Kuntara
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Kuntara (EYD: Kontoro), adalah purnawirawan Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat dan merupakan Pangkostrad ke-18. Sebelumnya ia menjabat Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Wismoyo Arismunandar. Kuntara sendiri sebelumnya menjabat sebagai Danjen Kopassus. Ia terlahir dari orang tua keturunan Tionghoa[1][2] Ia merupakan Alumnus Akademi Militer tahun 1963 ini seangkatan dengan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar, mantan Gubernur Jawa Timur Mayor Jenderal TNI Basofi Sudirman, dan mantan Pangdam IX Udayana Letnan Jenderal TNI Sintong Panjaitan. Kuntara turut dalam Operasi Woyla untuk membebaskan para sandera dalam pesawat Garuda Indonesia yang dibajak di Bangkok, Thailand, tahun 1981. Setelah pensiun dari militer, dia dipercaya menjadi Duta Besar RI untuk China, dia sangat fasih berbahasa Mandarin.
Kuntara | |
---|---|
Panglima Kostrad ke-18 | |
Masa jabatan 1992–1994 | |
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ke-11 | |
Masa jabatan 1988–1992 | |
Informasi pribadi | |
Almamater | Akademi Militer (1963) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1963—1995 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Sunting kotak info • L • B |
Riwayat Jabatan
- Wadanjen Kopassus (1983—1987)
- Danjen Kopassus (1988—1992)
- Pangkostrad (1992—1994)
Referensi
- ^ [chrome-extension://mhjfbmdgcfjbbpaeojofohoefgiehjai/index.html "Kiprah Pejuang Tionghoa, 10 Perwira Berdarah Tionghoa di Masa Indonesia Modern "]
- ^ "Letjen TNI Kuntara"
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Letjen TNI Wismoyo Arismunandar |
Pangkostrad 1992—1994 |
Diteruskan oleh: Letjen TNI Tarub |
Didahului oleh: Brigjen TNI Sintong Panjaitan |
Danjen Kopassus 1988—1992 |
Diteruskan oleh: Brigjen TNI Tarub |