Sidamulya, Jalaksana, Kuningan

desa di Kecamatan Jalaksana, Kuningan


Sidamulya adalah desa di kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Sidamulya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenKuningan
KecamatanJalaksana
Kode Kemendagri32.08.12.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°55′42″S 108°27′57″E / 6.92833°S 108.46583°E / -6.92833; 108.46583

Sejarah Desa Sidamulya

Sebelum menjadi nama Sidamulya seperti sekarang ini, dulu bernama desa Tegaljugul. Nama Tegaljugul berasal dari 2 kata yaitu “Tegal” = Lapangan Luas dan “Jugul” = Utusan…yaitu utusan yang dikirim dari masing-masing desa di wilayah kawasaan Kerajaan Pajajaran untuk mengantar Puteri Dyah Pitaloka yang akan dinikahkan kepada Hayam Wuruk, yaitu Raja Majapahit. Tetapi pada saat itu terjadi Perang Bubat, dan pada saat selesai purang bubat Jugul dari wilayah desa kami bisa pulang dengan selamat. Maka untuk memperingati kejadian tersebut oleh sesepuh desa menamakan desa tersebut dengan nama “Tegaljugul”.

Semua ceritera tersebut di atas berdasarkan ceritera turun temurun dari para sesepuh desa dan belum ada penelitian secara ilmiah. Di dalam perjalanannya nama Desa Tegaljugul berdasarkan hasil musyawarah sesepuh desa diubahlah namanya menjadi Desa Sidamulya sampai sekarang.

Nama Desa Sidamulya terdiri dari dua suku kata berasal dari bahasa Jawa yaitu “Sida = menjadi” dan “Mulya = mulia” jadi desa Sidamulya mengandung pengertian desa yang ingin menjadi mulia diberbagai hal. Nama Desa Sidamulya terus bertahan sampai sekarang ini. Sidamulya adalah sebuah desa kecil di lembah gunung Ciremai yang masuk dalam wilayah kecamatan Jalaksana. Desa Sidamulya sangat terkenal dengan hasil pertanian seperti Bawang Merah, Ubi Jalar, Tomat, Bawang Daun, Saledri, Buncis dan lain-lain. Selain hasil pertanian juga terkenal dengan hasil galian C diantaranya: Batu Pecah dan Pasir. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Kuningan, Cirebon, Brebes, Majalengka menggunakan batu pecah dan pasir dari Desa Sidamulya untuk keperluan membangun, sebut saja pembangunan Waduk Darma, Dermaga Pelabuhan Cirebon, Tol Kanci dan lain-lain. Hal itu terjadi karena batu pecah dan pasir dari Desa Sidamulya memiliki kualitas bagus dengan nilai abrasi kecil karena berasal dari letusan Gunung Ciremai beberapa puluh tahun yang lalu.

Desa Sidamulya / Tegaljugul merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah desa lainnya yang tergabung dalam kecamatan Jalaksana dimasa awal (sebelum adanya pemekaran desa dan pemekaran kecamatan). Awal berdirinya kecamatan Jalaksana terdiri dari 21 Desa, dimana masing-masing desa dipimpin oleh seorang anak dari keturunan Kuwu Jalaksana dengan sebutan Buyut. Jadi Sesepuh Jalaksana memiliki 21 buyut yang kemudian diberi wilayah desa dan diberi tugas memimpin desa tersebut. 21 buyut tersebut terkenal dengan sebutan "Buyut Salikur", dimana Buyut yang memimpin desa Tegaljugul adalah Buyut Bodas, disebut Buyut Bodas karena kulit dan rambuntya putih, kalau sekarang dikenal dengan sebutan "Albino". Untuk sejarah lengkapnya bisa dilihat dalam sejarah Desa Jalaksana.

Batas Wilayah

Wilayah desa Sidamulya meliputi Sawah di sebelah Timur dan Selatan, Kebun di sebelah Utara dan Barat. Perbatasan desa Sidamulya adalah:

Terletak pada ketinggian 645 m DPL

Sistem Pemerintahan

Desa Sidamulya merupakan pemerintahan Desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Jalaksana. Dipimpin oleh seorang Kepala Desa / Kuwu yang merupakan hasil dari pemilihan langsung oleh warga desa dan dibantu oleh Pamong Desa lainnya

Untuk tingkat pemerintahan terendah Desa Sidamulya terdiri dari 5 RK / RW dan 10 RT antara lain:

Dusun I:

RK I terdiri dari RT 1 dan RT 2

RK II terdiri dari RT 3 dan RT 4

Dusun II:

RK III terdiri dari RT 5 dan RT 6

RK IV terdiri dari RT 7 dan RT 8

RK V terdiri dari RT 9 dan RT 10

1. Sejarah Pemerintahan Desa

Desa Tegaljugul / Sidamulya dari zaman dahulu sampai sekarang sudah beberapa kali mengalami pergantian kepala desa. Yang penulis ingat sampai sekarang hanya beberapa saja diantaranya:

  1. Buyut Bodas (Pupuhu Desa Tegaljugul)
  2. Kuwu Maskar (alm)
  3. Kuwu Upen Suparno (Alm)
  4. Kuwu Sarkim
  5. Kuwu Jaiman (Alm)
  6. Kuwu Kendi
  7. Kuwu Omon (Elmondes Omon)

(Bagi para kontributor yang ingin melengkapi silahkan kirim e-mail ke rastono32@yahoo.com diantos. Hatur nuhuh)

Mata Pencaharian

 
Mesjid Desa Sidamulya dan Alun-alun Desa Sidamulya

1. Pertanian

Sebagai daerah pusat pertanian, maka mata pencaharian utama warga Desa adalah bertani, bercocok tanam dan berdagang hasil pertanian. Wilayah pemasaran hasil tani meliputi Pasar Kurucuk, Pasar Cilimus, Pasar Kuningan, Pasar Luragung, Pasar Cirebon, Pasar Karawang, Pasar Tambun (Bekasi). Hasil pertanian unggulan dari Desa Sidamulya antara lain:

  • Bawang Merah: menjadi hasil tani unggulan karena hasilnya bagus dan sangat cocok sekali untuk bawang goreng. Bahkan bawang gorengnya sampai menembus pasar singapura dan malaysia.
  • Bawang Daun
  • Ubi Jalar (Boled): selain dikonsumsi dalam bentuk ubi rebus dan ubi goreng, Ubi Jalar hasil dari Sidamulya juga menjadi bahan baku utama pembuatan Saus. Bahkan ada wacana dr kang Dede Yusuf akan dijadikan bahan baku pembuatan Mie Instant.
  • Ketela Pohon (Sampeu)
  • Hui
  • Kacang Buncis
  • Kacang Panjang
  • Tomat
  • Cesim (Sosin)
  • Padi
  • Cabe Rawit
  • Cabe Keriting
  • Jagung
  • Hiris

Desa Sidamulya juga penghasil buah-buahan yang cukup banyak diantaranya:

  • Buah Pisang (Ambon, Raja, Kepok, Muli, Tanduk (Gebray), Hujung, Mas)
  • Buah Kelapa
  • Buah Salam
  • Buah Mengkudu
  • Buah Jambu
  • Cengkeh
  • Tembakau

2. Peternakan

Pendudukan Desa Sidamulya, selain bercocok tanam juga memiliki mata pencaharian sebagai peternak. Di antara binatang peliharaan yang dimiliki penduduk baik skala rumahan (perorangan), maupun sekala besar diantaranya: Ternak Ayam Kampung, Ternak Ayam Petelur, Ternak Domba, Ternak Sapi Pedaging. Pada saat menjelang lebaran Iedul Fitri maupun Iedul Adha para peternak ini menjual hasil ternaknya dengan harga bagus dikarenakan permintaan pasar yang meningkat.

3. Mata Pencaharian Sampingan

Sedangkan mata pencaharian sampingan antara lain: Tukang Bangunan, Tukang Ojeg, Tukang Pecah Batu, Penggali Pasir, Tukang Nanggung (Pikul) Sayuran.

Sebagai Tukang Bangunan, selain membangun di desa sendiri, juga sudah terkenal ke luar daerah. Bahkan pada zaman dahulu penyelesaian Waduk Darma juga berkat partisipasi dari tukang bangunan dari Tegaljugul / Sidamulya.

Transportasi

Untuk mencapai Desa Sidamulya sangat mudah, dikarenakan banyaknya transportasi yang bisa dipergunakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi bisa dijangkau dari Alun-alun Desa Jalaksana kurang lebih 2 KM (2.000 meter) ke arah Barat. Meskipun jalan menanjak namun sudah dihotmix dan sangat nyaman. Segarnya udara pegunungan akan sangat terasa sepanjang perjalanan. Hanya memerlukan waktu 10 menit saja sudah sampai di Alun-alun desa Sidamulya.

Apabila menggunakan kendaraan umum tinggal turun di Alun-alun Jalaksana dan melanjutkan dengan naik ojeg yang banyak menunggu di pangkalan ojeg alun-alun Jalaksana.

Pada saat arus mudik maupun arus balik lebaran Iedul Fitri, Desa Sidamulya merupakan salah satu desa yang dilalui jalur alternatif jurusan Cirebon - Ciamis atau sebaliknya.

Wisata Alam

Desa Sidamulya sendiri memiliki wisata alam yang sangat bagus diantaranya: Mungkal Bodas, Blok Bunut, Muhara, Pereng, Kebon Poek, Cinangsi, Batu Gede, Wisata Agro dan "Setu Tegaljugul" yang terletak di pereng.

Dari Sidamulya juga mudah sekali untuk mengakses tempat rekreasi lainnya seperti: Lembah Gunung Ciremai, Pemandian Cibulan, Lembah Cilengkrang, Sidomba, Balong Dalem dan lain-lain.

Setu Tegaljugul

 
Setu Tegaljugul yang indah dan sejuk

Tahun 2016 merupakan babakan baru kemajuan pertanian di Desa Sidamulya karena mulai beroperasinya Setu Tegaljugul yang terletak di sebelah selatan Desa Sidamulya tepatnya di daerah sawah kidul (pereng). Setu yang merupakan embung air ini memiliki fungsi ganda, selain sebagai cadangan air di musim kemarau untuk mengairi wilayah sawah bugang dan cikuya, juga sebagai wahaya rekreasi murah bagi penduduk desa. Bahkan menjelang lebaran setui dibedahkeun dan penduduk desa diperbolehkan untuk mengambil ikannya.

(Editor: Rastono, Web: [1]