Yinreng

Revisi sejak 2 Desember 2017 18.49 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Yinreng (Chinese: 胤礽; pinyin: Yìnréng; 16 Juni 1674 – 27 Januari 1725) adalah seorang bangsawan Dinasti Qing, dan juga merupakan salah satu putera dari Kaisar Kangxi dan Permaisuri Xiao Cheng Ren yang bertahan sampai masa dewasa.

Yinreng

Kehidupan Awal

Ibunda Yinreng, Permaisuri Xiaocheng dari keluarga Heseri, keponakan dari Songgotu, melahirkan Yinreng dan sangat disayangi oleh Kangxi. Kaisar sendiri mengajar Yinreng membaca dan menunjuknya sebagai putera mahkota ketika dia Yinreng baru berusia 2 tahun. Dibawah didikan pejabat pengajar (guru kerajaan), Pangeran ini menjadi terpelajar dan berwawasan luas dalam hal budaya Tiongkok dan Manchu. Pada tahun 1696 dan 1697, ketika Kangxi sedang dalam ekspedisi melawan Galdan dari bangsa Dzungars, Yinreng dipercaya untuk menangani urusan negara di Beijing.

Tragedi Tidak Terduga

Pada tahun 1703, paman kesayangan Yinreng, Songgotu dijebloskan ke penjara dan meninggal tidak lama didalamnya. Putra mahkota ini menjadi pendiam dan tertutup serta kondisi kejiwaan yang tidak stabil. Tahun 1708, pada saat ekspedisi perburuan semi tahunan di Rehe, Kangxi menuduh Yinreng tidak bermoral, sadis, kelainan seksual, penyalahgunaan kekuasaan dan tidak setia. Yinreng dicabut statusnya sebagai putera mahkota dan dipenjara. Tidak lama kemudian, Kangxi mendapati bahwa putera pertamanya, Yinti menyewa Lamas untuk mengguna - gunai Yinreng. Akhirnya dia dibebaskan pada tahun 1709 dan dipulihkan kembali sebagai putera mahkota. Tiga tahun kemudian kondisi kejiwaan Yinreng semakin memburuk dan Kangxi yakin bahwa anaknya itu sudah tidak waras lagi. Konsekuensinya, pada tahun 1712 Yinreng dicabut status putera mahkotanya lagi dan dipenjarkan di tempat pengasingan.

Kematian

Yinreng meninggal di dalam penjara pada tahun 1725, tidak lama setelah saudaranya Yinzhen naik tahta sebagai Kaisar Yongzheng. Dia diberi gelar Pangeran 'Li' (理) dan Pangeran 'Mi' (密). Anaknya, Hongxi juga diangkat sebagai pangeran. Pengalaman pahit di antara putera Kangxi dalam hal krisis suksesi mendorong Kaisar Kangxi untuk menerapkan sistem menulis nama penerus, menaruhnya di dalam sebuah kotak tersegel dibalik singgasana di dalam ruangan utama Kota terlarang. Nama penerus hanya akan dipublikasikan ketika Kaisar yang sedang berkuasa wafat.

Referensi