Binatang haram adalah binatang yang dalam beberapa agama dan kepercayaan dilarang untuk dikonsumsi.

Dalam Kitab Taurat pada Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen tercatat Allah memerintahkan Musa untuk menyampaikan hewan atau binatang yang dihalalkan atau diharamkan untuk dimakan oleh bangsa Israel sejak mereka mengikat perjanjian dengan Allah di gunung Sinai.

Hewan halal menurut Taurat

Menurut kitab Imamat 11 inilah binatang yang halal:[1][2]

Hewan darat

Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka:
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan."[3]

Hewan air

"Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air: segala yang bersirip dan bersisik di dalam air, di dalam lautan, dan di dalam sungai, itulah semuanya yang boleh kamu makan."[4]

Hewan bersayap

Segala binatang bersayap dihalalkan kecuali yang sejumlah jenis yang diharamkan.[5]

"Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah. Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi menurut jenisnya. Selainnya segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu."[6]

Hewan haram menurut Taurat

Berikut adalah daftar binatang yang diharamkan untuk dimakan:[7]

Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. (Imamat 11:8)

Peraturan

Menurut hukum Musa binatang-binatang yang disebut di atas tidak boleh:

  • dimakan
  • bangkainya disentuh - yang menyentuh akan menjadi najis sampai matahari terbenam
  • bangkainya dibawa - yang membawa harus mencuci bajunya dan menjadi najis sampai matahari terbenam
  • bangkainya jatuh ke atas apapun, perkakas kayu, pakaian, kulit, karung, atau barang apapun (11:32) - barang tersebut harus dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis sampai matahari terbenam. Setelah itu barang tersebut tahir lagi.
  • bangkainya jatuh ke dalam belanga tanah (pot) - segala sesuatu di dalamnya menjadi najis dan belanga itu harus dipecahkan. Makanan jika terkena air dari belanga tersebut menjadi najis, demikian pula minuman yang boleh diminum dalam belanga tersebut.
  • bangkainya jatuh ke atas pembakaran roti atau anglo - benda-benda pembuat makanan tersebut harus diremukkan.
  • bangkainya jatuh ke atas benih yang telah dibubuhi air - benih tersebut menjadi najis.[8]

Lihat juga Ulangan 14:3–21

Dalam agama Kristen larangan ini tidak diberlakukan karena seluruh hukum Taurat sudah digenapi dalam kematian dan kebangkitan Yesus sehingga orang yang percaya kepada Yesus Kristus menjadi "manusia baru" hasil "ciptaan baru"

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.[butuh rujukan][butuh rujukan][butuh rujukan][butuh rujukan][butuh rujukan]

Yesus Kristus sendiri mengajarkan bahwa yang menajiskan manusia bukan makanan melainkan apa yang keluar dari hati:

Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.[butuh rujukan][butuh rujukan][butuh rujukan]
Lihat pula: Halal.

Di agama Islam babi dipertimbangkan tak bersih dan tidak dimakan[9]. Anjing juga dipertimbangkan tak bersih dan orang Muslim yang dijilat oleh mereka harus melakukan pembersihan. Binatang Haram:

Uraian

Fiqh telah menetapkan makanan yang halāl dan yang harām. Makanan halal boleh dijelaskan dengan sesuatu bahan makanan yang suci dan baik di samping tidak melanggari syariat Islam sewaktu mendapatkan dan menggunakannya. Arak, khinzir serta anjing adalah contoh makanan yang telah ternyata tidak dihalalkan oleh syarak (haram) untuk memakannya. Ini adalah berdasarkan pada peraturan yang ditemui dalam al-Qur'an, kitab suci Islam. Peraturan lain ditambah kepada ini dalam fatwa oleh Mujtahid dengan berbagai peringkat ketegasan, tetapi mereka bukan sentiasa dipegang sebagai berotoritatif oleh semua. Menurut al-Qur'an, satu-satunya fokus yang secara jelas diharamkan adalah daging dari hewan yang mati sendiri, darah, daging babi, dan hewan yang didedikasikan selain untuk Tuhan.(Al-Qur'an 5:3).

Perkara berhubung Halal dan Haram telah diperjelaskan dengan begitu nyata dalam al-Quran. Setiap sumber makanan, sumber pendapatan, bahan keperluan harian dan sebagainya, wajib Halal. Dalam Islam tidak ada istilah ‘Separa Halal’, ‘Separuh Halal’ atau ‘Gred Halal dengan 3 Bintang’ atau sebagainya. Setiap bahan dan sumbernya perlulah 100% Halal malah suci dan baik dan tidak menimbulkan rasa was-was atau keraguan mengenai status Halalnya. Ini adalah kerana setiap sumber yang haram akan menjadi darah daging dan akan menjejaskan amalan, doa dan personaliti dalaman dan luaran seseorang.

Dalam kita membincangkan konsep Haram, ia bukan sahaja meliputi makanan yang tidak mengandungi khinzir, malah ia meliputi konsep yang lebih luas lagi seperti sumber pendapatan, cara hidup dan lain-lain lagi. Malah haram bagi umat Islam sesuatu barangan atau perkhidmatan itu, jika ia dicari dengan cara seperti mencuri dan menyalahi aturan penggunaannya dalam konsep undang-undang Islam

Sumber bahan makanan dan minuman

Sumber utama makanan dan minuman manusia adalah dari hewan, tumbuh-tumbuhan, bahan semulajadi, bahan kimia dan mikro-organisma yang mana ada di antaranya yang dihalalkan dan ada yang diharamkan.

Hewan

hewan boleh dibagikan kepada dua kumpulan iaitu;

  • a) hewan Darat.
  • b) hewan Air.

2.1.1 hewan Darat

Semua hewan darat(mamalia maun @ mamalia herbivor)seperti lembu,rusa,kambing dan sebagainya, serta keluarga burung yang tidak beracun dan muncung paruhnya tumpul dan bengkok seperti itik,ayam,burung puyuh dan sebagainya halal dimakan, kecuali;

i. hewan yang tidak disembelih mengikut hukum syarak.(Disembelih bukan kerana Allah).

ii. Babi.

iii. Anjing.

iv. hewan(mamalia maging @ mamalia karnivor) yang mempunyai taring atau gading yang digunakan untuk membunuh iaitu hewan-hewan buas seperti harimau, beruang, gajah, badak sumbu, kucing dan seumpamanya.

v. Burung yang mempunyai kuku pencakar, paruh tajam, makan menyambar (burung pemangsa) seperti burung helang, burung hantu dan seumpamanya(karnivor).

vi. hewan-hewan yang disyariatkan oleh Islam untuk dibunuh seperti tikus, kala jengking, burung gagak, lipan,lipas,lalat, ular dan seumpamanya(reptilia).Namun begitu sejenis reptilia padang pasir itu biawak padang pasir(dhab) boleh dimakan dalam Islam.

vii. hewan yang dilarang oleh Islam membunuhnya seperti semut, lebah, burung belatuk, burung hud-hud dan labah-labah.Sejenis belalang daun yang darahnya tidak mengalir boleh dimakan menurut Islam.

viii. hewan yang dipandang jijik (keji)(al-Khabaith) oleh umum seperti kutu, lalat, ulat dan seumpamanya.

ix. hewan yang hidup di darat dan di air (dua alam) seperti katak, buaya, penyu, anjing laut,singa laut dan seumpamanya(amfibia).Ketam yang hidup dua alam seperti jenis Ketam Batu dan Ketam Hijau adalah haram dimakan(sila lihat penjelasan di rencana di bawah).

x. Semua jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan oleh bioteknologi DNA adalah halal,namun haram dimakan yang berasal dari hewan yang lahir dari salah satu keturunan dari babi atau anjing.

2.1.2 hewan Air

hewan air ialah hewan yang boleh hidup secara hakikinya di dalam air sahaja. Ia adalah halal dan boleh dimakan kecuali yang beracun, memabukkan dan membahayakan kesihatan manusia.Ikan Belacak halal dimakan.

2.1.3 Tumbuh-tumbuhan

Semua jenis tumbuh-tumbuhan dan hasilnya adalah halal dimakan kecuali yang berbisa, beracun, memabukkan, membahayakan kesihatan manusia serta yang dihasilkan oleh bioteknologi DNA yang bersumberkan dari bahan yang haram.

2.1.4 Minuman

Semua air adalah halal diminum kecuali yang beracun misalnya racun atau ubatan merbahaya, memabukkan dan membahayakan kesihatan manusia dan bercampur dengan benda-benda najis.Seperti arak,alkohol peminum dan berkaitan dengannya.

2.1.5 Bahan Semulajadi

Semua bahan semulajadi seperti air, mineral dan lain-lain adalah halal kecuali yang bercampur dengan najis, beracun, memabukkan dan membahayakan kesihatan.

2.1.6 Bahan Kimia

Semua bahan kimia adalah halal kecuali yang bercampur dengan najis, beracun, memabukkan dan membahayakan kesihatan.

2.1.7 Bahan Tambah

Bahan Tambah (Food Additives) seperti penstabil, pengemulsi, pewarna,perisa,pengawet dan seumpamanya adalah halal kecuali yang dihasilkan dari sumber hewan atau tumbuh-tumbuhan yang diharamkan oleh hukum syarak.

Bahan Gunaan Orang Islam

Bahan gunaan orang Islam boleh dibagikan kepada dua kategori iaitu;


  • a) Kosmetik
  • b) Pakaian dan peralatan.

3.1 Kosmetik

3.1.1 Kosmetik adalah bahan-bahan atau ramuan yang terdiri daripada pelbagai unsur untuk dimasukkan ke dalam tubuh, disapu, digosok, dibalut, ditempel, dipakai dengan tujuan untuk kecantikan seperti pewarna rambut, bedak, gincu, pewarna kuku,maskap muka,celak dan seumpamanya.

3.1.2 Bahan kosmetik yang diperbuat daripada tumbuh-tumbuhan dan bahan kimia adalah boleh digunakan kecuali yang beracun dan membahayakan kesihatan. Bahan kosmetik yang diperbuat daripada sumber hewan halal yang disembelih menurut kehendak syarak adalah boleh digunakan.

Nota tamabahan:Islam melarang penggunaan perwarna hitam dengan tujuan untuk menghitamkan rambut,penggunaan warna lain seperti warna perang dan sebagainya adalah dibolehkan,namun penggunaannya mestilah bertempat dan tidak mendatangkan keburukan di kalangan masyarakat serta bahan yang digunakan perlulah suci,selamat,halal dan tidak menyekat pengaliran air masuk ke dalam kulit kepala.Pembuatan tatu pada tubuh manusia dengan apa cara sekali pun juga adalah haram disisi Islam.

3.2 Pakaian dan Peralatan

3.2.1 Bahan pakaian dan alatan yang diperbuat dari tumbuh-tumbuhan boleh digunakan.

3.2.2 Bahan pakaian dan alatan yang diperbuat daripada bulu hewan boleh digunakan kecuali bulu babi dan anjing.

3.2.3 Bahan pakaian dan alatan yang diperbuat daripada tulang, tanduk,kerang-kerangan, kuku dan gigi hewan yang dagingnya halal dimakan melalui sembelihan mengikut hukum syarak boleh digunakan.

Bahan pakaian dan alatan yang diperbuat daripada kulit hewan (kecuali kulit babi dan anjing) yang telah disamak boleh digunakan.Menyambung rambut palsu bukan bermaksud menocang rambut sendiri adalah haram perbuatan itu.Wanita Islam yang sudah akhil baligh wajib baginya mengenakan tudung bagi menutup rambutnya dan kepalanya.Semua umat Islam samada lelaki ataupun wanita wajib baginya untuk menutupkan aurat nya seperti yang telah diperintahkan oleh Allah.Islam juga melarang akan penganutnya untuk mencabut,memotong,mencukur bulu alis mata atau keningnya,kerana perbuatan itu adalah haram serta mengubah hak ciptaan Allah Taala.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Imamat 11:1–47
  2. ^ Dicatat ulang pada Ulangan 14
  3. ^ Imamat 11:1–3
  4. ^ Imamat 11:9
  5. ^ Imamat 11:13–19
  6. ^ Imamat 11:21–23
  7. ^ Imamat 11:4–47
  8. ^ Catatan tambahan: 11:36 tetapi mata air atau sumur yang memuat air, tetap tahir, sedangkan siapa yang kena kepada bangkai binatang-binatang itu menjadi najis.
    11:37 Apabila bangkai seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke atas benih apapun yang akan ditaburkan, maka benih itu tetap tahir.
  9. ^ Lihat Q.S al Baqarah:173, Q.S al-Maidah:3, Q.S al-An'am:145