Agama di Singapura
Agama di Singapura ditandai dengan keragaman keyakinan dan praktik keagamaan karena campuran beragam etnis masyarakat yang berasal dari berbagai negara. Denominasi agama besar kebanyakan hadir di Singapura. Sebuah analisis yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan bahwa Singapura merupakan negara yang paling beragam agamanya di dunia.[1]
Pada sensus tahun 2020, agama dengan jumlah pengikut terbanyak di Singapura adalah Buddha yaitu sebanyak 32.5% dari total penduduk Singapura. Kemudian Kekristenan 31.5%, dan Taoisme 12.0%.[2]
Toleransi
Pemerintah Singapura sudah lama berusaha untuk menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Singapura namun juga mencelak Ahmadiyah, Saksi-Saksi Yehuwa, Ibadiyah, Unifikasi, dan Bahai.[3][4] Beberapa agama, terutama yang dipelopori oleh etnis- etnis Cina, telah menggabungkan tempat ibadah mereka dengan agama- agama lain seperti Hindu dan Islam.
Di sekolah, anak-anak diajarkan dalam ilmu-ilmu sosial pelajaran tentang kerusuhan Maria Hertogh dan 1964 Kerusuhan Ras, sebagai pengingat dari konsekuensi konflik antar-agama. Kelas ras campuran, interaksi antara siswa dari berbagai ras dan perayaan festival agama juga membantu menanamkan toleransi beragama dan pemahaman dari usia muda.
Referensi
- ^ "Global Religious Diversity". Pew Research. Diakses tanggal 15 April 2020.
- ^ http://www.singstat.gov.sg/publications/publications-and-papers/GHS/ghs2015content
- ^ "2010 International Religious Freedom Report 2010: Singapore", U. S. State Department, 17 November 2010, As Retrieved 15 January 2011
- ^ "International Religious Freedom Report for 2013: Singapore". U.S. State Department. Diakses tanggal 28 June 2015.