Air laut
Air laut adalah air dari laut atau samudra. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, tetapi tidak seluruhnya, garam dapur AKA NaCl).[1]
Keasinan air berdasarkan persentase (semua) garam yang terlarut | |||
---|---|---|---|
Air tawar | Air payau | Air asin atau Air laut | Air garam |
< 0.05 % | 0.05 - 3 % | 3 - 5 % | > 5 % |
Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %,[2] air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.
Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam. Air tawar lebih ringan dari air asin.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.[3]
Referensi
- ^ Leni, Ariani (2010). Peristiwa di laut. Jakarta: CV Graha Ilmu Mulia. hlm. 9. ISBN 9789797560140.
- ^ Brigitte, Hoffmann (2010). Laut. Bandung: Mizan Publika. hlm. 7. ISBN 9789790662964.
- ^ Widya, Prarikeslan,M.Si. OSEANOGRAFI. Jakarta: Kencana. hlm. 157. ISBN 9786024220907.