melabrak Taufan (Fadil),karena sudah berani kurang ajar pada Kamila. Edo curhat pada Cantik tentang Indy yang tidak mau menikah dengannya. Ana janji akan membantu Edo agar bisa menikah dengan Indy,demi si Cantik.

Taufan (Fadil) kabur dari rumah sakit bersama Andara. Haris datang ke Rumah Sakit, Effendi memberi tau kalau Taufan (Fadil) kabur. Effendi bilang ia sangat yakin kalau Taufan (Fadil) bersama Andara. Kamila mengajak Fadil (Taufan) tidur, Fadil (Taufan) sangat bingung dengan ajakan Kamila dan akan mencari cara untuk menghindar. Taufan (Fadil) berterimakasih karena sudah sampai ke depan rumah. Andara sangat takut kena marah kalau terjadi sesuatu dengan Taufan (Fadil). Taufan (Fadil) merasa kesakitan,Andara teriak-teriak memanggl FADIL. Kamila merasa dadanya sakit kembali,Fadil (Taufan) sangat khawatir. Kamila keluar dan ada andara bersama Taufan (Fadil) yang pingsan. Fadil (Taufan) tanya pada andara, apa yang terjadi? Tama dan Ambar datang, dan tanya pada Andara kenapa bisa begini? Andara bilang Taufan (Fadil) yang meminta keluar dari rumah sakit. Ambar tanya alasannya? Andara memandang Fadil (Taufan).

Andara bilang tadi Taufan (Fadil) memintanya mmbwa keluar,soalnya... Andara menjawab dengan jeda yang panjang. Taufan (Fadil) mau menjelaskan sesuatu kepada Kamila dan Fadil (Taufan). Tama menghubungi Ana dan memintanya pulang untuk menemani Kamila, karena semuanya pergi ke Rumah Sakit. Ana datang dan marah - marah pada andara. Kamila minta Ana tenang, karena Andara tidak salah.Andara bilang pada Ana Taufan (Fadil) meminta membawanya untuk menemui Kamila dan Fadil (Taufan). Ana sangat kesal dengan Taufan (Fadil) yang memikirkan Kamila dan Fadil (Taufan) terus, bahkan lebih dari dirinya sendiri. Kamila pamit pada Ana dan Andara, karena mau istirahat. Kamila mengingat Taufan (Fadil). Pada saat itu sandiwara tersebut terbongkar.. Kamila marah pada semua keluarga krn merasa telah dibohongi dan memutuskan pergi. Kamila bertemu dengan Wiwi, gadis kecil yang dulu pernah menolongnya. Kamila mengenalkan Wiwi pada Kaffa. Wiwi pergi mencari air panas untuk membut susu untuk Kaffa. Indy dan Edo dalam perjalanan ke rumah sakit. Indy merasa kesal dengan Edo yang masih saja perhatian pada Kamila. Laras berteriak memanggil Haris dan bilang Eyang Tini tidak ada di kamarnya. Pembantunya bilang Eyang Tini pergi mencari Kamila. Haris dan Laras sangat khawatir karena Eyang Tini sedang sakit. Haris menghubungi Eyang Tini dan memintanya pulang karena Eyang Tini sedang sakit. Eyang Tini menolak dan akan terus mencari Kamila sampai ketemu. Efendy bertanya pada Taufan, apa sudah dapat kabar dari Edo tentang Indy yang bertemu Kamila. Taufan bilang belum, Edo dan Indy sedang dalam perjalanan. Taufan sangat menyesal dan berharap agar Kamila membenci dirinya saja, bukan Fadil. Kamila sangat sedih dengan Wiwi yang kerjanya 'mulung', Wiwi bilang dia sudah terbiasa dengan semua ini. Wiwi bertanya tentang suami Kamila, Kamila bilang suaminya sedang sakit di jakarta jadi tidak bisa ikut. Kamila minta Wiwi mengantarkannya bertemu ketua RT karena akan mengurus kepindahannya. Wiwi sangat senang saat Kamila bilang dia akan pindah ke rumah. Edo dan Indy sudah sampai dan mereka terus bertengkar, Andara melihatnya dan penasaran apa hubungannya Indy dengan hilangnya Kamila.

Ambar dan semuanya bertanya apa benar Indy bertemu dengan Kamila? Indy diam saja. Akhirnya setelah Indy didesak Indy mengaku bertemu Kamila. Ambar menanyakan kenapa Indy tidak memberitahunya? Indy bilang dia tidak bilang karena tidak mau semuanya tahu kalau Kamila datang, Indy sangat membenci Kamila dan Indy tidak mau Kamila metampakan dirinya lagi. Ambar menampar Indy. Indy bilang dia juga merahasiakan kedatangan Kamila, karena Kamila datang untuk pamitan. Indy bilang Kamila hanya datang melihat Fadil dan pergi. Indy juga bilang Kamila tidak mau bertemu dengan semuanya, karena Kamila sudah tidak peduli. Indy memanas - manasi semuanya dengan bilang Kamila sangat senang melihat Fadil yang sakit, karena itu adalah hukuman untuk Fadil yang telah membohonginya. Indy kesal karena Ambar tetap saja menanyakan kondisi Kamila dan kandungannya, padahal Indy sudah menjelek - jelekan Kamila. Ambar bilang dia sangat khawatir. Indy bilang Kamila mencoba untuk menggugurkan kandungannya, karena sudah merasa tidak ada gunanya mempertahankannya lagi. Indy bilang kenapa Kamila sempat di rawat? Karena Kamila sudah kehilangan kandungannya. Semuanya sangat sedih. Indy mengajak Edo pulang. Sementara itu Andara hanya memperhatikan keadaan. Kamila sangat sedih karena tidak punya uang untuk mengontrak rumah yang dulu ditinggali bersama ibunya. Wiwi minta maaf karena tidak bisa membantu. Kamila bilang dia bisa mengontrak rumah yang lebih kecil dan nanti kalau sudah punya uang ia bisa kembali kesini.

Fadil sangat sedih karena kehilangan janin dalam kandungan Kamila. Ana menenangkan Fadil. Fadil bilang dia sudah kehilangan semuanya, Ana bilang belum tentu semuanya benar, karena Ana tidak percaya kata - kata Indy, karena Indy sangat membenci Kamila. Andara menanyakan pada Ambar tentang Kamila? Ambar membenarkan kalau Kamila keguguran, yang dikatakan Indy sama dengan yang dikatakan petugas puskesmas tempat Kamila di rawat. Fadil mendengar semuanya dan bertanya pada Ambar? Dengan sedih Ambar mengiyakan. Fadil menangis histeris. Edo marah pada Indy dan bilang pasti Indy bicara bohong, karena itu hanya kemarahan Indy pada Kamila. Indy mengancam akan naik taxi kalo Edo masih marah - marah dan tidak mau mengantarkannya pulang. Edo mengalah. Fadil terus menangisi Kamila, Effendi memberikan obat penenang. Taufan menanyakan keadaan Fadil? Effendi bilang dia terpaksa memberikan obat penenang. Effendi bilang Fisik Fadil sudah kuat, hanya psikisnya saja terganggu. Cara satu - satunya adalah menemukan Kamila dan Kaffa. Kamila berdoa untuk kesembuhan Fadil.

Taufan memikirkan kecocokan kata - kata Indy dan petugas puskesmas yang bilang Kamila keguguran. Taufan merasa dia yang besalah. Andara melihat Taufan dan berharap Taufan bisa melewati semuanya. Martha menanyakan pada Edo, apa benar Kamila keguguran? Edo membenarkan, dan meminta Martha mengecek kebenarannya pada Indy. Karena bila Edo yang berbicara dengan Indy, pasti Indy tidak akan jujur. Supir pribadi Eyang Tini bertanya berapa lama lagi mereka akan mencari Kamila? Eyang Tini kesal, supirnya hanya takut dengan kondisi kesehatan Eyang Tini. Supirnya mengajak pulang dan nanti bisa dilanjutkan pencariannya. Eyang Tini mau pulang, setelah supirnya itu mengantarkannya ke satu tempat lagi. Fadil sedang berbicara dengan Ana, tentang Kamila yang keguguran. Eyang Tini mendengarkan semuanya dan minta kejelasan dari Ambar, apa Kamila benar keguguran dan kehilangan janinnya? Ambar mengiyakan. Fadil bermimpi bertemu dengan Kamila, Fadil meminta maaf atas kesalahannya dan dalam mimpi Fadil, Kamila telah memaafkannya. Taufan datang, Eyang Tini menampar Taufan dan menganggap Taufan adalah sumber masalahnya. Eyang Tini bilang dulu dia pernah mencoba menyukai Taufan, karena telah mendonorkan ginjal untuk Haris, tetapi sekarang Eyang Tini berjanji tidak akan memaafkan Taufan.

Ambar minta Eyang Tini tidak marah lagi pada Taufan, karena Taufan sudah menderita. Kamila menitipkan Kaffa pada Wiwi, karena Kamila akan mencari kerja untuk mendapatkan uang. Kamila melamar di cafe dan diterima, tetapi di tolak setelah diketahui kalau Kamila sudah menikah dan punya anak. Kamila lalu melamar kembali ke tempat lain dan diterima sebagai kasir, tetapi Kamila kembali ditolak setelah diketahui kalau Kamila sedang hamil. Fadil mendapat kabar dari orang, kalau dia pernah melihat Kamila di Bandung. Taufan meminta agar Kamila kembali demi Fadil. Taufan minta Kamila boleh memukul atau menampar dirinya, asal Kamila mau kembali. Kamila tetap menolak untuk kembali dan dia bilang kalau misal dengan memukul atau menampar Taufan bisa mengobati luka dan sakit hatinya, itu sudah Kamila lakukan dari dulu. Indy mengajak Cantik pergi dari rumah Edo untuk selamanya. Eyang Tini, Haris dan Laras sedang di restoran dan sangat sedih karena pencarian Kamila belum ada hasilnya. Sementara itu Kamila ada di tempat yang sama. Kamila sedih dan terharu melihat Eyang Tini, Haris dan Laras datang jauh - jauh mencarinya. Eyang Tini, Haris dan Laras meminta agar Kamila pulang. Kamila dengan berat hati menolak dan bilang kehidupannya sekarang sudah tenang. Kamila akan pergi, Eyang Tini menarik tangan Kamila agar jangan pergi, Kamila tetap memaksa pergi dan membuat eyang Tini terjatuh dan pingsan. Hal itu hanya terjadi dalam pikiran Kamila, Kamila merasa ini belum saatnya dia menemui Eyang Tini, Haris dan Laras. Karena Kamila belum siap kembali pulang dant takut terjadi sesuatu dengan kesehatan Eyang Tini. Taufan menemui Fadil dan minta maaf Kamila belum ditemukan. Taufan bilang Fadil sudah boleh pulang dan Fadil bisa ikut bersama mencari Kamila.

Fadil bilang apa benar Kamila belum ditemukan? Dia dapat kabar Kamila di Bandung. Taufan bilang Kamila tidak ada di Bandung. Fadil bilang itu tidak mungkin, dan kenapa Taufan sangat yakin? Taufan bilang karena dia ketemu Kamila di Sukabumi. Taufan bilang dia sudah bertemu Kamila, tetapi Kamila tetap tidak mau pulang, dan sekarang Taufan juga kehilangan jejak Kamila. Kamila berterimakasih pada Wiwi karena telah membelikan susu buat Kaffa dan menjaganya. Wiwi bilang uang buat susu Kaffa dikasih oleh bapak - bapak. Kamila penasaran dengan orang yang telah berbaik hati itu dan curiga, Harislah yang telah memberikan Wiwi uang. Apalagi saat Wiwi bilang bapak - bapak itu memakai baju biru, sama persis dengan baju Haris yang dilihatnya di restoran. Tama mengajak Fadil pulang, karena Kamila juga belum ditemukan dan Kamila belum mau pulang. Wiwi akan pergi berjualan pisang goreng, tetapi jatuh sakit. Kamila melarang Wiwi, Wiwi tetap memaksa karena sayang sekali kalau pisang goreng yang telah dibuatnya tidak dijual. Kamila juga berpikir dengan keuangannya yang tinggal sedikit. Akhirnya Kamila menyuruh Wiwi tetap istirahat dan Kamilah yang akan berjualan.

Eyang Tini datang menemui Wiwi dan ingin bertemu tantenya Wiwi yang pintar masak, ingin mengucapkan terima kasih. Wiwi bilang tantenya sedang pergi jualan. Eyang Tini lalu menanyakan adik Wiwi, Wiwi bilang adiknya ikut dengan Tantenya. Eyang Tini terkesan marah dan bilang masa anak bayi di ajak berjualan. Wiwi bilang kalau adiknya bersamanya, nanti ketularan sakit. Eyang Tini mengerti. Fadil melihat Kamila sedang berjualan dan Kamilapun sepertinya melihat mobil Tama. Fadil bilang ke Tama, sepertinya tadi dia melihat Kamila. Kamila ada pesenan 200 pisang goreng, Kamila sangat bersyukur dengan pesanan itu, karena itu cukup untuk dirinya cek kandungan. Eyang Tini cerita dia sedang mencari cucunya yang hilang. Wiwi mendoakan semoga cucu Eyang Tini cepat ditemukan. Eyang Tini memesan pisang goreng 100 biji, Wiwi sangat senang. Eyang Tini memberikan bingkisan pada Wiwi, untuk diberikan pada tantenya. Eyang Tini belum tahu kalau tantenya Wiwi itu adalah Kamila dan Wiwi juga belum tahu kalau cucunya itu adalah Kamila. Tama pulang, Ambar menanyakan Fadil? Tama bilang Fadil ikut pulang bersamanya, tetapi minta diturunkan di jalan karena masih ada keperluan lain. Fadil datang menemui Taufan dan meminta maaf padanya. Sekarang Fadil sadar kalau Kamila itu pergi bukan karena Taufan, tetapi dia sendiri juga menjadi penyebabnya. Fadil bilang Kamila memang belum mau pulang. Taufan bertanya apa Fadil sudah bertemu Kamila? Fadil bilang ia hanya berbicara di telepon dengan Kamila. Kamila kaget saat Wiwi bilang ada 100 pesanan pisang goreng. Wiwi bertanya kenapa Kamila tampak tidak senang? Kamila bilang dia hanya kaget saja, karena barusan juga dia dapat pesanan 200 biji. Wiwi sangat senang karena pesanannya banyak. Kamila bertanya siapa yang memesan pisang goreng 100 biji pada Wiwi? Wiwi bilang Nenek yang baik hatilah yang telah memesan. Kamila tahu orang yang dimaksud Wiwi adalah Eyang Tini. Kamila heran ada acara apa sampai Eyang Tini memesan pisang goreng sangat banyak.

Kamila membuat pisang goreng pesanannya. Sementara itu di tempat lain Fadil menangis sambil melihat hasil USG Kamila yang terakhir. Ibu yang memesan pisang goreng untuk arisan datang dan mengambil pesanannya. Lalu datang supir Eyang Tini mengambil pesanannya juga. Wiwi bertanya kenapa tidak Eyang Tini yang mengambilnya sendiri? Supirnya itu bilang majikannya sedang ada acara. Supir itu memberikan bingkisan untuk Kamila dari Eyang Tini. Edo marah pada Fadil yang malah datang ke aqikahnya Cantik dan bukannya mencari Kamila. Edo sangat khawatir karena Kamila bawa Kaffa dan habis keguguran. Kamila bilang pada Wiwi dia akan ke Jakarta. Wiwi sangat sedih dan tidak mau Kamila pergi dan meninggalkannya sendirian. Kamila bilang dia pergi hanya untuk sementara, Kamila ingin memeriksa kandungan. Wiwi kaget sekaligus senang karena Kamila sedang hamil lagi. Indy kecewa karena tahu Edo pergi ke Bandung bersama Eyang Tini untuk mencari Kamila. Indy juga kecewa karena Martha menutupi kesalahan Edo dan bilang Edo pergi ke Bandung untuk urusan pekerjaan. Edo menjelaskan pada Indy, di atas semuanya di hati Edo yang terpenting adalah Indy dan Cantik. Indy menanyakan pada Ana, yang lainnya pada kemana? Ana bilang yang lainnya sudah pada pergi untuk mencari Kamila. Indy marah karena tidak hanya Edo, semuanya juga sangat perhatian pada Kamila. Andara menahan Kamila untuk pergi, tetapi Kamila tetap pergi. Andara juga tidak bisa berbuat apa - apa, karena merasa bersalah telah mengikuti sandiwara Fadil dan Taufan untuk membohongi Kamila.

Fadil dan semuanya datang menemui Andara. Ambar marah karena Andara membiarkan Kamila pergi dan seharusnya Andara mengikuti Kamila, supaya tahu Kamila ada di mana. Andara bilang Kamila pergi karena belum siap bertemu Fadil. Ambar mengajak Tama pergi, karena Kamila juga tidak ada bersama Andara. Fadil bagaimanapun tetap berterimakasih pada Andara. Kamila bersama Kaffa dan sangat sedih karena pasti membuat Fadil kecewa. Kamila berjanji bila saatnya tiba, pasti dia dan Fadil akan kembali bersatu. Martha marah pada Edo karena membohongi Indy lagi. Edo bilang dulu Martha yang melarangnya jujur pada Indy. Martha beralasan karena Indy itu orangnya pencemburu. Indy akan pergi bersama Cantik. Martha melarang. Indy bilang dia sudah tidak tahan dengan sikap Edo yang selalu membohonginya. Ana menampar Indy dan bilang Indy itu hanya bisa kabur dan kabur. Ana minta Indy agar jangan membuat masalah karena keluarganya itu sedang susah. Ana mengingatkan Indy itu orangnya tidak bisa hidup susah, berbeda dengan Kamila. Indy menangis. Ana minta Edo agar jangan egois dan harus memikirkan Cantik. Indy makin menangis dan Edo memeluk Indy Eyang Tini sangat senang, karena telah menemukan Kamila. Kamila minta agar Eyang Tini jangan mengajaknya pulang. Fadil minta alamat Wiwi pada Haris, karena kemungkinan Kamila tinggal bersama Wiwi sangat besar. Haris mau mengantar Fadil mencari Kamila dan Laraspun memaksa Kamila.

Ambar sangat kesal saat tahu Taufan masih bersama Andara. Ambar menghubungi Taufan dan minta Taufan membantu Fadil mencari Kamila, bukannya malah berduaan dengan Andara. Andara tampak tidak enak dan menyuruh Taufan agar mengikuti saran Ambar. Taufan menghubungi Fadil, Fadil bilang bersama Haris dan Laras menuju Bandung. Taufan akan menyusul, Fadil melarang. Taufan pulang ke rumah, Ambar mengajak Taufan dan Tama untuk menyusul Fadil. Taufan bilang Fadil tadi bilang tidak usah disusul karena sudah ada Haris dan Laras. Ambar bilang dia tidak percaya pada Haris dan Laras, Ambar ingin menyusul karena ingin membantu Fadil berbicara dengan Kamila. Fadil dan Taufan tampak tidak suka Ambar menjelek - jelekan Haris dan Laras. Taufan bingung karena Ambar bilang Andara itu menyukai Fadil bukan Taufan. Ambar bilang Andara itu menyukai Taufan karena untuk melampiaskan rasa sukanya pada Fadil. Andara datang. Taufan marah saat Andara menyebut - nyebut Fadil. Martha bilang pada Ambar, dia ingin segera menikahkan Edo dengan Indy secepatnya. Martha minta maaf bukan berarti dia tidak peduli dengan masalah Ambar dan keluarga. Ambar bilang dia tidak bisa menyiapkan pernikahan Indy, Martha bilang Ambar tidak usah memikirkan apa - apa. Ambar tetap meminta agar pernikahan Edo dan Indy ditunda. Ambar marah melihat Fadil dan Andara berduaan. Taufan minta agar Ambar jangan membela Andara, Taufan bilang dia yang salah. Ambar tidak mau mengerti dan mengajak Taufan pulang. Martha juga pamit. Andara sangat sedih. Edo jadi sangat perhatian pada Indy. Indy sangat senang, tetapi ia tidak ingin menjadi lemah karena tidak mau sakit hati lagi. Fadil menerima SMS dari Kamila yang ingin bertemu. Fadil sangat senang. Kamila mendapat balasan dari Fadil yang sepakat bertemu.

Kamila menitipkan Kaffa pada Eyang Tini dan Wiwi. Kamila bilang akan membeli keperluan Kaffa. Eyang Tini menyuruh agar supirnya saja yang membelikan keperluan Kaffa, Kamila menolak. Kamila pergi. Eyang Tini sangat yakin ada yang disembunyikan oleh Kamila. Edo meminta Indy menikah dengannya demi Cantik. Indy bilang dia tidak mau menikah seperti Kamila yang menikah dengan Fadil, demi Kaffa supaya Kaffa punya ayah. Edo minta agar Indy melupakan masa lalu mereka dan memulai hidup yang baru. Kamila dalam mobil dan minta pada supir agar berhenti sebentar karena Kamila merasa mual. Di lain tempat Fadil juga merasakan hal yang sama. Indy melihat Kamila di pinggir jalan. Edo terus membujuk Indy agar melupakan masa lalunya. Indy tidak memperhatikan Edo dan terus melihat Kamila, dan Kamilapun pingsan. Tapi Indy tidak melakukan apa - apa. Orang - orang datang membantu Kamila. Edo memperhatikan dan bilang pada Indy ada perempuan yang pingsan. Edo akan turun dari mobil untuk membantu, tetapi Indy melarang dan mengajak Edo pergi. Indy bersyukur Edo tidak tahu kalau yang pingsan itu Kamila. Indy heran kenapa Kamila ada di Jakarta, seharusnya kan Kamila di Bandung.

Andara menangis sendirian di taman dan teringat pada Ambar yang terus saja tidak menyukainya. Fadil datang ke taman tetapi Kamila tidak ada. Fadil berpikir dia kecepatan datang dan akan menunggu Kamila. Andara melihat Fadil dan menghampirinya. Fadil bilang pada Andara dia janjian dengan Kamila. Andara sangat senang karena Fadil dan Kamila akan kembali bersatu. Fadil minta maaf atas tindakan Ambar yang kasar pada Andara. Andara tertawa, karena pada hari yang sama Taufan dan Fadil meminta maaf padanya. Andara bilang dia sudah memaafkan semuanya dan pamit pergi. Kamila sadar dari pingsannya dan akan pergi, karena ada janji dengan Fadil. Tetapi dokter melarangnya. Kamila tetap memaksa. Andara memberi tahu Taufan kalau malam ini Fadil dan Kamila akan bertemu. Taufan sangat senang dan berterima kasih pada Andara karena Andara memberi tahunya. Andara heran karena Taufan belum tahu, Andara juga bilang tadi Fadil sendiri yang bilang padanya. Kamila menuju taman dan berharap agar Fadil menunggunya. Fadil akan pergi dan HP Fadil terjatuh. Fadil sangat sedih karena HP nya rusak. Fadil takut Kamila menghubunginya. Kamila datang ke taman dan Fadil tidak ada di sana. Kamila sangat sedih karena mungkin Fadil tidak sabar menunggunya. Fadil mencoba hubungi Kamila dari wartel. Kamila bingung karena ada panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal. Kamila akan mengangkatnya, tetapi HP nya mati. Fadil sangat sedih karena Kamila tidak bisa di hubungi. Eyang Tini mencari Kamila, tetapi belum ketemu. Eyang Tini menghubungi Wiwi dan Tanya apa Kamila sudah pulang? Wiwi menjawab belum. Eyang Tini sangat khawatir karena Kamila juga tidak bisa dihubungi. Eyang Tini bertemu Kamila. Kamila bilang dia ingin menemui Fadil. Eyang Tini bilang tidak usah bertemu dengan Fadil. Kamila bilang dia tidak mau kesalah pahamannya semakin lebar dan ingin berbaikan dengan Fadil. Kamila bilang dia telat dan Fadil tidak bisa di hubungi. Eyang Tini bilang Fadil mungkin tidak datang dan tidak benar - benar ingin bertemu Kamila Ana melihat Eyang Tini dan Kamila naik mobil. Kamila bertanya kenapa Eyang Tini menyuruhnya naik mobil? Apa ada yang disembunyikan Eyang Tini? Eyang Tini bilang tidak ada apa - apa. Tama memberi semangat pada Fadil agar jangan menjadi lemah. Fadil bilang semangatnya itu adalah Kaffa dan Kamila. Tama bilang semangat dan kekuatannya itu ada dalam diri sendiri dan berharap agar semangatnya itu bisa menemukan Kamila dan Kaffa. Fadil berterimakasih karena Tama telah memberinya semangat. Eyang Tini langsung masuk ke kamar tanpa bicara dengan Kamila. Kamila tanya pada Wiwi apa yang terjadi dengan Eyang Tini? Wiwi bilang Eyang Tini jadi aneh karena bertemu dengan ibu - ibu berambut panjang dan anaknya. Kamila yakin itu Ambar. Eyang Tini bersyukur karena Kamila tidak sempat bertemu Ambar. Karena kalau bertemu pasti Ambar sudah memaksa Kamila pulang bersamanya. Kamila tanya apa benar Eyang Tini bertemu Ambar? Eyang Tini mengiyakan. Kamila tanya apa ada yang dibicarakannya dengan Ambar? Eyang Tini bilang Ambar menanyakan alamatnya tetapi Eyang Tini tidak memberitahukan alamatnya. Eyang Tini bilang dia sengaja menyembunyikan Kamila dan menutupi kehamilan Kamila untuk memberi pelajaran pada Fadil dan keluarganya. Eyang Tini bilang Fadil itu ibarat mata pisau yang selalu menyakiti Kamila. Eyang Tini menyuruh agar Fadil jangan mencari Kamila lagi.

Haris dan Laras minta maaf pada Fadil, karena telah ikut sandiwara Taufan. Haris bilang andai dia membongkar sandiwaranya dari dulu, pasti keadaannya tidak akan jadi begini. Fadil bilang itu bukan salah Haris. Kamila berterima kasih karena Wiwi telah menemani Kaffa pada hari pertamanya bekerja. Wiwi bertanya kenapa Kamila tidak menemui Fadil? Padahal waktu di Bandung, Kamila pernah terbangun dan menyebut nama Fadil. Kamila belum sempat menjawab karena sudah dipanggil lagi untuk bekerja. Eyang Tini berpikir dia akan menjaga Kamila dari Fadil, sampai Fadil tidak menjadi bonekanya Taufan.Haris dan Tama berbincang dan sangat senang dengan semangat Fadil yang kembali seperti semula. Tama dan Ambar heran dengan Taufan yang pulang cepat. Ambar mengira Taufan bertengkar dengan Fadil. Tama bilang itu tidak mungkin karena Fadil sedang bersama Haris dan Laras. Kamila meminta Eyang Tini mencicipi pisang gorengnya. Eyang Tini bilang rasanya pas. Kamila tersenyum dan sangat senang. Fadil melihat Kamila yang tersenyum. Fadil akan menemui Kamila tetapi ingat kata - kata Eyang Tini yang bilang kehadiran Fadil hanya akan membuat Kamila sedih. Eyang Tini meninggalkan Kamila dan Kamila merasa ada yang aneh. Kamila melihat Fadil di mobilnya. Kamila mencoba mendekat tetapi Fadil malah pergi. Kamila yakin itu Fadil.

Kamila menerima obat dari supir dan bertanya Eyang Tini kenapa? Supirnya bilang tadi di apotek Eyang Tini bertemu dengan pria berkacamata. Kamila yakin Eyang Tini bertemu Fadil. Ambar khawatir Taufan yang terus mengurung diri di kamar. Ambar akan bertanya pada Taufan, tetapi Tama melarangnya. Ambar bilang jangan mentang - mentang Taufan melakukan kesalahan jadi Tama tidak perhatian pada Taufan, nanti dibilang pilih kasih. Martha meminta Ambar untuk makan malah sekalian membicarakan tentang Edo dan Indy. Ambar minta pendapat Tama. Tama bilang dia bersedia dan mengingatkan Ambar kalau tidak bersedia nanti dibilang pilih kasih terhadap Indy. Akhirnya Ambar juga menyetujui. Edo akan mengantar Indy ke rumah sakit. Martha meminta mereka jangan pergi terlalu lama karena ada acara makan malam. Kamila bertanya apa di apotek, Eyang Tini bertemu dengan Haris, Laras dan Fadil. Eyang Tini mengiyakan dan minta agar Kamila tidak menemui Fadil dan minta agar merahasiakan kehamilannya. Kamila tidak mau dan ingin menjelaskan pada semuanya kalau Kamila tidak keguguran. Kamila tetap memaksa, Eyang Tini bilang jangan, karena Eyang Tini bisa memberikan apapun buat Kamila jadi Kamila tidak butuh Fadil. Kamila bilang dia tidak mau hidup seperti itu dan ingin menemui Fadil. Kamila pergi dan pamit pada Wiwi akan pergi sebentar. Eyang Tini menangis dan sedih karena Kamila tidak mendengar kata - katanya. Eyang Tini pingsan, Wiwi melihatnya. Wiwi mengejar Kamila dan meminta Kamila jangan pergi dulu karena Eyang Tini pingsan.

Haris mempunyai perasaan kalau sesuatu terjadi pada Eyang Tini. Laras menyuruh agar Haris menghubungi Fadil, karena tadi Fadil mengikuti Eyang Tini. Haris bilang Fadil tidak bisa dihubungi. Fadil bilang pada Ambar dia belum bertemu Kamila tetapi melihat Kamila dari jauh. Fadil sedih dan langsung masuk kamar. Ambar heran karena sikap Taufan, Fadil dan Ana sama. Tama minta agar Ambar tenang. Eyang Tini senang karena Kamila ada disinya dan minta agar Kamila jangan menghubungi Haris. Eyang Tini pingsan lagi dan Kamila minta agar Eyang Tini diselamatkan. Haris benar - benar sangat khawatir dengan perasaannya. Laras mengajak Haris berdoa agar tidak terjadi sesuatu pada Eyang Tini. Eyang Tini bilang dia tidak dendam pada Fadil dan keluarga, Eyang Tini hanya bilang sikapnya hanya ingin memberi pelajaran pada orang - orang yang menyakiti Kamila. Eyang Tini meyakinkan Kamila kalau Fadil tidak akan membuat Kamila senang. Eyang Tini bilang dia bisa memberikan Kamila kebahagiaan. Kamila minta maaf dan berjanji tidak akan meninggalkan Eyang Tini dan berharap agar Eyang Tini segera sembuh. Eyang Tini sangat senang. Andara bilang pada Taufan dia punya berita baik dan buruk. Taufan bilang terserah berita mana yang mau dikatakan Andara duluan. Andara bilang berita baiknya adalah Andara menolak permintaan papanya untuk mengambil alih proyek hotel Taufan karena Andara tidak mau pertemanannya dengan Taufan semakin memburuk. Berita buruknya adalah papanya menolak permintaan Andara. Taufan sangat marah dan Andara minta agar Taufan dan dirinya bersaing dengan sehat. Fadil bilang pada Haris dan Laras, dia melihat Kamila yang tersenyum. Haris dan Laras menyuruh Fadil menemui Kamila, tetapi Fadil takut malah membuat Kamila sedih.

Ambar membawa Indy pindah kembali ke rumahnya. Tama sangat senang dengan kehadiran Indy, apalagi Cantik juga di bawa. Indy akan istirahat dan ia bilang pada Cantik kalau akhirnya mereka bisa senang karena terbebas dari Edo. Ana mengetuk kamar Indy, Indy heran kenapa Ana mengetuk malam - malam. Ana bilang ada telepon untuk Indy dari Edo. Edo berbicara dengan Indy, tetapi Indy bilang dia sudah mengantuk dan ingin tidur. Edo bilang dia sangat kangen pada Indy dan Cantik, Indy yakin Edo menelepon hanya ingin mengecek kalau Indy dan Cantik di rumah Ambar dan tidak kabur. Edo bilang dia sangat mencintai Indy. Indy bilang Edo gombal dan menutup telepon. Indy sebenarnya senang Edo bilang cinta padanya, tetapi Indy menekan perasaannya karena tidak mau sakit hati lagi karena Edo. Di lain tempat Edo sangat yakin kalau Indy juga mencintainya, hanya Indy tidak mau mengakuinya. Eyang Tini menjadi lumpuh. Kamila dan Wiwi sangat sedih. Edo bertemu Kamila. Edo baru tahu kalau Kamila sudah tinggal di Jakarta. Tiba – tiba pelayan datang dan bilang kalau Kamila sudah ditunggu oleh supirnya. kamila akan pergi tetapi Edo menahannya. Akhirnya Edo tahu kalau Kamila pemilik rumah makan itu. Edo akan memberitahu Fadil tetapi Kamila melarangnya. Fadil menghubungi balik Edo, karena tiba – tiba Edo memutuskannya. Tapi Fadil tidak bisa menghubungi Edo. Edo bilang pada Kamila kalau Fadil itu sangat menunggu – nunggu Kamila dan Kaffa. Edo bilang Kamila itu tidak berhak marah pada Fadil, karena yang salah dalam sandiwara itu adalah Taufan. Kamila sangat marah karena Edo tahu dan terlibat dalam sandiwara itu. Edo membela diri dan bilang dia sudah berusaha membongkar penyamaran Taufan saat di Anyer dan di restoran, tetapi Kamila tidak mempercayainya.

Edo bilang dia berhenti niat membongkar penyamaran Taufan saat Fadil sendiri yang minta agar sandiwara itu jangan dibongkar, karena takut Kamila sakit. Kamila akhirnya ingat., tetapi Kamila tetap marah pada Edo karena Edo sama seperti yang lainnya berbohong dan Kamila tidak suka itu.Kamila menangis di dalam mobil. Kamila menyesali dirinya yang tidak pernah mempercayai kata – kata Edo. Dulu dia sangat yakin kalau Taufan dan Fadil tidak mungkin membohonginya. Edo memberitahu Fadil kalau Kamila sudah ada di Jakarta. Fadil bilang dia sudah tahu tetapi belum berani menemui Kamila. Edo bilang dulu Fadil mencari – cari Kamila sekarang ketika sudah dekat, Fadil malah diam saja. Fadil bilang itu karena Eyang Tini melarang dirinya bertemu dengan Kamila. Fadil tidak mau membuat Kamila sedih lagi. Fadil bilang dia akan menemui Kamila saat Kamila sudah mau menerimanya kembali. Kamila meminta agar Wiwi mengambil air panas di pantry, sementara itu Kamila menemani Eyang Tini. Wiwi bertabrakan dengan Taufan. Wiwi memanggil Taufan dengan sebutan Fadil. Wiwi ingat kata – kata Eyang Tini agar menghindari Fadil, karena hanya akan membuat Kamila sedih. Laras dan Haris mendapat kabar kalau Eyang Tini di rawat di Rumah Sakit dan terkena struk. Haris sangat khawatir dan Laras menenangkan Haris. Laras akan memberitahu Fadil, tetapi Haris melarangnya. Haris mengingatkan kehadiran mereka saja belum tentu diteriman Eyang Tini apalagi kalau membawa Fadil. Kamila sangat heran dengan Wiwi yang menjadi pendiam, Wiwi bilang tidak apa – apa. Kamila baru sadar kalau Tas Kaffa ketinggalan dan mengajak Wiwi agar kembali ke rumah Sakit. Haris dan Laras menengok Eyang Tini. Eyang Tini bertanya darimana Haris tahu dirinya sakit? Haris bilang dia yang meminta Laras mengecek Kamila atau Eyang Tini di rumah Sakit. Laras bertanya di mana Kamila? Eyang Tini hampir keceplosan bilang kalau Kamila sedang hamil.

Wiwi datang kembali ke kamar Eyang Tini beralasan untuk mengambil tas Kaffa. Wiwi sangat senang karena bertemu Haris. Eyang Tini minta agar Wiwi jangan memberitahu Kamila kalau ada yang menjenguknya karena tidak mau membuat Kamila sedih. Martha dan Edo sedang menulis daftar tamu yang akan di undang. Martha bilang semuanya sudah selesai. Edo bilang belum, karena tamu special Edo belum ditulis. Martha bertanya siapa tamu special Edo? Edo menjawab Kamila dan Kaffa adalah tamu istimewanya. Martha sangat kaget dan mencega Edo agar jangan mengundang Kamila, karena bisa – bisa Indy marah. Edo bilang Indy sekarang sudah dewasa dan pasti tidak akan marah kalau Kamila datang ke pernikahannya. Fadil berharap agar hubungannya dengan Kamila bisa seperti dulu lagi. Laras tidak yakin kalau Eyang Tini akan menerima kedatangan mereka. Haris bilang mereka harus tetap berusaha mendekati Eyang Tini, jangan sampai putus silaturahmi. Benar saja, Eyang Tini marah – marah pada Haris dan Laras. Eyang Tini minta agar Haris dan Laras tidak usah datang kalau niatnya hanya ingin meminta agar Kamila kembali pada Fadil. Akhirnya Haris mengalah dan bilang tidak akan membicarakan Fadil dan Kamila karena yang paling penting adalah kesehatan Eyang Tini. Eyang Tini minta agar Haris dan Laras akan menjauhkan Kamila dari Fadil, kalau tidak mau Haris dan Laras tidak boleh datang lagi. H aris dan Laras bilang meskipun sudah berjanji pada Eyang Tini tidak akan membuat Kamila kembali pada Fadil, tetapi mereka tetap mendukung hubungan Fadil dan Kamila. Kamila bilang agar Haris dan Laras tidak usah repot menyatukannya dengan Fadil karena Kamila sudah memutuskan untuk berpisah sementara dengan Fadil. Kamila bilang meskipun dia masih sangat mencintai Fadil, tetapi selama Eyang Tini belum merestuinya, Kamila tidak akan bersatu dengan Fadil. Kamila bilang dia tidak mau Eyang Tini semakin sakit, Haris dan Laras juga merasakan hal yang sama. Ambar bilang dia akan menemui Eyang Tini agar jangan menghalangi Fadil dan Kamila. Fadil melarang dan Ambar memaksa. Tama minta agar Ambar jangan bertindak kalau tidak diminta. Indy mendengarkan pembicaraan semuanya. Indy menanyakan pada Martha, apa Edo sudah menarik kembali undangan untuk Kamila. Indy bilang dia sangat takut karena Kamila dan Fadil semakin memburuk. Martha berjanji hal itu tidak akan membuat Edo menyakiti Indy dan Marta berjanji akan terus memberi kabar pada Indy. Wiwi mendengarkan Kamila yang sedang berdoa. Kamila merasa ini adalah hukuman karena Kamila meninggalkan Fadil. Kamila meminta agar Eyang Tini segera disembuhkan, agar dia bisa bersama Fadil lagi. Wiwi sangat sedih melihat Kamila yang sepertinya ingin kembali bersama Fadil, tetapi tidak direstui Eyang Tini. Wiwi akan melakukan sesuatu. Taufan memberitahu Fadil kalau Kamila masih hamil. Taufan bilang dia tahu dari Wiwi dan Taufan pun memberikan rekap kesehatan Kamila. Fadil sangat senang.

Haris memberitahu kalau Eyang Tini sudah boleh keluar dari rumah sakit. Eyang Tini sangat senang. Eyang Tini bertanya pada Kamila yang tidak bersemangat? Haris bilang Kamila pucat. Eyang Tini meminta agar Kamila dan Wiwi pulang, karena Eyang Tini ada Haris dan Laras. Laras bilang Kamila kehilangan semangat hidupnya karena berpisah dengan Fadil. Eyang Tini sangat marah pada Laras karena menyebut - nyebut nama Fadil. Edo bertanya pada Martha yang baru pulang.. Martha bilang habis belanja. Edo bilang Martha bohong. Akhirnya Martha jujur kalau dia menemui Kamila dan meminta agar Kamila tidak datang ke pernikahan Edo dan Indy. Martha minta agar Edo jangan marah karena Kamila juga tidak apa - apa. Fadil menemui Kamila dan sangat senang karena Kamila tidak keguguran. Kamila minta maaf karena Eyang Tini sakit dan melarangnya bertemu Fadil. Fadil minta maaf karena merasa menjadi suami yang tidak berguna. Wiwi sangat senang Kamila dan Fadil bersama.

Kamila dan Fadil berharap agar pintu hati Eyang Tini segera terbuka, agar Fadil dan Kamila bisa bersama lagi. Edo meminta maaf pada Kamila atas sikap Martha. Kamila bilang dia tidak apa - apa dan tidak akan datang ke pernikahan Edo. Edo meminta agar Kamila dan Kaffa tetap datang dan tidak usah menghiraukan Indy dan Martha. Taufan bilang pada Eyang Tini agar jangan marah pada Fadil, karena Taufanlah dalang semuanya. Taufan minta agar Eyang Tini mengizinkan Fadil dan Kamila bersama, karena mereka akan tersiksa jika berpisah. Eyang Tini bilang Kamila tidak mencintai Fadil lagi. Taufan bilang Kamila masih mengandung dan mencintai Fadi. Eyang Tini marah dan mengusir Taufan. Taufan tidak mau pergi dan berusaha tetap mengusir Taufan sehingga Eyang Tini terjatuh dari kursi roda. Taufan ingin menolong Eyang Tini, Wiwi juga datang. Tiba - tiba Laras dan Haris tiba. Eyang Tini minta agar Haris mengusir Taufan karena Taufan membuat kacau semuanya. Haris minta agar Taufan tidak menemui Eyang Tini. Haris minta agar Taufan bersikap seperti Fadil yang menurutinya. Haris minta agar Taufan jangan mencampuri semuanya karena Taufan hanya memperkeruh suasana. Haris bilang pada Fadil agar minta Taufan jangan bertindak gegabah, karena niat baik bisa jadi salah. Haris bilang tindakan Taufan hanya membuat Kamila dan Fadil susah bersama. Fadil mencari Taufan ke rumah, tetapi tidak ada. Fadil bilang pada Ambar dan Tama kalau Taufan menemui Eyang Tini dan membuatnya marah.

Tama mencoba menghubungi Taufan, tetapi Taufan tidak bisa dihubungi. Tama menyayangkan sikap Taufan yang selalu bertindak tanpa pikir panjang. Taufan merasa semua tindakan yang dia lakukan selalu salah. Eyang Tini minta agar Laras menghubungi Kamila dan meminta agar Kamila cepat pulang. Kamila akan pulang dari restoran dan bertemu Fadil. Kamila minta maaf karena harus cepat pulang. Fadil berniat mengikuti Kamila karena takut ada hal yang penting. Eyang Tini minta agar Kamila jangan datang ke pernikahan Edo karena Eyang Tini tidak mau disana akan dijadikan ajang temu Fadil dan Kamila. Eyang Tini bilang selama ada Taufan di dekat Fadil, Eyang Tini tidak akan mengizinkan Kamila bersatu dengan Fadil. Eyang Tini minta agar Kamila jangan mengecewakannya. Kamila keluar dari rumah dan Fadil sudah menunggunya. Kamila menangis dan memeluk Fadil. Fadil bilang Kamila tidak usah menjelaskannya, karena Fadil telah mendengar semuanya.

Eyang Tini memanggil - manggil Kamila. Fadil menyuruh agar Kamila cepat masuk agar Eyang Tini tidak curiga. Taufan minta maaf pada Fadil karena telah lancang menemui Eyang Tini. Taufan malah membuat semuanya kacau. Taufan mempersilakan Fadil kalau mau marah dan melampiaskan kekesalan padanya. Fadil akan memukul Taufan tetapi tidak jadi. Fadil bilang jika dengan menyakiti Taufan akan membuat Kamila kembali, dia akan melakukannya. Fadil sangat kecewa karena Taufan selalu mencampuri urusannya, apalagi itu menyangkut Kamila dan keluarganya. Fadil meninggalkan Taufan dan Taufan berjanji akan melakukan apapun agar Kamila dan Fadil bisa kembali bersama. Fadil bilang Eyang Tini marah dan Kamila dilarang datang ke pernikahan Edo dan Indy. Taufan mendengarkan semuanya, begitu pula dengan Indy. Indy sangat senang karena tanpa Indy turun tangan akhirnya ada halangan yang mencegah agar Kamila tidak datang. Haris dan Laras mengajak Eyang Tini agar tinggal kembali bersama mereka, karena Kamila sedang hamil jadi kasihan kalau harus merawat Eyang Tini. Haris bilang agar Kamila tinggal bersama Wiwi. Eyang Tini tidak mau pindah karena takut Kamila dan Fadil bertemu diam - diam.

Kamila datang dan minta agar Eyang Tini jangan khawatir. Kamila bilang dia sangat yakin kalau apa yang akan dilakukan Eyang Tini adalah pasti yang terbaik buat Kamila. Tama dan Fadil berdoa agar semua masalah dapat diselesaikan. Ambar sangat sedih dan ikut berdoa. Kamila mendapat kiriman untuk Kaffa dari Edo. Edo bilang dalam suratnya agar Kaffa memakai jas yang dikirimkan padanya pada hari pernikahannya. Kamila ingat janjinya pada Eyang Tini. Kamila menghubungi Edo dan minta maaf karena Kamila tidak bisa datang. Edo bilang dia menjamin Martha dan Indy tidak akan marah. Kamila bilang itu karena Eyang Tini yang melarangnya. Kamila minta maaf pada Kaffa karena tidak bisa menghadiri pernikahan Edo. Edo menemui Eyang Tini dan minta agar mengizinkan Kamila datang ke pernikahannya. Eyang Tini bilang dia tidak mau kalau di pernikahan Edo, Fadil akan mendekati Kamila. Edo bilang Kamila dan Fadil itu saling cinta dan penyebab semua masalah adalah Taufan bukan Fadil. Eyang Tini bilang pada Edo, dia tidak akan mengizinkan Kamila kembali pada Fadil, selama ada Taufan di dekat Fadil. Edo minta agar jauh - jauh dari Kamila dan Fadil agar mereka hidup bahagia. Edo minta kalau perlu agar Taufan pergi dari keluarga Renaldy. Taufan berpikir perkataan Edo ada benarnya. Andara menghubungi Taufan dan sangat heran dengan sikap Taufan yang melepak proyeknya. Andara sangat tahu Taufan tidak mungkin melakukan hal itu. Taufan bilang dia memang melakukannya. Indy mimpi Kamila datang ke pernikahannya dan kehadirannya itu membuat kacau. Taufan bilang pada Edo dia akan pindah ke Amerika. Taufan minta agar Edo menjamin Kamila dan Fadil akan hidup bersama dan

Eyang Tini akan memaafkan Fadil. Edo menjamin semuanya. Fadil sangat senang karena Kamila akhirnya diizinkan kembali. Kamila bilang itu semua karena Edo yang membujuk Eyang Tini. Kamila bilang dalam satu minggu ini mereka ada dalam pengawasan Eyang Tini. Fadil pamit pada Kamila karena Ambar memintanya pulang, ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Indy sangat takut, kalau Kamila akan mengacaukan pernikahannya seperti dalam mimpinya. Taufan bilang pada semuanya, kalau ia telah memutuskan akan kembali ke Amerika. Ambar bilang itu tidak mungkin, bagaimana dengan proyek Taufan? Taufan bilang dia sudah melepas proyeknya dan akan mengembangkan bisnis di Amerika. Tama minta Ambar agar mengizinkan Taufan pergi. Dengan berat hati Ambar mengizinkan Taufan pergi. Kamila tidak enak hati, dia ingin menghubungi Fadil. Tapi Kamila sudah berjanji pada Eyang Tini tidak akan bilang soal Taufan pada Fadil.

Fadil bertanya pada Taufan, apa Taufan pergi karena sakit hati dengan kata - katanya? Atau Taufan merasa bersalah pda Kamila dan dirinya? Taufan bilang bukan karena dua - duanya. Apapun yang terjadi Taufan tetap akan pergi. Haris dan Laras minta maaf karena Eyang Tini tidak bisa datang. Fadil bertanya apa Kamila tidak datang juga? mengecewakan Kamila lagi. Eyang Tini minta agar semua menepati janjinya Kamila dan Wiwi sedang bermain bersama Kaffa. Eyang Tini datang dan mengajak Kamila agar ikut dengannya. Anna sangat senang karena Andara datang ke pernikahan Edo. Tapi tidak begitu dengan Ambar yang tidak senang dengan kehadiran Andara. Tama minta agar Ambar jangan marah - marah pada Andara dan jangan membuat keributan. Upacara siraman Edo dan Indy dilaksanakan.

Eyang Tini, Kamila, Wiwi dan Kaffa datang. Semuanya kaget karena mengira mereka tidak akan datang. Ambar sangat senang dan memeluk Kamila. Tama juga senang. Eyang Tini bilang pada semuanya, kalau dia sudah memutuskan untuk mengizinkan Kamila dan Fadil bersama. Indy sangat sedih karena ia tidak mau Kamila kembali ke keluarga Renaldy. Eyang Tini juga bilang selama 1 minggu Kamila akan tinggal terpisah dan Fadil akan diawasi. Fadil berjanji dia tidak akan mengecewakan Kamila lagi. Eyang Tini minta agar semua menepati janjinya.

Musim 4 Cinta Tiada Akhir

Kemilau Cinta Kamila
Berkas:Poster dewi 474×670.jpg
Jmlh. episode11
Produksi
Durasi60 menit
Rilis asli
RilisSenin, 21 Februari 2011 –
Selasa, 1 Maret 2011

Eyang Tini sudah menyetujui hubungan Kamila dan Fadil, sehingga Kamila dan Fadil dapat bersatu kembali. Mereka begitu bahagia bersama sambil menanti kelahiran bayi mereka. Wiwi ikut tinggal bersama dengan Kamila dan Fadil di rumah mereka. Sementara Taufan, harus memegang janjinya untuk tetap pergi ke luar negeri.

Pernikahan Indy dan Edo dilangsungkan. Namun Indy masih saja merasa tidak tenang. Ia selalu bersikap paranoid pada Kamila. Bahkan di saat-saat terakhir dia tetap berusaha menghalangi Kamila menghadiri pesta pernikahannya. Kamila berusaha meyakinkan Indy kalau dirinya tidak akan pernah merebut Edo dari Indy. Namun Indy masih saja cemburu berlebihan.

Saat Kaffa ulang tahun yang pertama, Edo begitu sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk Kaffa, padahal saat itu Cantik, anak Edo dan Indy sedang sakit. Sikap Edo yang begitu memperhatikan Kaffa ini menyulut amarah Indy. Indy pun datang melabrak Kamila. Indy sangat marah pada Kamila yang dianggapnya selalu menjadi pengganggu hubungannya dengan Edo. Indy menyerang Kamila dengan sangat marah. Indy juga membongkar kenyataan kalau Taufan pergi ke Amerika demi hubungan Kamila dan Fadil. Indy mengatakan kalau Kamila adalah biang dari semua masalah. Indy menyerang Kamila dengan membabi buta. Saat itu Laras datang membantu Kamila. Namun Indy menepiskan tangan Laras sehingga Laras terjatuh. Laras yang sedang hamil tua mengalami pendarahan.

Akibat pendarahan yang dideritanya, Laras kehilangan bayi yang dikandungnya. Apalagi karena Laras sudah tua, Laras divonis tidak bisa mengandung lagi. Laras sangat sedih. Kamila merasa sangat bersalah pada Laras. Kamila merasa sudah menghancurkan kebahagian papa dan mamanya. Padahal Laras dan Haris sudah menyiapkan kamar untuk bayi mereka.

Kamila juga sedih karena Taufan terpaksa pergi demi kebahagiaan Kamila dan Fadil. Kamila memohon pada Eyang Tini agar mengizinkan Taufan kembali ke Jakarta. Tini dengan berat hati meluluskan permintaan Kamila tersebut. Taufan kembali ke Jakarta.

Sementara Edo sangat marah pada Indy yang telah berbuat kasar pada Kamila dan Laras. Edo jadi mendiami Indy. Indy jadi sangat kesal dan semakin membenci Kamila.

Saat tiba hari Kamila mengalami persalinannya, seluruh keluarga berkumpul. Indy semakin benci dan iri pada Kamila. Anak Kamila lahir, seorang bayi perempuan yang cantik, bayi itu diberi nama Fadilla Putri Reinaldi. Indy dengan niat jahat, menukar bayi itu dengan bayi lain di kamar bersalin. Indy bermaksud memisahkan Kamila dari buah hatinya dengan Fadil. Indy tidak rela melihat Kamila berbahagia di atas penderitaannya.

Ternyata bayi Kamila ditukar dengan bayi seorang duda miskin bernama Harlan. Istrinya, Marisa, meninggal dunia saat bersalin. Harlan membenci bayinya, karena dianggapnya anak itu telah merengut istri yang sangat dicintainya pergi meninggalkan dirinya selamanya. Harlan tidak tahu kalau bayinya sudah ditukar dengan bayi Kamila. Harlan pergi membawa bayinya Kamila meninggalkan rumah sakit.

Harlan yang begitu membenci bayinya jadi tidak acuh tak acuh terhadap bayi itu. Bayi Kamila menangis setiap malam. Dan tangisannya entah kenapa selalu membangunkan Kamila. Kamila merasa hatinya begitu sedih, begitu teriris, tanpa tahu apa penyebabnya.

Sementara Fadil begitu menyayangi putrinya, Kamila justru merasa ada yang aneh dengan bayinya. Kamila merasa bayinya itu bukan anaknya. Namun Kamila tidak mengucapkannya karena dia tidak mau menyakiti hati Fadil, juga mertuanya.

Sementara Tini yang sangat mengharapkan bisa mendapatkan cucu dari Haris, menyuruh Haris menikah lagi agar mendapatkan keturunan. Laras semakin sedih atas sikap Tini tersebut.

Indy dengan diam-diam terus mengawasi Harlan. Indy senang melihat Harlan tidak perduli pada bayinya Kamila. Sikap Indy yang aneh, memancing kecurigaan Edo. Namun Indy selalu berhasil berkelit.

Suatu hari, Kamila bertemu dengan Harlan, yang kebetulan melamar kerja di restorannya. Harlan sangat terkejut melihat Kamila. Ternyata Kamila dan Harlan saling kenal. Harlan adalah teman masa kecil Kamila saat Kamila duduk di bangku SMP. Harlan adalah laki-laki yang selalu meminjamkan buku untuk Kamila (ada di scene awal KCK 1) Bahkan sebenarnya, Harlan mencintai Kamila sejak mereka masih kecil. Namun karena ibunya Kamila selalu menghalangi Kamila dekat dengan pria, membuat Harlan kian urung mendekati Kamila. Di pertemuan yang lain, Kamila berjumpa dengan Harlan bersama bayinya. Entah kenapa, merasa sangat terikat dengan bayinya Harlan. Begitu melihat bayi itu untuk pertama kali, Kamila langsung merasa begitu menyayanginya. Fadilla pun bisa mengenali ibunya. Dia sangat nurut bila digendong oleh Kamila. Bahkan Kamila dengan senang hati memberikan asinya untuk anaknya Harlan.

Harlan yang kehilangan istrinya merasa senang dengan kehadiran Kamila dalam hidupnya lagi. Ia merasa bisa menyembuhkan luka hatinya dengan bantuan Kamila, apalagi Kamila sangat menyayangi anaknya. Kedekatan Kamila dan Harlan pun memancing kecemburuan Fadil. Apalagi Harlan menantang Fadil untuk perang terbuka untuk mendapatkan cinta Kamila.

Sementara Ambar merasa kesal karena menurutnya, Kamila kurang memperhatikan Fadilla. Ambar menyuruh Kamila untuk berhenti menemui Harlan dan bayinya. Kamila melakukannya demi keutuhan rumah tangganya dan Fadil. Namun hati kecilnya tidak bisa berbohong, betapa dia ingin selalu bertemu dengan anaknya Harlan. Kamila sampai sakit karena memikirkan anak itu. Fadil tak mau Kamila kenapa2 hingga Fadil menyarankan Harlan pergi jauh dari kehidupan Kamila. di samping itu Fadil merasa cemburu melihat ke dekatan Harlan dan Kamila.

Kamila akhirnya menjauh dari Harlan. Karena terlanjur membenci bayinya, Harlan memilih untuk menitipkannya ke panti asuhan. Tak disangka, Harris dan Laras yang begitu menginginkan seorang anak, mengadopsi bayi tersebut dan memberinya nama Aura. Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama, karena Laras divonis menderita kanker dan tidak akan berumur panjang.

Edo akhirnya berhasil mendesak Indy untuk mengungkapkan yang sebenarnya. Ketika semuanya terungkap,. Harlan yang telah disadarkan oleh ibunya, mengambil Fadilla, anak kandungnya. Kamila sangat sedih dengan hal ini, apalagi tak lama kemudian Laras dan Taufan meninggal dunia secara bersamaan. Namun, sebelum meninggal, Laras menitipkan Aura untuk diasuh oleh Kamila. Meski sedih, Kamila merasa lega telah mendapatkan kembali anak kandungnya.

Setelah peristiwa-peristiwa yang dialaminya, Kamila merasa mendapat hidayah. Sejak saat itu, ia pun menjadi seorang muslimah yang taat.

TAMAT

Dilanjutkan oleh Ketika Cinta Bertasbih Meraih Ridho Ilahi.

Iklan TV

Penghargaan

Tahun Award Kategori Hasil
2011 Panasonic Gobel Awards 2011 Program Drama Seri Nominasi

Referensi