Omoro soshi (bahasa Okinawa: Umuru) adalah koleksi puisi dan syair lagu kuno dari Okinawa dan Amami. Terdiri dari 22 volume yang ditulis dalam hiragana dan kanji sederhana, koleksi ini merangkum sebanyak 1553 puisi.

Etimologi dan sejarah

"Soshi" (草紙) berarti "karya tulis", namun istilah omoro juga mencakup makna yang cukup luas. Iha Fuyu, seorang sejarawan asli Okinawa, meneliti secara mendalam kandungannya, menemukan bahwa "omoro" berasal dari kata umui, kata bahasa Okinawa yang berarti hutan keramat. Nakahara Zenchu, sejarawan lainnya berpendapat bahwa omoro berasal dari kata umuru atau umuin yang berarti "berpikir", "merasakan" atau "mencintai". Ada pula yang menerjemahkan Omoro soshi sebagai "kumpulan pemikiran atau ingatan" yang juga berkaitan erat dengan hutan keramat dan lagu-lagu sakral.

Omoro soshi secara resmi disusun dan dicatat pada periode kekuasaan Raja Sho Nei (1589-1619), tahun 1532, selanjutnya disusun lagi pada tahun 1613 dan 1623 sebagai upaya pemerintah Ryukyu mengokohkan kekuatan budaya mereka. Kemungkinan besar puisi-puisi dalam omoro soshi merupakan puisi dari periode-periode sebelumnya. Tema-tema puisi bervariasi, umumnya tentang puji-pujian terhadap pahlawan terkenal dari zaman kuno, juga tentang pujangga, pejuang, raja-raja dan petualang. Susunan puisi mulai dari 2 bait hingga 40. Puisi tentang cinta hanya sedikit ditulis.

Sebanyak 22 volume omoro soshi, kemungkinan satu-satunya salinan bersejarah yang tersisa, dicuri pada saat Pertempuran Okinawa tahun 1945. Omoro sebelumnya disimpan di Istana Nakagusuku sejak 1870-an bersama dengan koleksi-koleksi istana yang tidak dibawa ke Tokyo oleh keluarga kerajaan setelah kejatuhan kerajaan. Pada tahun 1945, omoro disembunyikan di dalam parit oleh pegawai istana di luar istana, bersama benda-benda penting seperti mahkota. Ketika mereka kembali untuk mengumpulkan benda-benda itu setelah perang, semuanya telah lenyap. Beberapa salinan omoro soshi kemudian diketahui disimpan oleh Komandan Carl W. Sternfelt. Ia membawa dokumen-dokumen itu ke ahli seni Asia Langdon Warner di Museum Seni Harvard agar ditaksir pada bulan Desember 1945. Pada tahun 1953, mengetahui nilainya, ia melepaskannya ke pihak pemerintah federal Amerika, yang kemudian mengembalikannya ke Okinawa. Beberapa benda yang disembunyikan dalam parit belum pernah ditemukan lagi.

Peran dan pentingnya omoro soshi

Omoro soshi dianggap sebagai sumber dari kebudayaan Ryukyu, yakni musik, tari dan sastera. Sebelum disusunnya omoro soshi, tidak ada catatan yang tersisa tentang budaya Ryukyu kuno. Bangsa Ryukyu baru mulai merekam kebudayaan mereka lewat literatur (tulisan) setelah mereka mengadakan hubungan dengan Tiongkok, Jepang dan berbagai negara Asia Tenggara. Sebelum abad ke-15 Okinawa belum memiliki alat musik, puisi-puisi dilantunkan bersama tepukan tangan.

Pranala luar

Referensi