Karya ilmiah

Revisi sejak 19 Desember 2020 00.33 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (menambah teks)

Karya ilmiah adalah hasil karya yang diperoleh dari kegiatan menulis dengan menerapkan konvensi imiah. Penulisan karya ilmiah menggunakan logika berpikir dan gaya bahasa yang sistematis. Tiap jenis karya ilmiah memiliki gaya penulisan yang berbeda. Karya ilmiah dapat berbentuk laporan penelitian, artikel, makalah, dan buku referensi.[1] Berdasarkan kandungan isinya, karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi laporan hasil pengkajian atau penelitian maupun tinjauan, ulasan, atau gagasan ilmiah. Menurut kandungan isinya, karya ilmiah dapat berbentuk laporan penelitian, artikel hasil penelitian, artikel gagasan konseptual, atau makalah.[2]

Penulisan karya ilmiah dilakukan dengan menyertakan gagasan atau klaim penulis, fakta, data, pendapat para ahli, hasil-hasil penelitian, teori-teori yang relevan, penalaran, bahasa, dan tampilan visual.[3] Dalam penulisan karya ilmiah digunakan kaidah yaitu logis, objektif, sistematis, andal, desain, dan akumulatif.[1] Tahapan penulisan karya ilmiah meliputi pemilihan topik, penyusun kerangka penulisan, penulisan kalimat dan paragraf ilmiah, dan penyusun sistematika karya ilmiah.[4] Penulisan karya ilmiah harus memperhatikan kode etik kepenulisan. Kode etik diterapkan dalam norma yang berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informasi. Penulis harus menyebutkan rujukan secara jujur terhadap bahan atau gagasan yang bersumber dari pemikiran atau tulisan orang lain.[5]

Konsep dasar

Masalah

Meskipun jawaban-jawaban penelitian tersebut sudah didapatkan, penulisan karya ilmiah masih harus membuktikan, apakah jawaban-jawaban tersebut memang bisa dirasakan kebenarannya. Untuk itu diperlukan sumber-sumber informasi lainnya yang mendukung jawaban yang telah didapatkan. Jawaban permasalahan yang ada pada penelitian, bisa mendukung dan bisa juga menolak hipotesis yang ada. Jika jawaban itu mendukung hipotesis, maka bisa dikatakan hipotesis diterima. Tetapi jika jawabannya tidak mendukung hipotesis, maka hipotesis dalam penelitian tersebut ditolak. Dengan demikian, penulisan karya ilmiah hanya bisa dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas (dijawab) melalui kegiatan penelitian. Karena berdasarkan hasil penelitian, maka pada akhir penulisan karya ilmiah selalu dikemukakan suatu kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dimaksudkan sebagai pemikiran terakhir dari proses telaah melalui penelitian, sedangkan rekomendasi diperuntukkan bagi langkah selanjutnya dalam menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan.[6] Penulisan karya ilmiah harus dilandasi dengan pengumpulan data dari kenyataan tentang masalah yang diteliti sebelumnya. Kenyataan-kenyataan tersebut harus berdasarkan fakta yang didapat dari lapangan penelitian.[7]

Jawaban ilmiah

Dalam memberikan jawaban terhadap permasalahan yang timbul, penulisan karya ilmiah harus bisa membuktikan melalui dua cara. Pertama, jawaban itu merupakan jawaban final terhadap permasalahan. Kedua, jawaban tersebut harus menjadi jawaban yang paling benar, meskipun masih akan dibuktikan lagi pada tahap selanjutnya. Jawaban pertama merupakan konklusi yang nantinya sangat diperlukan sebagai suatu thesis. Sedangkan jawaban kedua merupakan konklusi sementara yang nantinya diperlukan sebagai hipotesis.[8]

Konsep dan teori ilmiah

Karya tulis ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil pengkajian yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang akan dikaji, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsepkonsep yang relevan dengan permasalahan yang ingin dijawabnya. Untuk itu seorang penulis karya ilmiah harus rajin dan teliti dalam hal membaca dan mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang mendukung karya tulis ilmiahnya.[9]

Kaidah-kaidah

Logis

Karya tulis ilmiah harus memiliki logika penulisan. Dalam karya ilmiah, logika berarti keruntutan penjelasan dari data dan informasi. Penyajian data dan informasi dapat diterima oleh pemikiran kebenaran ilmu.[1]

Objektif

Dalam karya ilmiah, objektif berarti adanya kesesuaian antara data dan informasi yang disajikan dengan fakta. Penyajian data dan informasi dalam karya ilmiah perlu didukung dengan pembuktian. Bentuk pembuktian dapat berupa teori atau fakta yang telah teruji keabsahannya. Pemberian bukti berbentuk teori dan fakta dilakukan dengan mengumpulkan berbagai jenis bahan pustaka. Keberadaan bahan pustaka menjadi penunjang informasi dalam karya ilmiah.[10]

Sistematis

Karya ilmiah yang sistematis berarti menyajikan data dan informasi dari hasil kajian dengan mengikuti urutan pola pikir yang teratur, konsisten, dan berkelanjutan. Keteraturan informasi dilakukan dengan membentuk konvensi yang menjadi acuan dalam sistematika penulisan karya ilmiah.[10]

Andal

Karya ilmiah yang andal berarti kebenaran yang dimiliki di dalamnya telah teruji dari segi data dan informasi. Pengkajian ulang terhadap ata dan informasi masih dapat dilakukan untuk memperkuat hasil pengujian keabsahan. Keandalan data dan informasi yang diperoleh dapat dicapai dengan perencanaan dan penggunaan metode pengumpulan data yang tepat.[10]

Desain

Desain dalam karya ilmiah berarti penulisan karya ilmiah lebih mengutamakan pada proses dan perencanaan. Penulisan karya tulis ilmiah perlu diawali dengan tahap perencanaan dan perancangan awal. Tujuan desain dalam karya ilmiah adalah untuk memperlancar kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan penggunaan metode dan rancangan yang tepat.[10]

Akumulatif

Dalam karya ilmiah, akumulatif berarti informasi yang disajikan merupakan hasil pengkajian dari berbagai sumber terpercaya. Kepercayaan di dalam karya ilmiah berkaitan dengan kebenaran dan keberadaan pasti dari suatu informasi. Dalam karya ilmiah, informasi yang dikumpulkan melalui berbagai sumber tersebut tidak sekadar dibaca dan disalin saja. Informasi yang tersaji harus dianalisis dan dipelajari keterkaitan hubungannya satu sama lain. Selain itu, informasi perlu dihubungkan dengan argumentasi penulisnya, dan diberi kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penulisan.[10]

Unsur penyusun

Gagasan ilmiah

Gagasan ilmiah dalam karya ilmiah berupa pernyataan ilmiah penulis. Penulis dapat memberikan pernyataan dalam bentuk suatu hal, masalah, konsep, prosedur, atau teori tertentu. Penjelasan dari gagasan ilmiah dapat disajikan dengan menggunakan contoh, ilustrasi, rincian, atau bukti tertentu. Gagasan ilmiah menjadi unsur utama yang dapat membedakan antara sebuah karya ilmiah dengan tulisan orang lain. Penggunaan gagasan ilmiah juga menunjukkan keaslian tulisan. Gagasan ilmiah wajib ada dalam sebuah karya ilmiah.[3]

Fakta

Fakta merupakan unsur karya ilmiah yang wajib ada di dalam tulisan. Kriteria fakta berupa sekumpulan kejadian atau peristiwa nyata yang berkaitan dengan hal atau entitas tertentu yang sedang dijelaskan oleh penulis. Penulisan fakta di dalam karya ilmiah harus dapat dipertanggungjawabkan dan disertai bukti yang nyata. Tujuan penggunaan fakta adalah untuk memperkuat gagasan atau memperjelas permasalahan yang ditulis dalam sebuah karya ilmiah.[3]

Data dan hasil penelitian

Data dan hasil penelitian harus ada di dalam karya ilmiah jika karya ilmiah berbentuk laporan penelitian. Data penelitian dapat berupa fakta yang tersusun sistematis. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen tertentu untuk tujuan penelitian tertentu. Instrumen pengumpulan data harus sesuai dengan tujuan penelitian. Selain data penelitian, hasil-hasil penelitian terdahulu juga perlu disertakan sebagai bahan pembanding dan penentu dari bagian inti penelitian.[3]

Pendapat para ahli

Sebuah karya ilmiah harus didasarkan pada pendapat para ahli yang sebelumnya telah membahas topik yang sama. Pemikiran-pemikiran atau gagasan ahli berbentuk suatu hal, masalah, konsep, prosedur, maupun teori. Tujuan penyertaan pendapat para ahli pada bidang tertentu yaitu untuk menunjukkan bahwa penulisan karya ilmiah didukung dengan pembacaan terhadap berbagai informasi terkait yang dikemukakan oleh para ahli. Dasar teori dari informasi yang disajikan dalam karya ilmiah dapat diperkuat dengan pendapat dari para ahli.[11]

Teori-teori yang relevan

Karya ilmiah yang berbentuk laporan penelitian maupun gagasan konseptual harus menyajikan teori-teori yang relevan. Penyajian teori yang relevan dalam bentuk konsep dan prosedur yang relevan. Penyampaian konsep dan prosedur dilakukan dengan memberikan penjelasan yang sistematis, menyeluruh dan tuntas tentang suatu hal, fenomena atau entitas oleh pakar di bidangnya berdasarkan penelitian atau gagasan ilmiahnya. Teori-teori tersebut dapat menjadi acuan, penguat, atau bahan pembanding dalam sebuah karya ilmiah.[12]

Penalaran

Dalam karya ilmiah dibutuhkan penalaran dalam penyajian atau penjabaran informasi. Penalaran diwujudkan dengan penyajian informasi secara terpadu dan sistematis. Kemampuan berpikir dan berkomunikasi dari penulis dapat diketahui melalui cara penyajian informasi dalam sebuah karya ilmiah.[12]

Bahasa

Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam penulisan karya ilmiah. Lingkup bahasa dalam karya ilmiah mencakup penggunaan kata, kalimat, paragraf. Penulisan karya ilmiah memperhatikan diksi dan penggunaan ejaan serta tanda baca secara cermat. Di dalam sebuah karya ilmiah, bahasa merupakan media penyajian informasi secara efektif. Penulisan karya ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.[12] Ciri ragam bahasa ilmiah yaitu sebagai berikut:[13]

  1. Struktur kalimat dan makna bersifat jelas
  2. Berisi analisis dan pembuktian yang singkat serta menyajikan konsep secara lengkap
  3. Pemilihan istilah atau kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf, dan penalaran yang cermat
  4. Mengembangkan konsep atau temuan yang sudah ada dan membuat konsep atau temuan yang belum pernah ada
  5. Kebenaran bahasa dapat diukur secara terbuka dan objektif oleh khalayak umum serta menghindari personifikasi atau ungkapan subjektif
  6. Menggunakan unsur baku dalam penggunaan kosakata atau Istilah, bentuk kata, kalimat, dan penalaran ilmiah
  7. Penalaran dilakukan secara konsisten dalam keseluruhan bagian isi dan bahasa.

Tampilan visual

Di dalam karya ilmiah, tampilan visual merupakan unsur pendukung. Tampilan visual berkaitan dengan penggunaan gambar, grafik, dan bagan di dalam karya ilmiah. Kegunaan tampilan visual adalah untuk memperjelas informasi. Setiap tampilan visual harus memiliki keterangan dan sumber yang jelas.[12]

Jenis-jenis

Berdasarkan kandungan isinya

Laporan penelitian

Laporan penelitian merupakan karya ilmiah yang ditulis sebagai hasil dari suatu penelitian ilmiah. Penulisan laporan penelitian memiliki tujuan tertentu dan penelitian yang dilakukan harus didasarkan pada prosedur ilmiah. Laporan penelitian berisi metode penelitian, hasil penelitian, maupun teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Penyusunan laporan penelitian dilakukan secara sistematis dan ilmiah serta sesuai dengan konvensi yang berlaku. Karya ilmiah dalam bentuk laporan penelitian dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah hasil penelitian, laporan penelitian tindakan kelas oleh guru, laporan penelitian oleh siswa atau mahasiswa, laporan program kreativitas mahasiswa, dan laporan karya ilmiah sebagai persyaratan beasiswa.[2] Laporan penelitian harus disusun secara sistematis dan berurutan. Bagian-bagian dari laporan penelitian mencakup: sampul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, penutup, daftar rujukan; dan lampiran.[14]

Artikel hasil penelitian

Artikel hasil penelitian merupakan laporan penelitian yang dipublikasikan kepada masyarakat. Isi artikel hasil penelitian merupakan rangkuman dari laporan penelitian. Sebuah artikel ilmiah hasil penelitian ditulis dalam 12— 20 halaman isi. Penulisan artikel hasil penelitian disesuaikan dengan konvensi jurnal yang menjadi tempat publikasinya. Isi artikel ilmiah hasil penelitian dapat berupa ringkasan menyeluruh atau sebagian dari informasi dari laporan penelitian. Sebuah artikel hasil penelitian memiliki judul, identitas penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, pembahasan, simpulan dan saran serta daftar rujukan. Artikel ilmiah hasil penelitian memiliki isi yang sangat ringkas tetapi mencakup keseluruhan isi dari laporan penelitian. Bahasa yang digunakan di dalam artikel ilmiah hasil penelitian dipilih dengan menerapkan prinsip kemudahan dan kedekatan dengan pembaca. Kebakuan bahasa dan penggunaan kata yang tepat tetap diperhatikan.[15]

Artikel gagasan konseptual

Artikel gagasan konseptual menyajikan informasi berupa hasil telaah kepustakaan dan pengembangan gagasan ilmiah penulis. Informasi di dalam artikel bukan hasil pengolahan kembali laporan penelitian, tetapi berupa gagasan konseptual yang didukung oleh fakta dan teori berdasarkan hasil telaah sumber-sumber informasi tepercaya.[15] Bagian-bagian di dalam artikel gagasan konseptual meliputi judul, identitas penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Pada artikel gagasan konseptual, tidak dicantumkan metode penelitian karena penelitian tidak dilakukan secara langsung dan data diperoleh melalui bahan pustaka.[16]

Makalah

Makalah merupakan jenis karya ilmiah yang berkaitan dengan lingkungan akademik dari siswa dan mahasiswa. Isi makalah merupakan kajian atau ulasan ilmiah sebagai hasil gagasan pribadi penulis yang disajikan dalam bentuk tulisan. Makalah harus mengandung solusi penyelesaian dari suatu permasalahan. Bagian isi dari makalah terdiri dari prosedur atau metode pemecahan masalah, pembahasan, dan simpulan. Berdasarkan prosedur pemecahan masalah, makalah dapat dibedakan menjadi makalah deduktif dan makalah induktif. Makalah deduktif adalah makalah yang menggunakan cara berpikir rasional atau melalui telaah kepustakaan dalam pemecahan masalahnya. Makalah induktif adalah makalah yang menggunakan cara berpikir empiris melalui data dan fakta yang diperoleh dari lapangan untuk pemecahan masalahnya. Berdasarkan kandungan informasi yang disajikan, makalah dibedakan menjadi makalah informatif dan makalah solutif. Makalah informatif berisi konsep, teori atau informasi mengenai suatu topik secara rinci. Makalah solutif berisi ulasan permasalahan beserta solusi dari penulis.[17] Penulisan makalah dapat mencapai panjang 7—20 halaman. Bagian-bagian dari sebuah makalah meliputi judul, identitas penulis, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Makalah tidak mencantumkan bagian abstrak dan kata kunci. Selain itu, makalah tidak terlalu memperhatikan kelengkapan data yang dilampirkan dan kepadatan sajian.[18]

Makalah juga dapat dibedakan berdasarkan fungisnya yaitu makalah kerja, makalah tugas dan makalah penelitian. Makalah kerja yaitu pengkajian suatu permasalahan secara sistematik, jelas, dan logis di dalam suatu tulisan. Makalah tugas merupakan makalah yang ditulis untuk memenuhi sebagian dari pernyaratan menyelesaikan suatu mata kuliah atau mata pelajaran dan sebagai laporan tentang kemampuan dalam memahami suatu ilmu. Pembahasan suatu masalah di dalam makalah tugas tidak terlalu mendalam. Sedangkan makalah penelitian merupakan hasil penelitian lapangan dalam skala kecil yang disajikan dalam bentuk tulisan.[13]

Kertas kerja

Kertas kerja bisa di katakana hampir sama dengan makalah tapi di dalam kertas kerja cakupan nya lebih komperhensif atau luas. Kertas kerja ini bersifat lebih mengupas permasalahan yang mendalam dibandingkan makalah. Jika di dalam makalah biasanya hanya memuat data yang telah didapatkan di lapangan dan dibuku-buku pustaka maka di dalam sebuat kertas kerja data yang akan dimuat itu dianalisis lebih dalam dan tajam lagi sehingga tidak bersifat empiris dan objektif layaknya makalah.[19]

Berdasarkan jenjang akademik

Skripsi

Skripsi adalah tugas akhir pada jenjang perkuliahan, tugas akhir tersebut berupa karya tulis ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa sebagai syarat untuk lulus dan gelar sarjana (S-1) di perguruan tinggi. Skripsi adalah sebuah bukti kemampuan akademik seorang mahasiswa untuk melakukan penelitian mengenai masalah yang ada di lapangan sesuai dengan bidang studi yang di gelutinya. Jadi saat seorang mahasiswa ingin mendapatkan gelar sarjananya ia harus membuat suatu karya ilmiah yang dibuat sesuai dengan penelitiannya sendiri dan tidak boleh begitu saja mengcopy paste punya orang lain. Kualitas skripsi yang dibuat mahasiswa dapat mencerminkan bagaimana kemampuannya dalam merancang penelitian yang akan ia teliti, melaksanakan penelitian dan melaporkan hasil penelitiannya apakah penelitian tersebut sesuai dengan yang ada di lapangan atau tidak.[20]

Tesis

Tesis adalah karya ilmiah yang dibuat sebagai salah satu syarat untuk lulus pendidikan jenjang pascasarjana pada jenjang magister. Tesis disusun mahasiswa secara individual berdasarkan hasil penelitian empiris untuk dijadikan sebagai bahan kajian akademis. Pembahasan dalam tesis terkait percobaan untuk mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kritis. Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam dunia pendidikan.[21]

Disertasi

Karya tulis ilmiah yang jenis disertasi itu adalah karya tulis ilmiah yang khusus untuk seorang mahasiswa yang sedang menjalani atau sedang menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan di jenjang atau tingkat doktor atau disebut juga dengan S3 (Strata Tiga). Jika dilihat dari sisi substansinya maka bobot disertasi itu lebih tinggi daripada tesis. Umumnya istilah dari disertasi dan tesis ini dipakai untuk mengacu pemaparan dari diskusi sifatnya skolar atau akademis.[22] Pengertian lain dari karya tulis ilmiah jenis disertasi yaitu paparan dari diskusi yang menyertai sebuah pendapat atau disebut juga dengan argumen. Pendapat atau argumen tersebut dapat disebut sebagai tesis.[23]

Penulisan

Pengutipan

Notasi ilmiah terutama digunakan untuk menulis kutipan. Ada beberapa aturan yang biasa digunakan untuk menulis kutipan. Cara pertama menggunakan singkatan dan catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. Cara kedua tanpa singkatan dan catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. 1. Kutipan dengan singkatan dan catatan kaki Daftar keteranga khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Setiap nomor kutipan diberi catatan kaki (footnotes) dibagian bawah. Catatan kaki ditulis lengkap: nama pengarang, judul buku, nama penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan, nomor halaman yang dikutip.[24]

Sumber kutipan yang telah disebut, bila akan digunakan lagi, tidak perlu menulis lengkap, cukup dengan menggunakan singkatan, yakni ibid., op cit.,loc. Cit. Ibid. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya tanpa diselangi oleh sumber yang lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda. Op. cit. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama telah disebut sebelumnya, tetapi sudah diselang sumber lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda. Loc. Cttt digunakan untuk menyatakan sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya dan menunjuk pada halaman yang sama.[25] Tidak semua bagian yang dimuat dalam karya tulis menuntut adanya catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. Akan tetapi, pada akhir kutipan disertakan keterangan: nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip.[26]

Manfaat

Bagi penulis

Manfaat karya ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:[27]

  1. Penulis mengalami perkembangan dalam keterampilan membaca yang efektif.
  2. Penulis mengalami peningkatan keterampilan mengolah bahan bacaan menjadi pemikiran yang lebih berkembang.
  3. Penulis mengalami kedekatan dengan kegiatan kepustakaan.
  4. Penulis mengalami peningkatan keterampilan dalam mengelola dan menampilkan fakta secara jelas dan sistematis.
  5. Penulis mengalami kepuasan intelektual.
  6. Penulis mengalami perluasan wawasan ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Kode etik

Kewajaran

Dalam karya ilmiah, kode etik merupakan seperangkat norma yang perlu dipatuhi. Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan,perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informasi. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diperoleh dari sumber lain. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang kemudian diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran sendiri. Tiap karya ilmiah wajib mencantumkan bahwa karyanya adalah pemikiran sendiri dan bukan pengambil-alihan tulisan atau pemikiran orang lain.[5]

Dalam menulis karya ilmiah, merujuk dan mengutip merupakan kegiatan yang wajar. Merujuk dan mengutip dianjurkan karena akan membantu pengembangan ilmu. Penulis wajib meminta izin secara tertulis kepada pemilik bahan informasi jika menggunakan bahan dari suatu sumber informasi. Jika pemilik bahan informasi tidak dapat dijangkau, maka penulis harus menjelaskan informasi mengenai cara pengambilan bahan dengan menyebutkan sumbernya. Penjelasan cara pengambilan dapat dibedakan menjadi pengambilan secara utuh, diambil sebagian, hasil modifikasi atau dikembangkan.[28] Perujukan dan pengutipan informasi berupa teori atau data yang dipublikasikan, harus dilengkapi dengan keterangan identitas sumber. Kode etik ini berlaku untuk dokumen ilmiah dalam bentuk cetak atau noncetak maupun sumber nonilmiah. Penyampain identitas sumber bertujuan untuk menghindari tindak plagiasi dan sebagai informasi bagi pembaca yang hendak mencari rujukan asli dari informasi yang dikutip. Perujukan dan pengutipan harus disertai dengan penulisan daftar rujukan.[29]

Pelanggaran kode etik

Pemalsuan hasil peneitian

Pemalsuan hasil umumnya dilakukan oleh peneliti yang tidak mau melaksanakan kegiatan analisis secara bertahap sesuai dengan desain penelitian. Pengujian keaslian hasil penelitian dilakukan dengan analisis data yang menghasilkan temuan yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian yang tidak diperoleh melalui analisis data dapat dianggap tidak sah atau palsu.[29] Pemalsuan hasil penelitian dapat diketahui melalui pencocokan data dan temuan oleh penguji. Kesesuaian data dan temuan akan mudah jika penguji memiliki kepakaran mengenai topik penelitian yang sesuai dengan penelitian.[30]

Pemalsuan data penelitian

Pemalsuan data terjadi karena adanya proses yang cukup sulit dalam pengumpulan data penelitian. Keaslian data penelitian dapat diketahui jika pengujian hasil peneltian dilakukan oleh pakar yang sesuai dengan bidang dan topik penelitian. Pemalsuan data secara eseluruhan atau sebagian merupakan pelanggaran kode etik. Pengecekan keaslian data penelitian pada pengujian dilakukan dengan mempertanyakan kesesuaian proses pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan bentuk data. Pemalsuan data dapat dicegah dengan pengujian yang dilakukan oleh tim ahli yang menguasai bidang metodologi penelitian.[31]

Pencurian proses dan hasil penelitian

Pengambilan ide, informasi, data dan haslil kegiatan penelitian tanpa pencantuman identitas sumber secara jelas dan lengkap, termasuk dalam bentuk plagiasi. Tindakan pencurian ini terjadi jika karya ilmiah membuat pembaca berpikiran bahwa ide, informasi, data, dan atau hasil kegiatan ilmiah yang ditulis merupakan karya asli penulis. Pelaku plagiasi dapat dikenakan sanksi yang tegas secara akademik maupun pidana.[31]

Perbuatan tidak adil terhadap sesama peneliti

Perbuatan tidak adil terhadap sesama peneliti berkaitan dengan identitas penulis, hak cipta dan hak asasi dari peneliti pendukung. Bentuk perbuatan tidak adil ini berupa tidak dicantumkannya nama peneliti pendukung dalam laporan penelitian dan publikasi hasil penelitian dalam bentuk buku yang memiliki royalti. Selain itu, bentuk tidak adil juga terdapat pada pembagian dana hibah yang tidak sesuai dengan porsi kerja masing-masing peneliti.[32]

Kecerobohan yang disengaja

Kecerobohan yang disengaja merupakan bentuk pelanggaran dalam penulisan karya ilmiah. Bentuk kecerobohan yang disengaja adalah penggunaan alat pengganti pengumpul data yang tidak relevan. Kecerobohan ini terjadi untuk memudahkan pelaksanaan penelitian.[32]

Penduplikasian

Penduplikasian merupakan tindak pelanggaran yang sangat berat. Bentuk duplikasi berupa penyalinan informasi dari karya ilmiah orang lain secara utuh. Perbedaan hanya terdapat pada beberapa kata dalam unsur judul dan substansi.[32]

Referensi

  1. ^ a b c Suyono, dkk. 2016, hlm. 1.
  2. ^ a b Suyono, dkk. 2016, hlm. 5.
  3. ^ a b c d Suyono, dkk. 2016, hlm. 3.
  4. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 15.
  5. ^ a b Suyono, dkk. 2016, hlm. 8.
  6. ^ Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 28-29.
  7. ^ Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 29-30.
  8. ^ Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 27-28.
  9. ^ Suyanto dan Jihas 2009, hlm. 27.
  10. ^ a b c d e Suyono, dkk. 2016, hlm. 2.
  11. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 3-4.
  12. ^ a b c d Suyono, dkk. 2016, hlm. 4.
  13. ^ a b Rosmiati 2017, hlm. 88.
  14. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 5-6.
  15. ^ a b Suyono, dkk. 2016, hlm. 6.
  16. ^ Suyono,, dkk. 2016, hlm. 6-7.
  17. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 7.
  18. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 7-8.
  19. ^ Widodo 2018, hlm. 55.
  20. ^ Widodo 2018, hlm. 48-49.
  21. ^ Widodo 2018, hlm. 61-62.
  22. ^ Widodo 2018, hlm. 68.
  23. ^ Widodo 2018, hlm. 69.
  24. ^ Zulmiyetri, dkk. 2019, hlm. 12.
  25. ^ Zulmiyetri, dkk. 2018, hlm. 12-13.
  26. ^ Zulmiyetri, dkk. 2019, hlm. 13.
  27. ^ Rosmiati 2017, hlm. 83.
  28. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 8-9.
  29. ^ a b Suyono, dkk. 2016, hlm. 9.
  30. ^ Suyono, dkk. 2016, hlm. 9-10.
  31. ^ a b Suyono, dkk. 2016, hlm. 10.
  32. ^ a b c Suyono, dkk. 2016, hlm. 11.

Daftar pustaka

  1. Ahyar, Juni (2015). Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah (PDF). Lhokseumawe: BieNa Edukasi. ISBN 978-602-1068-05-2. 
  2. Husin, dkk. (2019). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah, Artikel Jurnal, Laporan Penelitian dan Skripsi (edisi ke-3). Hulu Sungai Utara: CV. Hemat Publishing. ISBN 978-602-1685-624. 
  3. Rosmiati, Ana (2017). Dasar-dasar Penulisan Ilmiah (PDF). Surakarta: ISI Press. ISBN 978-602-60651-8-6. 
  4. Suaedi (2015). Penulisan Ilmiah (PDF). Bogor: PT Penerbit IPB Press. ISBN 978-979-493-889-8. 
  5. Suyanto, dan Jihad, A. (2009). Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah (PDF). Yogyakarta: Penerbit Eduka. ISBN 978-979-18882-64. 
  6. Suyono, dkk. (2016). Cerdas Menulis Karya Ilmiah (PDF) (edisi ke-2). Malang: Penerbit Gunung Samudera. ISBN 9786021223413. 
  7. Widodo, Agus Pratomo Andi (2018). Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PDF). Sidoarjo: Nizamia Learning Center. ISBN 978-602-5852-07-7. 
  8. Zulmiyetri, dkk. (2019). Penulisan Karya Ilmiah (PDF). Jakarta: Prenadamedia Group. ISBN 978-623-218-360-5.