Patung menangis

Revisi sejak 25 Oktober 2016 22.49 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Patung menangis merupakan fenomena tentang patung meneteskan cairan seperti air mata atau darah pada matanya. Kejadian ini tercatat di berbagai daerah di dunia tak terhitung banyaknya. Cairan itu biasanya tidak berbau namun terkadang justru beraroma harum yang kental. Dalam sejarah Kristiani, selain patung yang bisa meneteskan cairan, juga kerap terjadi fenomena gaib di tubuh jemaat. Dan fenomena yang diperlihatkan sama dengan kondisi yang dialami umat Kristiani saat mengalami siksaan. Seperti misalnya tanpa sebab yang jelas mengalirkan banyak darah segar di telapak tangan atau kepala, atau pada sepasang mata. Bahkan fenomena ini sudah ada istilah khususnya, yaitu stigma yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya "tanda-nya tato". Dunia ilmu pengetahuan pun tidak dapat menjelaskan peristiwa ini.

Hasil penelitian

Ada juga ilmuwan yang tertarik terhadap fenomena supernatural ini dan melakukan penelitian. Sebuah penelitian yang terkenal baru-baru ini adalah penelitian terhadap patung Yesus di Kota Cochabumba, Bolivia. Ahli ilmu jiwa dan saraf, yakni Profesor Ricardo Castanon mengadakan penelitian terhadap fenomena ini. Ricardo pernah menghabiskan selama bertahun-tahun waktunya melakukan penelitian dan survei terhadap saksi mata yang pernah melihat patung suci meneteskan air mata di berbagai daerah di dunia. Juga pernah meneliti patung Bunda Maria di Jepang yang meneteskan air mata dan darah. Dan ia sendiri juga pernah menyaksikan patung suci di Cochabumba meneteskan air mata sekaligus melakukan tes laboratorium. Ia mengambil sampel darah yang mengalir dari mata patung tersebut. Lalu dibawa ke laboratorium genetika di AS, dan hasil tes biologi molekul membutikan komposisi dalam darah adalah DNA manusia. Sampel lainnya dibawa ke laboratorium nasional, Australia dan terbukti ditemukan hasil yang sama. Bahkan ia juga mengadakan scan sesar terhadap patung ini, ia menscan setiap bagian. Dan hasilnya ditemukan, patung itu tertutup rapat, tidak ada udara apa pun dan berhubungan dengan luar, selain itu juga tidak ditemukan adanya cairan apa pun di dalamnya. Di samping itu, sebuah patung Bunda Maria di Tokyo juga ditemukan meneteskan air mata. Melalui pengujian kimia didapati, cairan itu adalah komposisi air mata manusia. Para ilmuwan tidak habis mengerti bagaimana terjadinya air mata atau darah ini dan mengapa terjadi.

Amanat

Terhadap keajaiban-keajaiban ini, menurut tokoh agama, bahwa itu adalah derita yang dialami dewa yang welas asih karena dosa-dosa manusia. Menurut mereka, ketika ibunda manusia menangis, itu adalah tangisan untuk anaknya sendiri (tangis bahagia, sedih dan lain-lain). Namun tangisan Bunda Maria di Surga pasti hendak menyampaikan sebuah informasi yang sangat penting. Kantor berita AP melaporkan, seorang warga paroki (kawasan gereja) setempat yang berusia 56 tahun yang menyaksikan sendiri Sang Bunda Maria meneteskan air mata mengatakan, ia yakin bahwa air mata Bunda Maria itu adalah suatu pertanda. Menurutnya, “pemandangan gaib yang langka ini mengisyaratkan bahwa kelak akan terjadi peristiwa besar, misalnya gempa bumi, banjir atau penyakit menular. Dan kami sangat sedih atas hal ini.” Sejumlah besar tokoh agama berpendapat, karena kemerosotan moral manusia dan banyak melakukan kejahatan, apabila tidak menebus sendiri kejahatan-kejahatan ini, maka akan mendapat hukuman. Pemrakarsa komisi penyelidik fakta penindasan agama di China yakni Kristiani Li Sixiong yang menetap di AS mengatakan, maksud Tuhan berbuat demikian agar orang-orang yang terlena dalam kesesatan segera sadar. Menurut Li Sixiong, patung bayi menangis, sebenarnya dapat diuraikan kalau Yesus tengah menangis untuk umatnya, sebab banyak sekali umatnya telah melanggar perintah Tuhan. Sehubungan dengan air mata Sang Bunda Suci Maria dan bayi suci, Paus Roma juga memiliki penguraian yang sama. Menurut laporan stasiun radio Vatican, pada Juli 2003 lalu, Paus Yohanes Paulus II menjabat sebagai duta istimewa uskup agung di ibu kota Sicily, Italia, mewakilinya mengikuti upacara penutupan tahun Bunda Suci Syracuse. Tahun Bunda Suci Syracuse yang diselenggarakan adalah untuk memperingati keajaiban yang terjadi di Syracuyse pada 50 tahun silam.

Pranala luar