Politeknik Kesejahteraan Sosial
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Masalah khususnya adalah: paragraf |
Politeknik Kesejahteraan Sosial (POLTEKESOS) Bandung adalah Lembaga Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang didirikan pada 1 September 1964 oleh Departemen Sosial. Sekolah Tinggi ini menyelenggarakan Program Pendidikan Diploma 4 Pekerjaan Sosial. Sekolah Tinggi menghasilkan lulusan-lulusan kompeten dalam bidang Pekarjaan Sosial.
Politeknik Kesejahteraan Sosial | |
---|---|
Informasi | |
Moto | To Help People, To Help Themselves |
Didirikan | 1964 |
Direktur | Dr. Marjuki, M.Sc. |
Lokasi | Bandung |
Sejarah Berdirinya POLTEKESOS[1]
Politeknik Kesejahteraan Sosial (POLTEKESOS) Bandung adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang menyelenggarakan Pendidikan Profesional Pekerjaan Sosial.
Cikal bakal berdirinya POLTEKESOS yaitu diawali pada tahun 1954 dengan bentuk Kursus Dinas Sosial A (KSDA) dengan jangka waktu pendidikan selama 1 (satu) tahun dan pada tahun 1957 meningkat menjadi Kursus Kejuruan Sosial Tingkat Tinggi (KKST) dengan jangka waktu pendidikan selama 2 (dua) tahun. Tahun 1964, berdasarkan Putusan Menteri Sosial RI Nomor: Pbs.1-5-4/5980, tanggal 15 Desember 1964 memutuskan terhitung mulai tanggal 20 Desember 1964 mendirikan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial yang disingkat STKS dengan menyelenggarakan Program Sarjana Muda Kesejahteraan Sosial. Keberadaan STKS Bandung adalah dalam rangka mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia yang mempunyai keterampilan, wawasan, pemahaman dan keahlian dalam bidang Pekerjaan Sosial, berada dalam bingkai kebijaksanaan dan misi Departemen Sosial RI. Sampai dengan tahun 1970 STKS hanya menyeleggarakan Pendidikan Profesional Pekerjaan Sosial setingkat Sarjana Muda. Dan pada tahun 1971 program pendidikan STKS ditingkatkan dengan dibukanya program Sarjana (S1). Namun sesuai dengan ketentuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1985 tentang dihapuskannya program sarjana muda, maka STKS selain menyelenggarakan pendidikan S-1, juga menyelenggarakan program Diploma III. Sejak tahun akademik 1989/1990 sampai dengan sekarang program pendidikan di STKS adalah Program Diploma IV.
Kedudukan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung diperkuat dengan adanya pengakuan dari Departemen Sosial RI No: 25/HUK/1991 tanggal 6 Juli 1991 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan Ahli Pekerjaan Sosial. Pada pasal 1 (satu) disebutkan bahwa STKS adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Sosial RI, dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Jenderal Depsos RI.
Berdasarkan Surat Persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor: 855/D/T/2000 tanggal 13 April 2000, STKS diijinkan untuk membuka dua jurusan, yaitu jurusan Rehabilitasi Sosial dan jurusan Pengembangan Sosial Masyarakat. Tanggal 18 Januari 2001 status STKS sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dikukuhkan melalui Keputusan Presiden RI, Nomor: 14 Tahun 2001 di mana STKS merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan di lingkungan Departemen Kesehatan dan Kese-jahteraan Sosial RI.
Selanjutnya dengan munculnya kembali Departemen Sosial RI pada tahun 2001, otomatis keberadaan STKS Bandung kembali menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Sosial RI, Selanjutnya sesuai surat rekomendasi DITJEN DIKTI DEPDIKNAS No. 15/D/T/05 tanggal 10 Januari 2005 maka mulai tahun Akademik 2006/2007 STKS Bandung membuka program studi Profesi Pekerjaan Sosial (Sp-1) dengan dua konsentrasi yaitu Pekerjaan Sosial Klinis dan Pekerjaan Sosial Komunitas. Selain itu STKS Bandung bekerjasama dengan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor me-nyelenggarakan Program Pendidikan Pascasarjana yaitu Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat.
Di Tahun 2018, STKS membuka dua program studi baru yakni Program Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial dan Program Studi Rehabilitasi Sosial.
Bulan Juli 2019, STKS Bandung resmi mengubah statusnya menjadi Politeknik mengikuti rekomendasi kemristekdikti, sehingga nama kampus ini berubah menjadi Politeknik Kesejahteraan Sosial. [2]
Kurikulum
Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh adalah sebanyak 145 SKS yang tersebar dalam 8 semester dan dapat diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun hingga 4 tahun
Jurusan/Prodi
PROGRAM SARJANA TERAPAN
- Program Studi
- Pekerjaan Sosial
- Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial
- Rehabilitasi Sosial
PASCA SARJANA SPESIALIS-1 PEKERJAAN SOSIAL (SP-1)
- Konsentrasi
- Pekerjaan Sosial Klinis dan
- Pekerjaan Sosial Komunitas
Logo/Lambang POLTEKESOS
- Bunga teratai berwarna dasar putih (warna Mutiara) dan bergaris warna biru (warna Cyan 100%) melambangkan bahwa pendidikan dan kebudayaan yang diperoleh mahasiswa akan diamalkan bagi kepentingan umat manusia dengan penuh kesudian, ketulusan, kedamaian dan kedalaman serta percaya diri.
- Rangkaian bunga berbingkai segi lima melambangkan bahwa dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran, STKS harus mampu menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara republik Indonesia dengan keyakinan dan keteguhan.
- Lingkaran bulat melingkari tulisan STKS (warna Hitam), melambangkan bahwa walaupun mahasiswa berasal dari berbagai wilayah Indonesia tetapi harus mampu menjalin kesatuan dan persatuan, kokoh dan tabah dalam menjalani segala hal.
Tenaga Pengajar
Dosen STKS Bandung sebagian besar terdiri atas dosen tetap yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang Kesejahteraan Sosial atau Pekerjaan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial lainnya dengan kualifikasi pendidikan S2 dan S3 serta dosen tidak tetap yang berasal dari Perguruan Tinggi di Kota Bandung.
Fasilitas Kampus
- Ruang Kuliah
- Ruang Ujian
- Laboratorium Profesi Pekerjaan Sosial
- Laboratorium Bahasa
- Laboratorium Komputer
- Perpustakaan
- Auditorium
- Sarana Olah Raga
- Sarana Kesenian
- Sarana Ibadah
- Poliklinik
- Asrama (bagi Mahasiswa Tugas Belajar)
- Hotspot
Unit Kegiatan Mahsiswa dan Organisasi Kampus Mandiri
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Terdapat beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus STKS Bandung diantaranya:
Resimen Mahasiswa (MENWA) Student English Club (SEC) Sanggar Seni Sunda (GARNIDA) Dapur Sastra dan Teater (DST) Unit Band STKS (UBS) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Tae Kwon Do Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Boxer) Hikmaul Iman Bola Volli Bola Basket Tenis Meja Tenis Lapangan Bulutangkis Sepak Bola Keluarga Mahasiswa Muslim (KMM) Keluarga Mahasiswa Kristen (KMK) Kelompok Putri STKS Satuan Bakti Sosial Mahasiswa (SBSM)
Organisasi Kampus Mandiri (OKM)
Terdapat pula Organisasi Kampus Mandiri (OKM):
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Program Pasca Sarjana SP-1
Era persaingan global dewasa ini cenderung lebih banyak dipersepsi dan dimaknai orang hanya dalam nuansa persoalan ekonomi dan politik semata dibandingkan dengan kalkulasi sosial. Hal ini melahirkan ekses pada semakin kompleksnya permasalahan sosial, baik yang bersifat konvensional maupun kontemporer.
Permasalahan tersebut dapat ditangani secara efektif, apabila menggunakan pendekatan holistik dan komprehensif. Pekerjaan Sosial adalah salah satu profesi yang berkompeten mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Permasalahan yang semakin kompleks membutuhkan Pekerja Sosial Spesialis (Spesialized / Skill Social Worker) yang memiliki spesialisasi keahlian dalam penanganan berbagai masalah sosial. Spesialisasi keahlian tersebut mensyaratkan penggunaan pendekatan yang mengintegrasikan sistem, metode-metode lanjutan dengan teknik-teknik yang secara empiris tervalidasi serta menggunakan kerangka kerja yang bersifat holistik dan eklektik.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung sebagai pioneer dan center of excellent dalam pendidikan Pekerjaan Sosial di Indonesia berupaya mengembangkan Profesi Pekerjaan Sosial dengan menyelenggarakan Program Pendidikan Spesialis-1 Pekerjaan Sosial.
Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor: 15/D/T/05 tanggal 10 Januari 2005, mulai tahun akademik 2006 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung menerima mahasiswa untuk Program Studi Profesi Pekerjaan Sosial (Spesialis-1 / Sp-1).
Alumni
- Adi Fahrudin - Profesor Ilmu Pekerjaan Sosial pertama di Indonesia - Board of APASWE (Asian and Pacific Association for Social Work Education)
- Rusli Habibie - Gubernur Gorontalo
- Toto Utomo Budi Santoso - Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial 2010-2015
- Edi Suharto - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI
- Tata Sudrajat - Director of Families First Signature Program Save the Children
- Agus Subchan Rachlan - Agansa International
- Dance Takimai - Bupati Kabupaten Deiyai 2013-2018
- Dorinus Dasinapa - Bupati Kabupaten Mamberamo Raya 2016-2021
- Margiono - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
- Widodo Suhartoyo (UNICEF - Indonesia dan Ketua IPSPI periode 2019-2024)
- Puji Pujiono (Pendiri Pujiono Centre)
- La Tofi (Pendiri The La Tofi School of CSR)
- Deni Nurdyana (Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung)
- Habiburrahman (Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Polewali Mandar)
Rujukan
- ^ "Sejarah | STKS Bandung" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-29.
- ^ antaranews.com (2019-07-09). "STKS Bandung resmi jadi Politeknik Kesejahteraan Sosial". Antara News. Diakses tanggal 2020-08-10.
http://www.apaswe.com http://www.hrpub.org/download/20160331/IJRH3-19205206.pdf Fahrudin, A. & Yusuf, H. (2020). Social Work Education In Contemporary Indonesia: Issues, Challenges And Concerns. In S.M Sajid, Rajendra, Baikady, Cheng Sheng-Li and Haruhiko Sakaguchi (Eds.), The Palgrave Handbook of Global Social Work Education. United States: Palgrave Macmillan (an imprint of Springer Nature). Fahrudin, A. (2019). Fragile Democracy: Social Work Programming in Indonesia. In Ian Shaw & Rosaleen Ow, Asian Social Work: Professional Work in National Context. London: Routledge https://www.routledge.com/Asian-Social-Work-Professional-Work-in-National-Contexts/Shaw-Ow/p/book/9781138611795 Fahrudin, A. (2013). Social Welfare and Social Work in Indonesia. In Dr Sharlene Furuto (ed.), Social Welfare and Social Work in Asia Pacific. New York: Columbia University Press.https://cup.columbia.edu/book/social-welfare-in-east-asia-and-the-pacific/ 9780231157148