Ekonomi Papua
Ekonomi di Provinsi Papua adalah analisa kemajuan ekonomi dari berbagai bidang dan peningkatan kualitas kesejahteraan orang Papua. Kondisi perekonomian di Provinsi Papua dan Papua Barat berdasarkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada 2018 mengklaim kian membaik. Hal ini karena didorong gencarnya dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas untuk menunjang kemudahan dalam mengangkut hasil ekonomi serta ditujukan untuk bisa mempercepat jalannya lalu lintas perekonomian masyarakat di provinsi Papua dan Papua Barat.
Pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat secara masif dilakukan sejak tahun 2002. Hal ini dibuktikan dengan kembali Indonesia mengucurkan dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk 2 provinsi di timur Indonesia, yakni Papua dan Papua Barat sebesar Rp 12,66 triliun pada 2019 dan Rp 13,54 triliun pada 2020. Selain Dana Otonomi Khusus (Otsus), provinsi Papua dan Papua Barat juga mendapatkan Dana Tambahan Infrastruktur (DTI) pada 2019 sebesar Rp4,6 triliun. Tujuannya agar kedua provinsi di timur Indonesia ini bisa memperbaiki infrastruktur yang ada agar bisa memajukan perekonomian masyarakatnya.
Indeks Pengembangan Manusia (IPM)
Sejak 2010 hingga 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua Barat naik dari 59,6% menjadi 62,99%. Peningkatan IPM di Papua Barat menyoroti pencapaian pembangunan manusia termasuk kehidupan yang sehat, ilmu pengetahuan yang luas, dan kualitas kehidupan yang layak. Pada 2017, IPM di Papua Barat meningkat sebesar 1,79 poin, melampaui banyak negara Melanesia, dan hampir setara dengan India.
Pendidikan
Infrastruktur untuk Pendidikan
Dalam periode 2014-2019, 34 gedung baru Sekolah Menengah Pertama dengan fasilitas asrama dibangun di Papua. Dibuat juga Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) serta Kartu Indonesia Pintar kepada anak Papua dan Papua Barat sebagai penunjang, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 342/P/2019.
Tingkat Literasi
Pengentasan buta huruf pada penduduk di kelompok usia 25 tahun keatas mengalami kemajuan, dari tingkat literasi baca 90.26% di 2010 ke angka 94.05% di 2018. Untuk kelompok usia 15-24 tahun, tingkat literasi baca sudah mencapai 100%.
Angka Partisipasi Sekolah
Angka partisipasi sekolah, terutama untuk kelompok usia 16-18 tahun (SMA/sederajat) naik dari 55.87% di 2010 ke angka 76.57% di 2018.
Jumlah Guru
Pada tahun 2015, dilakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan khusus dengan menambah jumlah guru SMK di Papua, dari angka 574 di 2014, meningkat menjadi 1.083 guru.
Jumlah Universitas
Di sektor pendidikan tinggi, Papua kini menduduki peringkat 1 tertinggi dalam jumlah universitas, dengan total 67 universitas. Sementara, di berbagai negara lain di kawasan kepulauan Pasifik hanya terdapat 49 universitas.
Kesehatan
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan pada Maret 2019, saat ini sudah ada 61 rumah sakit yang dibangun di Papua dan Papua Barat. Jumlah ini melampaui provinsi lain di timur Indonesia. Sedangkan jumlah puskesmas di Papua hingga 2018 tercatat ada 9.767, meningkat pesat dari 1.600 pada tahun 2016.
Teknologi
Presiden Jokowi meluncurkan Papuan Youth Creative Hub, pusat pengembangan startup dan SDM yang didirikan oleh 21 anak muda Papua di Jayapura pada September 2019. Youth center ini akan dibangun di 7 tempat agar startup unicorn dan decacorn bisa terlahir dari tanah Papua.
Papuan Youth Creative Hub merupakan sebuah gerakan yang baik untuk mendorong lebih banyak lagi anak-anak Papua mengembangkan kreativitasnya melalui bisnis atau pergerakan sosial.
Sejak diluncurkan September 2019 sampai saat ini, sudah ada 265 orang telah mendaftar untuk menjadi anggota, dan yang semuanya berasal Papua. Di dalam pusat pengembangan akan diselenggarakan berbagai kegiatan pengembangan diri, untuk melengkapi keahlian berbisnis seperti disebutkan diatas, termasuk di dalamnya komunikasi, kepemimpinan, dan dasar-dasar manajemen.
Internet di Papua
infrastruktur lain yang tengah dibangun adalah serat optik Palapa Ring. Pada 2020, Presiden Jokowi menargetkan agar internet dapat dinikmati di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Saat ini, kecepatan internet di Papua apabila dibandingkan dengan 44 kota lainya di Indonesia berdasarkan analisis oleh OpenSignal, kota Sorong yang terletak di Papua Barat menempati urutan pertama. Untuk kecepatan mengunduh data kini kota Sorong memiliki kecepatan sampai 12 Mb per detik.
Serta, area internet cepat sudah tersebar di seluruh Papua; di Pegunungan Arfak, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, dan lainnya. Kecepatan internet di desa bahkan bisa mencapai 10 Mbps, dan di kota bisa sampai 20Mbps.
Infrastruktur Utama di Provinsi Papua dan Papua Barat
Berikut beberapa infrastruktur andalan di Provinsi Papua dan Papua Barat yang bisa membantu mendorong perekonomian:
Jalan Tol Trans Papua
Pembangunan jalan Trans Papua termasuk perwujudan dari visi Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia dari pinggiran dan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Jalan tol Trans Papua terbagi menjadi dua segmen/ruas yaitu, yakni segmen I rute Sorong-Maybrat-Manokwari (595 km) yang menghubungkan dua pusat ekonomi di Papua Barat, yaitu Kota Sorong dan Manokwari, yang kini dapat ditempuh dalam waktu 14 jam. Sampai akhir tahun 2019, jalan tol trans papua segmen I sepanjang 550 km sudah beraspal dan sisanya masih tersisa 44,5 km.
Sementara segmen II, rute Manokwari-Mameh-Wasior-Batas di Provinsi Papua juga telah berhasil tembus pada Desember 2017. Rute sepanjang 476 km telah tersambung dengan aspal sepanjang 192 km, serta perkerasan tanah sepanjang 283 km.
Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat mencapai 97% pada triwulan ketiga 2019. Menurut PT PLN, jumlah pelanggan listrik di Papua meningkat 6,8% dari tahun 2018 dari 613.626 menjadi 655.215. Peningkatan rasio elektrifikasi ini diakibatkan karena adanya program dari PLN bernama “Listrik Desa” yang bertujuan untuk menyuplai listrik sampai 106 desa di Papua dan Papua Barat dari 364 desa berada dalam progres. Serta, pembangunan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) juga menjadi prioritas dari PLN dalam memenuhi kebutuhan daya untuk desa-desa baru yang teraliri listrik.
Bandar Udara (Bandara) di Papua
Saat ini terdapat 48 bandara yang sudah tersebar sampai ke pelosok di Papua. Dengan adanya pembangunan bandara di Papua bisa mempercepat sekaligus mempermudah lalu lintas perekonomian warga papua. Salah satunya, yakni Bandara Bandara Domine Eduard Osok (DEO) di Sorong, Papua, yang ditargetkan menjadi pintu gerbang kota Sorong yang dapat menjadi pemicu Kawasan Timur Indonesia agar dapat terus berkembang maju
Pelabuhan di Papua
Dimulai sejak 2019, total akan ada 6 pelabuhan baru yang dibangun di Papua, diantaranya Pelabuhan Depapre, Pelabuhan Nabire, Pelabuhan Pomako, Pelabuhan Moor, dan Pelabuhan Serui untuk Provinsi Papua serta Pelabuhan Kaimana di Provinsi Papua Barat. Jadinya, total keseluruhan pelabuhan yang ada di Papua dan Papua Barat akan berjumlah 15 pelabuhan. Dampak dari adanya pelabuhan di Papua, seperti salah satunya dengan adanya Pelabuhan di Sorong akan menjadi hubungan utama alur tol laut di wilayah Papua yang nantinya akan membantu mendorong distribusi barang ke seluruh wilayah Papua dan juga bisa mengakibatkan transaksi ekonomi menjadi lebih tinggi.