Persik Kediri

klub sepak bola di Indonesia

Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (disingkat Persik) merupakan klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Kediri, Jawa Timur. Tim ini mempunyai kandang di Stadion Brawijaya dan dijuluki Macan Putih. Persik Kediri mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2003. Klub ini didirikan Pada tanggal 19 Mei 1950. Saat ini Persik Kediri akan bermain di Liga 1 2020 setelah 4 musim absen.

Persik Kediri
Logo Persik
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Indonesia Kediri
JulukanMacan Putih
Berdiri1950
StadionBrawijaya, Jawa Timur
(Kapasitas: 20.000)
PemilikPT. Kediri Djajati Perkasa
CEOAbdul Hakim Bafagih
ManajerBenny Kurniawan
PelatihJoko Susilo
LigaLiga 1
Liga 2 2019Juara
(promosi ke Liga 1)
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Sejarah

Dalam catatan kearsipan pengurus, Persatuan Sepak bola Indonesia Kediri "PERSIK" berdiri pada tahun 1950, pada tanggal 19 Mei. Sebagai pendiri adalah Bupati Kediri saat itu, R Muhammad Machin. Karena saat itu Kediri masih berupa kabupaten, tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota. Dibantu Kusni dan Liem Giok Djie, yang dilakukan R Muhammad Machin pertama kali adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan "PERSIK" di tengah-tengah dua warna berbeda itu. Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, "PERSIK" memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an) prestasi "PERSIK" belumlah menonjol bahkan di tingkat nasional pun masih kalah dibandingkan dengan “saudara mudanya” Persedikab Kabupaten Kediri yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina. Namun sejak ditangani Wali Kota Kediri Drs. H. A. Maschut, "PERSIK" menunjukkan perubahan. Mengawali debutnya di pentas nasional, "PERSIK" merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (PPD) 1986, Sinyo Aliandoe, untuk menangani klub kebanggaan warga Kota Kediri itu dalam Kompetisi Divisi I periode 2000-2001. Di bawah tangan dingin Om Sinyo itulah, para pemain "PERSIK" yang merupakan pemain-pemain dari Kediri dan sekitarnya itu mulai diperkenalkan dengan sistem sepak bola modern. Namun hanya dalam waktu satu tahun Om Sinyo berlabuh di Kota Kediri . Setelah itu "PERSIK" pun resmi ditangani mantan pemain Timnas PSSI, Jaya Hartono, yang sebelumnya hanyalah asisten Om Sinyo.

Sementara untuk semua urusan baik di dalam maupun di luar stadion, Drs. H. A. Maschut meminta bantuan putra menantunya, Iwan Budianto, yang beberapa tahun sebelumnya menangani Arema Malang. Di tangan Iwan-Jaya itulah, tim berjuluk “Macan Putih” itu unjuk gigi dengan berhasil menyabet gelar JUARA Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekaligus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu “naik kelas” sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003.

Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, "PERSIK" sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar “numpang lewat”. Tekad itu terpatri di dalam lubuk sanubari para pemain, sehingga dengan usaha keras dan penuh dramatis, "PERSIK" mampu mencuri perhatian publik bola di Tanah Air setelah berhasil memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan dirinya sebagai Juara kompetisi Devisi Utama Ligina IX Tahun 2003.

"PERSIK" mampu memupuskan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di Jagad Nusantara ini. Piala Presiden itu kembali berlabuh di Kota Kediri setelah "PERSIK" berhasil lagi menjadi Juara kompetisi Divisi Utama Ligina XII Tahun 2006 setelah menyudahi perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo,

'Dipandang Sebelah Mata'

Untuk mendapatkan prestasi seperti itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. "PERSIK" yang awalnya dipandang sebelah mata berubah menjadi tim yang lapar akan kemenangan. Ini bisa dilihat di awal-awal kompetisi LBM IX berjalan, "PERSIK" terseok-seok bahkan pernah menduduki peringkat ke-13 klasemen sementara.

Perlahan tetapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraihnya hingga pada putaran pertama "PERSIK" sempat menempati puncak klasemen sementara. Dan di putaran kedua prestasi "PERSIK" semakin stabil hingga kompetisi berakhir "PERSIK" sukses menjadi JUARA.

Dengan diperkuat tiga legiun asing asal Cile, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada tahun 2002 "PERSIK" menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet Juara Divisi I PSSI, di mana pertandingan empat besarnya diselenggarakan di Manado. Prestasi itu memastikan "PERSIK" masuk Divisi Utama Ligina IX/2003. Namun sebelum ikut kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu, "PERSIK" mencatat prestasi gemilang setelah sukses merengkuh gelar Juara Piala Gubernur Jatim I/2004 di Stadio 10 November Surabaya . "PERSIK" kembali menjadi Yang Terbaik pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah menyudahi perlawanan tim debutan Persekabpas Kabupaten Pasuruan. September 2006 lalu.

Tangan Dingin Di Balik Persik

Prestasi demi prestasi yang ditorehkan "PERSIK", tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola Kota Kediri. Sejak tahun 1999 Wali Kota Drs H.A. Maschut memegang jabatan sebagai Ketua Umum. Ia dibantu J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepak bola, Alm. Barnadi sebagai Sekretaris Umum.

Namun tak bisa dilupakan pula perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di bidang sepak bola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.

Untuk aristek di lapangan baik pengurus maupun manajemen saat itu mengangkat mantan pemain Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono dibantu mantan pemain Arema Malang, Mecky Tata bertindak selaku asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah cukup lama dikenal oleh publik bola di tanah air. Sebelum bergabung dengan "PERSIK", Iwan Budianto pernah menjadi manajer tim Arema Malang pada Ligina V 1998/1999. Saat itu Arema menempati peringkat ketiga grup tengah II.

Sementara Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain malang melintang sebagai pemain di beberapa klub Galatama mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group Surabaya, PKT Bontang hingga kariernya di timnas PSSI selama sepuluh tahun mulai 1986 sampai 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin Jaya Hartono membawa "PERSIK" sebagai Juara Ligina IX/2003. Namun sayang Jaya Hartono tahun 2006 meninggalkan PERSIK Kediri dan digantikan Daniel Roekito hingga tahun 2007. Meski hanya dua tahun membesut Daniel Roekito juga menorehkan sejarah bagi "PERSIK" yakni membawa "PERSIK" Juara Ligina XII/2006.

Menghadapi Super Liga "PERSIK" mencoba pelatih asing asal Muldova yang cukup dikenal yakni Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija) itupun hanya setengah kompetisi, selanjutnya "PERSIK" dibawah kendali Aji Santoso hingga akhir ISL 2008 dan menjadikan "PERSIK" dalam 5 besar (peringkat 4 ISL 2008). Memasuki ISL 2009/2010 "PERSIK" diarsiteki oleh Gusnul Yakin seiring pergantian Ketua Umum yang baru yang menggantikan Drs. H. A. Maschut kepada Dr Samsul Ashar Sp.PD yang juga wali kota terpilih dalam Pilkada 2008 lalu.

Degradasi ke kasta ke dua

Sejak dibawah kepemimpinan Dr.H Samsul Ashar, "PERSIK" terus mengalami penurunan prestasi hingga terdegradasi ke divisi utama pada akhir kompetisi Liga Super 2009-2010 hingga akhir kompetisi divisi utama tahun 2013 "PERSIK" baru bisa Promosi kembali ke Liga Super dengan menempati peringkat 3 klasemen divisi utama.

Untuk pertandingan kandang "PERSIK" menggunakan Stadion Brawijaya Kediri yang berkapasitas sekitar 20 ribu orang. Sementara untuk kegiatan manajerial "PERSIK" dipusatkan di sekretariat Persik di Jl. Diponegoro No. 7, Kediri. No. telp. dan faksimilinya adalah 0354-686690.

Home Ground

Stadion Brawijaya adalah kandang bagi Persik Kediri. Terletak tengah Kota Kediri, Jawa Timur. Stadion ini dibangun pada tahun 1983, dan mengalami pembenahan pada tahun 2000. Stadion Brawijaya memiliki kapasitas 20.000 tempat duduk. Stadion Brawijaya merupakan kebanggaan masyarakat Kediri karena di stadiun inilah Persik Kediri menjamu lawan-lawannya. Stadion ini berkapasitas 20.000 penonton, dibangun pada tahun 1983.

Pendukung

Persik didukung suporternya yang fanatik dan militan yaitu Persikmania yang terbentuk pada bulan Februari 2001. Namun banyak juga bermunculan Persikmania dari generasi berikutnya dan kemudian membuat kelompok sendiri seperti Brigata Cyberxtreme yang biasa menempati tribun utara. Selain itu ada juga yang menamai kelompoknya Militan Persik dan Gerakan Cinta Persik (GCP) yang biasa menempati tribun timur namun tetap dalam yel yelnya mereka masih menyebut dirinya Persikmania.

Didiskualifikasi dari peserta ISL 2015

Pada 12 Desember 2014, Persik Kediri didiskualifikasi dari peserta LSI 2015 karena dinilai tidak memenuhi persyaratan baik dari segi keuangan dan infrastruktur bersama dengan Persiwa Wamena selama proses verifikasi pada bulan Desember 2014. Dan harus kembali bermain di Divisi Utama LI 2015. Tahun 2016 Dentama Ardiratna mencoba menghidupkan kembali Persik Kediri dengan serangkaian laga ujicoba.

Rekor musim ke musim

Musim Liga Piala IIC Asia Topskor tim
Komp. Main M S K GM GK Poin Pos Nama Gol
2016 ISC B (6) 10 8 2 0 20 5 26 1 ISC B Tidak ikut Tidak ikut
Juara Peringkat kedua Promosi Degradasi

Pemain

Untuk 15 Januari 2020.

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK   IND Dimas Galih
3 DF   IDN Vava Mario Yagalo
5 DF   IDN Andri Ibo
9 DF   BRA Jefferson Alves Oliveira
8 DF   IDN Munhar
7 MF   IDN Paulo Sitanggang
8 MF   ARG Gaspar Vega
76 DF   AUS Ante bakmaz
6 MF   IDN Krisna Bayu Otto
3 MF   IND sackie teah doe
7 FW   IDN Ronaldo Wanma
9 FW   IDN Antony Nugroho
10 FW   IDN Septian Bagaskara
29 FW   SVN Patrik Bordon
11 MF   IDN Adi Eko Jayanto
13 MF   IDN Faris Aditama (captain)
No. Pos. Negara Pemain
22 DF   IDN Ibrahim Sanjaya
24 DF   IDN Dany Saputra
31 DF   IDN Yusuf Meilana
32 DF   IDN Arif Setiawan (pinjaman dari Bhayangkara FC)
45 MF   IDN Eka Sama Adi Prasetya
47 GK   IDN Junaidi Bachtiar
71 GK   IDN Fajar Setya Jaya
98 MF   IDN Reksa Maulana (pinjaman dari Bhayangkara FC)
99 MF   IDN M. Jordan Zamorano

Mantan pemain terkenal

Daftar Top Skorer

Tahun Pemain Peran Gol
2005–2008   Cristian Gonzáles 106 100
2003–2004   Bamidelle Frank Bob Manuel 34
2003–2008   Musikan 31
2008–2010   Saktiawan Sinaga 26 23
2005-2009   Budi Sudarsono 69 20
2007-2009   Ronald Fagundez 112 12
2009–2010   Yongki Aribowo 29 9
2006-2008   Danilo Fernando 7
2004-2005   Ekene Ikenwa 17 7
2009–2010   Zhang Shuo 10 3
2008-2011   Legimin Raharjo 29 1
2009-2011   Mekan Nasyrov 33 1
2012-   Oliver Makor 14 3
  Wawan Widiantoro 55 3
2018   Septian Satria Bagaskara 28


Prestasi di Liga Indonesia

Kompetisi Asia

2 kali penyertaan

Musim Kompetisi Babak Klub Kandang Tandang
2004 Liga Champions AFC Group   Seongnam Ilhwa Chunma 1-2 15-0
Group   Yokohama F. Marinos 1-4 4-0
Group   Bình Ðịnh F.C. 1-0 2-2
2007 Liga Champions AFC Group   Urawa Red Diamonds 3-3 3-0
Group   Shanghai Shenhua F.C. 1-0 6-0
Group   Sydney FC 2-1 3-0

Prestasi lain

  • Juara Piala Gubenur Jawa Timur I 2002
  • Juara Piala Gubenur Jawa Timur III 2004
  • Juara Piala Gubenur Jawa Timur V 2006
  • Juara Piala Gubenur Jawa Timur VI 2008
  • Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2014
  • Juara Ketiga Piala Indonesia 2010
  • Runner Up Piala Bangyos 2005
  • Tim Fairplay, Pemain Terbaik, Top Skor Liga 3 2018

Ranking Asia

Per 15 February 2020..[1]
Ranking Negara Klub
253   Ubon United
254   Becamex Bình Dương
255   Persik
256   Al-Markhiya
256   Neftchi Fergana

Referensi

  1. ^ "Persik (Kediri)". Diakses tanggal 15 February 2020. 

Pranala luar