Rachmat HS, lebih dikenal dengan nama Bang Rachmat (lahir 16 September 1963) adalah politisi Betawi. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta.

Rachmat HS
Informasi pribadi
Lahir16 September 1963 (umur 61)
Indonesia Jakarta
Kebangsaan Indonesia
Partai politik Partai Hati Nurani Rakyat
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi

Ia terkenal dengan kontroversi "Kita wajib besyukur banjir besar ini selalu datang hari libur, ini kalo bukan anies gubernur sholeh doanya, banjir bisa hari Senin Selasa Rabu", di TVOne, 23 Februari 2020. Sehari berikutnya banjir besar melanda seantero DKI Jakarta, bahkan transportasi umum seperti Bus TJ dan Kereta Komuter pun harus direkayasa jalurnya.

Jika ia biasa disapa sebagai Bang Rachmat. Untuk sebagian orang ia memang ditokohkan. Dia aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan.

Lahir dari pasangan Hasan Djahir dan H.Saini, ia menikah dengan Sulastri dan dianugrahi tiga orang anak yakni; Edo Prasetyo, M.Ramadhan dan Laras putri. Pendidikan SD,SMP,STM Boedi Oetomo dan saat ini tengah menyelesaikan S1 di Universitas Bung Karno Jakarta. Sejak muda ia aktif di Karang Taruna dan KNPI, sempat menjadi salah satu ketua DPP KNPI dan Bendahara Umum DPP KNPI. Raat memiliki kemampuan orasi yang sangat baik, ia sempat menjadi juara Lomba Pidato tingkat Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Kemampuan retorika dan percaya diri yang kuat menjadi modal baginya dalam berorganisasi, ia memiliki segudang pengalaman berorganisasi antara lain; ketua Pemuda Tarbiyah Islamiyah Indonesia (IPTI), Ketua Umum FK Satgasos Indonesia, Ketua Umum Forum Pemuda Betawi, wakil Ketua PBSI DKI Jakarta.

Selain aktif di organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan ia juga aktif dibidang politik, ia pernah menjabat wakil bendahara Partai Golkar DKI Jakarta, 2008. Saat ini menjabat sebagai wakil ketua Partai HANURA DKI Jakarta, yang sudah tidak lolos Threshold di ajang Pemilihan Legislatif 2019.

Rahmat HS bagi kalangan masyarakat Betawi dikenal sebagai pemuda dengan gaya (style) yang terkadang menembus batas kelaziman bagi orang Betawi. Ia kerap memberikan penghargaan dan mengangkat tokoh-tokoh nasional maupun lokal sebagai anggota kehormatan Forum Pemuda Betawi. Anak-anak Betawi diboyong keluar negeri disetiap tahunnya. Negara yang telah dikunjunginya antara lain; Malaysia (2005), Singapura (20050, Thailand (2006), Brunei Darussalam (2007), Vietnam (2010), Hongkong dan Macau (2011).

Ia juga sering menyelenggarakan diskusi publik, dengan menghadirkan beranekaragam tokoh, "Forum Silaturahmi Pemuda Betawi'.

[1]

[2]

Referensi