Pendidikan jasmani

Revisi sejak 19 Januari 2021 08.04 oleh Basorewa (bicara | kontrib)

Pendidikan jasmani (disingkat Penjas) adalah mata pelajaran untuk melatih kemampuan psikomotorik yang mulai diajarkan secara formal di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.[1] Pendidikan jasmani merupakan bagian integral atau tidak terpisahkan dan memiliki kesamaan makna dengan olahraga pendidikan, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia.[2] Pendidikan jasmani di Indonesia, telah menjadi kajian akademik sejak tahun 1941 dengan didirikannya Lembaga Akademi Pendidikan Djasmani (LAPD) di Surabaya dan telah mengalami beberapa kali perubahan nama karena dipengaruhi oleh dinamika sosio-politik dan kebutuhan mendesak pada masa penjajahan[3]

Perlengkapan pengajaran pendidikan jasmani di sebuah SMA di Calhan, Colorado.
Suasana Pendidikan Jasmani di SMA Trinitas,Bandung

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena melalui pendidikan jasmani manusia dapat lebih banyak belajar hal yang berhubungan dengan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Pendidikan jasmani juga harus sudah ditanamkan sejak usia dini, karena pendidikan jasmani mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak dan dapat menjadi bentuk pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang untuk anak.[4] Pelajaran pendidikan jasmani harus memanfaatkan hari-hari aktif sekolah, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik dan aktifitas fisik siswa untuk membuat pondasi hidup yang aktif dan sehat dengan salah satu solusi yaitu dengan menerapkan olahraga berbasis permainan.[5]

Terdapat 10 model pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu direct instruction, personalized system for instruction, cooperative learning, sport education, peer teaching, inquiry teaching, tactical games, teaching personal and social, and responsibility. Akan tetapi, pemerintah Indonesia memberikan rekomendasi enam model pembelajaran yang cocok untuk menerapkan kurikulum tahun 2013 yaitu model saintifik, cooperative learning, inquiry/discovery, problem learning, project based learning, dan model eklektik.[6]

Pendidikan jasmani dapat berperan dalam meningkatkan empati siswa salah satunya melalui kegiatan di alam bebas atau outdoor education. Outdoor education memiliki potensi untuk menolong dalam peningkatan environmentally sympathetic attitudes and behavior pada siswa pada saat bersosialisasi dengan lingkungannya. Pendidikan jasmani dengan konsep alam bebas bersifat menyeluruh akan memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan sosial siswa terutama dalam meningkatkan empati. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan outdoor education yaitu meningkatkan kemampuan masing-masing dan mengembangkan nilai sosial para pesertanya.[7]

Adapun beberapa permasalahan dalam pendidikan jasmani yang berasal dari faktor-faktor eksternal seperti kurangnya infrastruktur di sekolah, keterbatasan waktu belajar yang bisa dimanfaatkan guru, kurangnya sarana dan prasarana, dan rendahnya kepedulian pihak sekolah pada mata pelajaran pendidikan jasmani menjadi penyebab kelemahan sistem pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Hal ini juga memberikan dampak kepada peserta didik seperti, kecenderungan peserta didik menjadi apatis, kurangnya motivasi belajar, mudah bosan, dan kurang kreatif dan inovatif.[8]

Pendidikan jasmani bertujuan untuk menumbuh kembangkan pada sikap yang terbentuk dengan pengetahuan, keterampilan intelektual, dan kemampuan intelektual. Pada akhirnya mewujudkan perilaku sosial kemasyarakatan dengan keterampilan bersikap, kemampuan bertanggung jawab, dan keterampilan personalitas. Sebab, tubuh dikatakan sebagai tumpuan dan sarana dalam segala bentuk aktivitasnya.[9] Pendidkan jasmani juga berperan penting dalam proses pembelajaran di sekolah karena dapat menstimulus atau merangsang siswa untuk mempelajari mata pelajaran lain yang ada di sekolah.[10]

Lihat pula

Maksud artikel ini

  1. ^ Anderson, D. (1989). The Discipline and the Profession. Foundations of Canadian Physical Education, Recreation, and Sports Studies. Dubuque, IA: Wm. C. Brown Publishers.
  2. ^ Irmansyah et al 2020, hlm. 116.
  3. ^ Maksum 2009, hlm. 7.
  4. ^ Agustini, Tomi dan Sudjana 2016, hlm. 229.
  5. ^ Bremer dan Lloyd 2014, hlm. 3.
  6. ^ Arisetiyana et al 2020, hlm. 2.
  7. ^ Budiman, Rusmana dan Wargadinata 2020, hlm. 120.
  8. ^ Suherman 2009, hlm. 4.
  9. ^ Rahman 2020, hlm. 1.
  10. ^ Nugroho 2020, hlm. 82.

Daftar Pustaka

Irmansyah, J., Sakti, N. W. P., Syarifoeddin, E. W., Lubis, M. R., &, Mujriah, M. (2020). "Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah dasar: deskripsi permasalahan, urgensi, dan pemahaman dari perspektif guru". Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 16 (2): 115–131. doi:10.21831/jpji.v16i2.31083. ISSN 2581-2300. 

Maksum, A. (2009). "Paradoks guru pendidikan jasmani" (PDF). Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga. 1 (1): 1–13. ISSN 2580-071X. 

Suherman, A. (2009). "Pengembangan model pembelajaran outdoor education pendidikan jasmani berbasis kompetensi di sekolah dasar" (PDF). Penelitian Pendidikan. 9 (1): 1–16. ISSN 2580-071X. 

Agustini, I. P., Tomi, A., &, Sudjana, I. N. (2016). "Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa Kelas III C SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo". Jurnal Pendidikan Jasmani. 26 (2): 229 – 237. ISSN 0853-5043. 

Bremer, E., &, Lloyd, M. (2014). "The Importance of Fundamental Motor Skill Proficiency for Physical Activity in Elementary School Age Females". PHEnex Journal. 6 (2): 1–12. 

Arisetiyana, F. F., Kartiko, D. C., Indahwati, N., &, Prakoso, B. B. (2020). "Motivation And Student Learning Outcomes In Problem Based Learning". Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 4 (1): 1–10. doi:10.33503/jp.jok.v4i1.829. 

Budiman, B., Rusmana, R., &, Wargadinata, L. (2020). "Outdoor Education Of Emphathy Student". Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan. 4 (1): 117–127. doi:10.33503/jp.jok.v4i1.873. 

Rahman, A. Y. (2020). "Implementasi Spirit Keilmuwan Wahyu Memandu Ilmu Dalam Bidang Pendidikan Jasmani". Jurnal Ilmiah Penjas. 6 (1): 1–12. ISSN 2442-3874. 

Nugroho, B. A. (2020). "MINAT BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDI TELADAN SUCI JAKARTA TIMUR". Jurnal Pendidikan Jasmani dan Adaptif. 2 (3): 77–88. doi:10.21009/jpja.v3i02.16368.