Kepuhunan

Mitos
Revisi sejak 7 Agustus 2020 04.26 oleh 114.125.116.117 (bicara) (Tidak netral, 75% lebih kontennya merujuk kepada perilaku buruk dari pandangan Islam. Anda mau semua artikel bertopik Islam ditambahkan bagian Pandangan Hindu/Buddha/agama asli Nusantara/Kong Hu Cu/Kristen/Yahudi?)

Kepuhunan (Banjar: Kapuhunan) adalah sebuah kepercayaan masyarakat lokal di Kalimantan Selatan khususnya di masyarakat Banjar, istilah ini digunakan ketika seseorang ingin pergi ditawari makan dan minum tetapi mengindahkan dan akhirnya tertimpa musibah.[1]

Etimologi

Kapuhunan, akar katanya dari kata "Puhun" berawalan ke- berakhiran -an (bahasa Indonesia: Kepohonan). Karena dalam bahasa Banjar tak mengenal huruf vokal "O", maka pada kata "pohon" diganti dengan huruf vokal "U". Menurut Prof. Abdul Djebar Hapip kosakata Kapuhunan diartikan sebagai dapat celaka; dapat bencana.[2] Karena mengindahkan tawaran orang lain.

Referensi

  1. ^ Banjarmasin Tribunnews (9 Desember, 2019). "Diturunkan Sejak Kakek Nenek, Mitos Kepuhunan Ini Harus Dipenuhi Walau Sekedar Disentuh Senin". Diakses tanggal 6 Agustus, 2020. 
  2. ^ Kartika Eka H (29 Mei 2020). "Misteri "Kapuhunan" Pamali Banjar Seputar Makanan yang Bisa Berujung Maut". Diakses tanggal 6 Agustus, 2020.