Masjid Agung Keraton (Sulawesi Tenggara)

masjid di Indonesia

[1]Masjid Agung Keraton merupakan masjid utama masyarakat Buton yang berlokasi di Kelurahan Melai, Kecamatan Betoambari, Kabupaten Bau-bau, Propinsi Sulawesi Tenggara. Para ahli menyakini bahwa masjid ini merupakan masjid yang tertua dan kuno di Suawesi Tenggara. Masjid Agung Keraton dibangun pada tahun 1712 pada masa pemerintahan Sakiyuddin Durul Alam /La Ngkariyri (Sultan Buton XIX). Masjid ini merupakan tempat pusat kegiatan lembaga Kesultanan di bidang keagamaan dan para perangkatnya.

Masjid Agung Buton

Pemugaran masjid telah dilakukan sebanyak empat kali, yang pertama kali pada tahun 1929. Pemugaran yang pertama kali adalah pada bagian atap masjid yang terbuat dari nipah diganti dengan seng dan lantainya disemen. Untuk mengakses Masjid Agung Keraton dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan bermotor dari pusat Kota Buton dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.[2]

Sejarah

Masjid tersebut didirikan di atas lubang kecil tempat Syekh Syarif Muhamad mendengar suara adzan di Mekkah, sehingga diyakini lubang tersebut merupakan pusat Bumi. metode yang digunakan oleh Syekh Syarif Muhamad dalam menentukan arah kiblat Masjid Agung Keraton Buton dengan menggunakan suara adzan pada lubang kecil yang terletak di atas bukit.

Lokasi

Kelurahan Malei, Kecamatan Betoambari, Kabupaten Bau-bau


  1. ^ "jurnal tentang masjid keraton buton - Penelusuran Google". www.google.com. Diakses tanggal 2020-02-16. 
  2. ^ Wisata Sejarah. Jakarta: Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala,Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007. hlm. 196.