Matius 1:1 (disingkat Mat 1:1; bahasa Inggris: Matthew 1:1) adalah ayat pertama dari pasal pertama Injil Matius, yaitu kitab pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ayat ini termasuk ke dalam Silsilah Yesus Kristus yang mengawali kitab Injil menurut catatan Matius, salah seorang dari keduabelas Rasul pertama. Merupakan ayat pertama dari bagian Perjanjian Baru.

Matius 1:1
Injil Matius 1:1-9,12 pada bagian depan (recto) potongan naskah Papirus 1, yang ditulis sekitar tahun 250 M
KitabInjil Matius
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
1
ayat 2

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Matius 1:1 (Terjemahan Baru)

Konteks Alkitab

 
Halaman pertama Injil Matius dalam Codex Harleianus 5540 (Gregory-Aland 114; abad ke-12).

Ayat ini adalah bagian dari nas Alkitab dalam Matius 1 terutama ayat Matius 1:1–17 yang memuat Silsilah Yesus Kristus dari garis keturunan Abraham dan Daud sampai ke Yusuf. Matius menetapkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud yang sah dengan merunut garis keturunan Yusuf yang berasal dari keluarga Daud. Walaupun Yesus dikandung oleh Roh Kudus, secara resmi Ia tetap dicatat sebagai anak Yusuf dan menurut hukum adalah anak Daud.[1]

Referensi silang

Analisis

Injil Matius dimulai dengan suatu daftar "silsilah", yang merunut garis keturunan Yesus melalui Yusuf, "ayah"-nya, sebagaimana kebiasaan Yahudi ketika itu (Matius 1:16). Walaupun Yusuf bukan merupakan ayah Yesus secara biologis (Matius 1:20), ia tetap merupakan ayah Yesus secara hukum.[1]

Biblos geneseos

Kata pertama pada Injil Matius dalam bahasa Yunani adalah "Biblos" yang berarti: "kitab, buku". Dari kata inilah diturunkan istilah Inggris "Bible" yang dipakai untuk menyebut "Alkitab". Kata pertama dan kedua berurutan adalah "Biblos geneseōs" ("kitab silsilah" atau "kitab keturunan") yang diterjemahkan menjadi "Inilah silsilah" dalam Terjemahan Baru. Oleh sejumlah pakar, pembukaan Injil Matius ini dihubungkan dengan teori "Prioritas Markus" ("Markan priority"), di mana para sarjana itu percaya bahwa penulis Injil Matius mengutip dari Markus 1:1 "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah" dan mengganti "Anak Allah" dengan permulaan silsilah.[2]

Frasa "(kitab) silsilah" atau biblos geneseos dapat memiliki beberapa makna. Paling umum dilihat hanya merujuk kepada daftar leluhur yang berurutan, dan kebanyakan sarjana sepakat bahwa penafsiran ini yang paling masuk akal. Namun, frasa itu dapat juga diterjemahkan lebih luas sebagai "kitab kedatangan", sehingga merujuk kepada seluruh kitab Injil itu. Frasa pembuka yang merangkum seluruh karya semacam ini biasa ditemukan pada zaman sebelum buku-buku mempunyai judul untuk tujuan tersebut. Hieronimum (=Jerome) menggunakan terjemahan ini untuk karyanya, Vulgata. Davies dan Allison berpendapat bahwa inilah yang lebih dimaksudkan oleh frasa itu. "Kitab silsilah" bukanlah frasa yang biasa dipakai untuk memperkenalkan suatu silsilah. Frasa ini muncul pada Kejadian 5:1, tetapi tampaknya untuk memperkenalkan daftar keturunan, bukan daftar leluhur. Frasa ini juga muncul pada Kejadian 2:4, dan tidak berkaitan dengan silsilah, melainkan suatu "riwayat". Baik Kejadian 2:4 maupun 5:1 memperkenalkan elemen-elemen kisah penciptaan, sehingga Davies dan Allison merasa lebih mungkin Matius 1:1 ini berkaitan dengan suatu ide "penciptaan baru". Mereka juga menunjukkan bahwa kata "kitab" (biblos) dalam Perjanjian Baru selalu berkaitan dengan seluruh karya. Alternatif lain adalah frasa ini dapat sengaja diciptakan dengan tujuan ganda memperkenalkan seluruh karya dan sekaligus silsilah itu.[3]

Brown menyebutkan terjemahan ketiga sebagai "kitab penciptaan (genesis) yang dibawa oleh Yesus" menyiratkan penciptaan baru dunia ini oleh Yesus. Namun, terjemahan ini membutuhkan pengembangan luas dari segi gramatik. Istilah genesis pada waktu penulisan Injil sudah dilekatkan pada kitab pertama dari Taurat (yaitu Kitab Kejadian), sehingga penggunaan istilah itu di sini dapat disengaja untuk merujuk ke sana. Kata geneseos juga muncul pada Matius 1:18, tetapi di sana hampir selalu diterjemahkan sebagai "kelahiran" (birth).[4]

Mengapa penulis Injil Matius memulai karyanya denga suatu silsilah panjang, merupakan pertanyaan penting. Fowler mengamati bahwa daftar nama yang panjang tidaklah menarik bagi para pembaca modern dan berpotensial menghalangi orang untuk mau membaca lebih jauh kitab Injil ini. Banyak edisi Injil secara esensial memulai dengan Matius 1:18 dengan alasan ini. Hal ini tidak benar jikalau Injil ini ditujukan kepada para pembaca dari kalangan orang Yahudi zaman itu, di mana pembuktian keturunan Daud dan Abraham merupakan hal penting untuk dapat menerima Yesus sebagai Mesias. Nama-nama ini, paling sedikit bagian pertama silsilah ini, sangat dikenal oleh para pembaca. Sejumlah sarjana feminis berpendapat bahwa posisi prominen dalam silsilah ini secara implisit merupakan penekanan hakikat masyarata patriarkal (yaitu mengikuti garis ayah). Mereka berargumen bahwa permulaan Injil dengan deretan panjang "X ayah dari Y" jelas menunjukkan dominasi kaum laki-laki. Fowler berpendapat bahwa silsilah ini juga dimaksudkan oleh segera me-manusia-kan Yesus, dengan menempatkan-Nya jelas dalam keluarga garis laki-laki (family of men).[5]

Kristus

Kata "Kristus" (bahasa Yunani: Christos) berarti "yang diurapi"; kata ini merupakan padanan dari kata "Mesias" dalam bahasa Ibrani (Daniel 9:25–26).

Istilah yang umum dipakai sekarang, "Yesus Kristus", dipakai sebagai pembuka oleh penulis Injil Matius. Ada perdebatan mengenai makna sesungguhnya. Kata "Kristus" maupun "Mesias" pada zaman modern dipakai hanya untuk Yesus, tetapi dalam Injil Matius tidak jelas apakah Yesus adalah "sang Kristus" atau sekadar "seorang Kristus" (seorang yang diurapi). Di sini Injil Matius menggunakan bentuk kata "Kristus" sebagai gelar, sesuatu yang tidak lazim karena penggunaannya dianggap baru terjadi beberapa waktu setelah kematian Yesus. Di bagian lain, Injil Matius menggunakan "sang Kristus" (the Christ).[3]

Anak

Kata "Anak" disini diterjemahkan dari kata Yunani "uiou" yang berarti "anak laki-laki" atau "putra". Dalam bahasa Ibrani: "ben", yang dapat dialihaksarakan menjadi kata "bin", yang juga dipakai untuk nama-nama yang menyertakan nama ayah dalam bahasa Indonesia. Jadi nama-nama dalam ayat ini dapat ditulis "Yesus Kristus (atau Yesus Mesias; dalam bahasa Arab: "Isa Al-Masih") bin Daud, bin Abraham".

Anak Daud

Injil Matius menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah keturunan Daud yang sah dengan merunut garis keturunan Yusuf yang berasal dari keluarga Daud. Walaupun Yesus dikandung oleh Roh Kudus, secara resmi Ia tetap dicatat sebagai "anak Yusuf" dan menurut hukum adalah "anak Daud" ("anak" disini adalah "anak laki-laki" atau "putra"; dalam bahasa Ibrani: "ben", yang dapat dialihaksarakan menjadi kata "bin" pada suatu nama dalam bahasa Indonesia).[1]

Davies dan Allison menyatakan bahwa baik "anak (=putra) Daud" maupun "anak Abraham" adalah gelar-gelar yang dipakai pada zaman tersebut. "Anak Daud" merupakan gelar mesianik umum, sedangkan "Anak Abraham" adalah sebutan untuk setiap orang Yahudi.[3] Menurut Brown ada teori bahwa nama Daud muncul sebelum nama Abraham karena penulis Injil Matius berusaha untuk menekankan Yesus sebagai keturunan Daud. Brown meragukan hal ini, karena dirasanya urutan ini hanyalah sebagai pengantar untuk silsilah yang mengikuti kalimat itu.[4] Gundry menyatakan bahwa struktur nas ini berusaha menggambarkan Yesus sebagai titik puncak (kulminasi) silsilah-silsilah dalam Perjanjian Lama.[6]

Anak Abraham

Karena Allah sudah berjanji bahwa Mesias akan berasal dari keturunan Abraham (Kejadian 12:3; 22:18; Galatia 3:16) dan Daud (2 Samuel 7:12–19; Yeremia 23:5), maka Matius merunut silsilah Yesus sampai ke kedua tokoh ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi bahwa Yesus mempunyai silsilah yang tepat sehingga memenuhi syarat sebagai Mesias.[1]

Bahasa Kuno

 
Codex Sinaiticus (~330-360 M), Matius 1:1-2:5

Bahasa Yunani

Textus Receptus/Novum Testamentum Graece

Βίβλος γενέσεως Ἰησοῦ Χριστοῦ, υἱοῦ Δαβίδ*, υἱοῦ Ἀβραάμ

* Naskah-naskah kuno menyalin nama "Daud" ini umumnya berupa Δαβίδ ("Dabid"; "David"), meskipun beberapa juga dengan ejaan Δαυείδ ("Daueid") atau Δαυίδ ("Dauid")

Transliterasi (dengan pranala konkordansi Strong):

Biblos geneseōs Iēsou Christou huiou David huiou Abraam

Terjemahan harfiah:

Kitab silsilah Yesus Kristus bin Daud bin Abraham.
(dari kanan ke kiri): ספר תולדת ישוע המשיח בן דוד בן אברהם׃[7]
Transliterasi (dari kiri ke kanan): sefer toledoth yesyua ha-masyiakh ben dawid ben abraham.

Bahasa Latin

Vulgata (abad ke-4 M)

liber generationis Iesu Christi filii David filii Abraham

Bahasa Indonesia

Versi Matius 1:1
Terjemahan Baru (1974) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.[8]
BIS (1985) Inilah daftar nenek moyang Yesus Kristus, keturunan Daud, keturunan Abraham. Dari Abraham sampai Daud, nama-nama nenek moyang Yesus sebagai berikut:[9]
Terjemahan Lama (1958) Bahwa inilah silsilah Yesus Kristus, yaitu anak Daud, anak Ibrahim.[9]
AYT Draft Inilah daftar silsilah Yesus Kristus, yang adalah keturunan Daud, dan keturunan Abraham.[9]
MILT (2008) Kitab silsilah YESUS Kristus, anak Daud, anak Abraham.[9]
WBTC Draft (2006) Inilah silsilah Yesus Kristus. Ia berasal dari keturunan Daud, keturunan Abraham.[9]
FAYH (1989) INILAH nenek moyang Yesus Kristus, keturunan Raja Daud dan keturunan Abraham:[9]
ENDE (1969) Inilah silsilah Jesus, Putera David, Putera Abraham.[9]
Shellabear Draft (1912) Bahwa inilah surat keturunan Isa Almaseh, Anak Daud anak Ibrahim.[9]
Shellabear 2000 (2000) Inilah silsilah Isa Al Masih, anak Daud, anak Ibrahim:[9]
Melayu BABA (1913) Ini-lah kitab kturunan Isa Almaseh, anak Da'ud, anak Ibrahim.[9]
Klinkert 1879 (1879) BAHWA inilah sjadjarah ISA ALMASIH, ija-itoe anak Da'oed, anak Iberahim.[9]
Klinkert 1863 (1863) Sabermoela, ini soerat asalnja JESOES KRISTOES, anak {Luk 1:31,32} Dawoed, anak Ibrahim.[9]
Leydekker Draft (1733) Surat 'atsal Xisaj 'Elmesehh, 'anakh laki 2 Da`ud, 'anakh laki 2 'Ibrahim.[9]

Bahasa asing

Bahasa Inggris

Versi Raja James (1610)

The book of the generation of Jesus Christ, the son of David, the son of Abraham.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  2. ^ Albright, W.F. and C.S. Mann. "Matthew." The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
  3. ^ a b c Davies, W.D. and Dale C. Allison, Jr. A Critical and Exegetical Commentary on the Gospel According to Saint Matthew. Edinburgh: T. & T. Clark, 1988-1997.
  4. ^ a b Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in Matthew and Luke. London: G. Chapman, 1977.
  5. ^ Fowler, Harold. The Gospel of Matthew: Volume One. Joplin: College Press, 1968
  6. ^ Gundry, Robert H. Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
  7. ^ Biblehub - Hebrew Bible - Matthew 1
  8. ^ Matius 1:1
  9. ^ a b c d e f g h i j k l m SabdaWeb Matius 1:1

Pranala luar