Paus Yohanes I
Paus Yohanes I (???-526) Paus yang diangkat ketika sudah berusia tua ini, sanggup mengakhiri Skisma Akasia (484–519). Hasilnya, hubungan kepausan dengan Justin I, kaisar Bizantium, menjadi pulih. Membaiknya relasi ini membuat gereja-gereja Timur dan Barat dapat bersatu kembali. Paus Yohanes I juga meratifikasi perhitungan Aleksandria untuk tanggal Paskah, yang akhirnya diterima di seluruh Barat.
Yohanes I | |
---|---|
Awal masa jabatan | 523 |
Masa jabatan berakhir | 526 |
Pendahulu | Hormisdas |
Penerus | Felix IV |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | tidak diketahui |
Lahir | tanggal tidak diketahui Toscana, Italia |
Meninggal | 526 Ravenna, Italia |
Paus lainnya yang bernama Yohanes |
Sayangnya, penyatuan kembali itu malah mengakhiri hubungan persahabatan antara kepausan dan Theodoric Agung, penguasa Ostrogot di Roma. Theodoric menyangsikan pemulihan hubungan tersebut. Permusuhan Theodoric, yang seorang Kristen Arian, dan Justin I makin berkobar ketika Justin I menindak bidah Sekte Arian di wilayah kekaisaran Bizantium. Theodoric, pada tahun 525, memerintahkan Paus Yohanes I untuk merundingkan penarikan Dekrit Justin.[1]
Usaha tersebut tidak berhasil dan ketika Paus Yohanes kembali ke Ravenna, wilayah kekuasaan Theodoric, Theodoric segera menahan Yohanes atas tuduhan berkonspirasi dengan Kaisar Justin I. Ia dipenjarakan di Ravenna, di mana ia meninggal karena sakit.
Tubuhnya dibawa ke Roma dan dikuburkan di Basilika Santo Petrus. Yohanes I dilukiskan dalam seni dalam keadaan sedang melihat melalui jeruji penjara, atau dilukiskan sedang dalam penjara bersama-sama seorang Diakon dan seorang Subdiakon. Ia dihormati di Ravenna dan di Toscana.[2]
Referensi
- ^ "Saint John I | pope". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-09.
- ^ Online, Catholic. "St. Pope John I - Saints & Angels". Catholic Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-07.
Didahului oleh: Hormisdas |
Paus 523 – 526 |
Diteruskan oleh: Felix IV |