Peperangan malam
Peperangan malam hariadalah pertempuran yang terjadi selama masa-masa gelap. Pertempuran ini berbeda dari peperangan siang, rendahnya visibilitas serta siklus Sirkadian yang terbalik. Biasanya peperangan di malam hari menguntungkan untuk pihak penyerang, dengan taktik ofensif yang difokuskan pada pemanfaatan keuntungan untuk efek maksimum.[1][2] Strategi defensif pada malam berfokus pada meniadakan keuntungan pada malam hari.[3]
Efek dari malam
Efek yang paling jelas dari kegelapan adalah mengurangi visibilitas. Hal ini mempengaruhi kemampuan seorang prajurit untuk mengamati gerakan pasukan kawan, menguasai medan, dan terutama mempengaruhi persepsi gerakan dan posisi musuh. Petugas menemukan bahwa kegelapan menghambat banyak aspek dari komando, termasuk kemampuan mereka untuk mempertahankan kontrol, melaksanakan gerakan, menembak, menjaga arah, pengintaian, keamanan, dan memberi dukungan.
Selain itu, efek samping selain berkurangnya visibilitas adalah kemampuan mendengar. Seorang prajurit harus lebih fokus pada apa yang dapat mereka dengar dibandingkan apa yang mereka lihat. Ada banyak kasus dari tentara menjadi bimbang pada malam hari karena sorotan cahaya dari senjata ataupun senter musuh.[4] Kesulitan persepsi inilah yang membuat seseorang takut akan sesuatu yang tidak diketahui dialik kegelapan. Tentara yang sedang dirundung tembakan tidak bisa memastikan dari mana tembakan tersebut berasal, dan tidak dapat menyusun penanggulangan yang tepat. Ketidakpastian tersebut dikaitkan dengan perasaan kesepian dan tak berdaya, dan menciptakan kecenderungan untuk melebih-lebihkan kekuatan musuh atau menjadi terlalu pesimis tentang situasi pertempuran.
Ditambah lagi, tanpa bantuan penerangan buatan, keterampilan menembak seorang prajurit terkena dampak negatif akibat kegelapan total. Sebelum adanya perangkat penglihatan malam, jarak menembak efektif di malam hari dengan senapan terbatas pada jarak yang sangat dekat, biasanya berjarak 50 meter. Kemampuan untuk mencapai target itu tergantung pada kemampuan tentara sendiri untuk memperoleh target dalam penglihatan mereka, yang pada sejatinya sangat tergantung pada penerangan alami maupun buatan.[5]