Kafka on the Shore (海辺のカフカ, Umibe no Kafuka) adalah novel karya Haruki Murakami pada tahun 2002. Sejak penerbitannya dalam bahasa Inggris pada tahun 2005, novel Kafka on the Shore telah menempati salah satu dari New York Times 10 Best Books of 2005 dan World Fantasy Award. Diterbitkan di Indonesia oleh Pustaka Alvabet,Januari 2008

Kafka on the Shore
Sampul edisi Indonesia
PengarangHaruki Murakami
Judul asli海辺のカフカ
Umibe no Kafuka
PenerjemahPhilip Gabriel
NegaraJepang
BahasaJepang
Genre
Diterbitkan
  • 2002 (Shinchosha) (JP)
  • Januari 2005 (EN)
  • 2011 (Indonesia)
Jenis mediaPrint (Hardcover)
Halaman607
ISBNISBN 1-84343-110-6
OCLC56805021


“Tergantung," ujar Oshima. "Kadang-kadang memang begitu. Tapi ironi membuat manusia semakin mendalam, membantu mereka menjadi matang. Menjadi pintu masuk menuju keselamatan dalam tingkat yang lebih tinggi, menuju suatu tempat di mana kau dapat menemukan jenis pengharapan yang lebih universal. Itulah sebabnya mengapa banyak orang senang membaca tragedi Yunani, bahkan hingga sekarang. Mengapa kisah-kisah tersebut dianggap benar-benar klasik. Aku mengulang apa yang pernah aku katakan, segala sesuatu dalam hidup adalah sebuah metafora. Tidak semua orang membunuh ayah mereka dan tidur dengan ibu mereka, 'kan? Dengan kata lain, kita menerima ironi melalui suatu perangkat yang disebut kiasan. Dan melalui perangkat itulah kita tumbuh dan menjadi manusia yang lebih mendalam.”

Kafka on the Shore, halaman 253



Penggalan di atas merupakan salah satu dialog seorang tokoh dari novel Murakami ini. Meski diucapkan dalam sebuah perbincangan kasual mengenai kehidupan antartokoh, percakapan ini dipenuhi oleh pandangan filosofis pembicaranya, Oshima, mengenai kehidupan. Ke dalam Kafka on The Shore, Murakami melukiskan filosofi-filosofi kehidupan dengan begitu ringan dan tak terduga. Dalam sebuah narasi, dalam sebuah dialog, bahkan potongan-potongan pikiran sang tokoh dapat disisipi oleh filosofi mendalam yang apik tertata, sehingga tidak memberatkan atmosfer cerita.

Pemikiran mengenai identitas diri, nasib suatu manusia, takdir, dan berbagai macam pertanyaan filsafat lainnya, tidak dijawab Murakami dalam novel ini, melainkan dikupas, dan dijabarkan secara perlahan melalui konflik dalam kisah dua tokoh utama novelnya, Kafka Tamura dan kakek tua bernama Nakata. Kafka, dan Nakata, dua tokoh yang penuh perbedaan, namun sebenarnya memiliki keterkaitan dalam cara yang paling unik yang diungkap melalui plot cerita yang begitu menarik. Kafka adalah seorang bocah laki-laki berusia 15 tahun yang memiliki takdir untuk membunuh ayahnya, dan meniduri ibu serta kakak perempuannya. Takdir ini bagai bayangan yang terus menghantuinya selama hidupnya bersama ayahnya, sebab hal ini terus-menerus diulangi oleh ayahnya, seorang pembuat patung terkenal yang ditinggal oleh istri dan anak perempuannya, Koichi Tamura. Sedangkan Nakata, seorang pria yang kehilangan jiwanya akibat sebuah kecelakaan misterius yang terjadi ketika ia masih kecil, kini setelah menghadapi rentetan kejadian yang tak ia pahami, merasa harus melakukan sebuah tugas yang bahkan dirinya sendiri tak tahu jelas.

Daya tarik novel ini terletak pada deskripsi Murakami yang begitu mendalam, begitu terperinci dan tepat, yang dapat membawa kita masuk dan ikut bertualang bersama tokoh-tokohnya ke dalam cerita. Selain itu, Murakami juga mampu membuat kita teralun melalui jalan cerita yang tampaknya tenang namun penuh misteri, dan selalu membuat kita tersentak akan kelanjutan cerita yang tak disangka-sangka. Novel ini dibuat sedemikian rupa oleh Murakami dengan alur yang berkelok-kelok, sudut pandang yang berganti dalam tiap bab, sehingga membuat pembaca seakan masuk ke dalam labirin kehidupan orang-orang berbeda. Orang-orang yang menyimpan misteri, yang kemudian dikuak perlahan-lahan oleh Murakami dengan gaya penulisan yang begitu halus dan ringan. Walaupun pada awal cerita banyak sekali misteri-misteri dalam penokohan, alur, dan bahkan jalan cerita, lambat laun dalam novel ini, kesabaran Murakami dalam pengembangan cerita mampu membuat semua keheranan pembaca sedikit demi sedikit terjawab. Jawaban yang mungkin berbeda dari tiap-tiap pembaca.

Selain itu, dalam Kafka on the Shore, pembaca akan merasa seperti tertantang dalam meniti garis tipis antara realitas dan yang bukan. Murakami mampu membuat suatu khayalan, pemikiran, bahkan mimpi menjadi sebuah kejadian yang nyata dan bermakna. Penggunaan kisah-kisah Yunani kuno, filosofi di balik musik klasik, mampu menyatu dengan indah dalam novel ini.

Novel ini merupakan suatu penggambaran yang mengagumkan dalam segi filosofis. Kafka on The Shore membuat filosofi mengenai kehidupan menjadi ringan, menghibur, sekaligus meninggalkan sebuah tanda mata di dalam pemikiran kita.

Pranala luar

Wawancara