Anne Rufaidah
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Agustus 2017. |
Anne Rufaidah (15 Juni 1962 – 9 Juli 2020) anak perempuan dari H. Endang Agah Bajuri dan Hj. Suwarni ini adalah seorang Desainer Busana Muslimah Kontemporer[1]
Anne Rufaidah | |
---|---|
Berkas:Annerufaidah.jpg | |
Lahir | 15 Juni 1962 Bandung |
Meninggal | 9 Juli 2020 Bandung | (umur 58)
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Institut Teknologi Bandung |
Pekerjaan | Profesional |
Dikenal atas | Desainer Busana Muslim Kontemporer |
Anak | Adinda Fuadillah Alkhumaira
Muhammad Al-Assad Rahimakumullah Zulfikar Bashirul Fuadi |
Anne Rufaidah memulai kariernya sebagai designer busana muslim semenjak tahun 1981. Pada usia 17 tahun pada 1979 Anne Rufaidah menjadi finalis perancang mode majalah femina gadis.
Namun, Anne akhirnya lebih memilih untuk mengasah bakatnya dalam bidang mendesain pakaian. Untuk mempertajam kemampuannya, Anne melanjutkan kuliahnya di Fakultas Seni Rupa & Desain, ITB Bandung. Ketika menjadi mahasiswi di kampus bergengsi tersebut, Anne beserta beberapa rekannya memberikan bimbingan belajar pada sejumlah siswi sebuah SMA, yang lokasinya berdekatan dengan Masjid Salman di ITB. Para siswi tersebut dikeluarkan dari sekolah karena berjilbab. Bantuan yang diberikan, bukan sekadar bimbingan pelajaran, tapi juga memberikan semangat pada mereka untuk menegakkan kebenaran bahwa mengenakan jilbab sebagai penutup aurat merupakan hak sekaligus kewajiban setiap muslimah.[2]
Tahun 1970-1980 di Indonesia memakai jilbab sebagai penutup aurat adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Pelajar dan pekerja yang berjilbab dengan menggunakan rok yang panjang di bawah lutut, dipadu kaos kaki hingga di atas lutut masih di pandang aneh[3] . Sementara larangan menggunakan jilbab di sekolah makin menyebar, Anne Rufaidah justru semakin semangat untuk mempopulerkan busana muslimah rancangannya yang di buat di Majalah Kharisma Salman ITB. Desain yang kreatif dan menarik merupakan hal yang menarik bagi masyarakat.
Anne Rufaidah tetap mempromosiikan busana muslimnya ke berbagai tempat hingga mengubah sudut pandang masyarakat yang selama ini di pandang sebelah mata menjadi suatu gaya berbusana yang indah sekaligus kewajiban menutup aurat setiap muslimah.
Semenjak itu, busana muslimah yang semula dianggap kampungan pun memulai era barunya. Di sana-sini orang mulai memproduksi busana muslimah. Kaum ibu hingga gadis remaja mulai menggunakannya tanpa ragu. Pemerintah, terutama lembaga pendidikan, yang awalnya melarang, akhirnya mulai melunak. Media pun tak tabu lagi menampilkan para artis berbusana muslimah dan berbagai hasil rancangan yang praktis sehingga busana muslimah bukan lagi menjadi halangan dalam berbagai kegiatan.[2]
Referensi
- ^ Profil Anne Rufaidah di Tokoh Indonesia
- ^ a b Indonesia, Tokoh. "Berpegang Pada Pakem Busana Muslimah | TOKOH INDONESIA | TokohIndonesia.com | Tokoh.id" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-21.
- ^ Sudrajat. "Jilbab di Indonesia, Antara Pelarangan dan Perjuangan". detiknews. Diakses tanggal 2020-06-21.