Sistem pencernaan
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok yaitu: saluran pencernaan dan organ pencernaan tambahan. Sistem pencernaan memiliki fungsi utama mengubah makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Nutrisi tersebut diperlukan untuk proses perkembangan, perbaikan sel tubuh, termasuk sebagai sumber energi sehari-hari. Ketika proses itu selesai, organ pencernaan kemudian dengan mudah mengemas limbah padat makanan untuk dibuang sebagai feses.[1]
Sistem pencernaan | |
---|---|
Rincian | |
Pengidentifikasi | |
Bahasa Latin | Systema digestorium |
MeSH | D004064 |
TA98 | A05.0.00.000 |
TA2 | 2773 |
TH | H3.04 |
FMA | 7152 |
Daftar istilah anatomi |
Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalamnya adalah: mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus
Organ pencernaan tambahan
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Diagram sistem pencernaan
|
Gangguan pada sistem pencernaan
Mag
Mag merupakan gangguan berupa peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh produksi asama lambung (HCL) berlebih sehingga mengikis jaringan pada dinding lambung. Mag disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Cara mencegah penyakit ini adalah dengan mengatur pola makan yang sehat dan makan secara teratur [2]
Diare
Diare merupakan gangguan yang terjadi akibat terhambatnya proses penyerapan nutrisi yang terjadi pada usus. Kondisi demikian menyebabkan kadar air dalam feses berlebihan. Diare ditandai dengan sering BAB dengan tekstur feses yang encer. Diare disebabkan oleh virus dan bakteri, salah satunya adalah Vibrio cholera. [3][2]
Apendisitis
Radang apendiks atau apendisitis atau usus buntu merupakan peradangan pada bagian apendiks (usus buntu) yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi dan peradangan ini terjadi akibat dari sisa makanan yang masuk ke apendiks, makanan tersebut kemudian membusuk dan sulit untuk dikeluarkan.[2]
Parotitis epidimika
Parotis epidimika atau yang biasa dikenal dengan gondongan merupakan gangguan
yang menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menular. Masa inkubasi parotitis epimidika yaitu 14-24 hari.[2][4]
Caries gigi
Caries gigi atau yang biasa disebut gigi berlubang merupakan kondisi gigi berlubang yang disebabkan oleh bakteri streptococcus. Bakteri tersebut mengubah karbohidrat menjadi asam laktat yang perlahan-lahan mengikis bagian email gigi. Jika lubang tersebut sudah mencapai pulpa gigi maka gigi akan terasa sakit. Cara mencegah gangguan ini adalah dengan rutin menggosok gigi.[2]
Konstipasi
Konstipasi atau yang dikenal juga dengan sembelit merupakan gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan kesulitan BAB atau feses bertekstur keras dan kering. Konstipasi ditandai dengan frekuensi buang air besar yang kurang dari tiga kali seminggu. [5]
Referensi
- ^ Irawan Sapto Adhi. "Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat". Diakses tanggal 14 November 2020.
- ^ a b c d e Mudah dan Aktif Belajar Biologi. PT Grafindo Media Pratama. ISBN 978-979-1192-06-4.
- ^ "Diare". Alodokter. 2014-06-25. Diakses tanggal 2020-11-21.
- ^ "Parotitis Epidemika (Mumps)". Rumah Sakit Permata (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-21.
- ^ "Tidak Melulu Kurang Serat, Deretan Penyakit Ini Juga Bisa Sebabkan Sembelit - Semua Halaman - Grid Health". health.grid.id. Diakses tanggal 2020-11-21.