Bagdad
Bagdad (بغداد) adalah ibu kota Irak dan provinsi Bagdad. Bagdad adalah kota terbesar kedua di Asia Barat Daya setelah Teheran, dengan populasinya pada 2003 diperkirakan mencapai 5.772.000. Terletak pada Sungai Tigris pada 33°20 utara dan 44°26 timur, kota ini dulunya pernah menjadi pusat peradaban Islam.
Bagdad | |
---|---|
Kota | |
بغداد Baġdād | |
Negara | Irak |
Provinsi | Bagdad |
Didirikan | 762 |
Pendiri | Abu Jafar al-Mansour |
Pemerintahan | |
• Jenis | Mayor-council |
• Badan | Badan Penasehat Kota Baghdad |
• Wali kota | Saber Nabet Al-Essawi |
Luas | |
• Total | 1.134 km2 (438 sq mi) |
Ketinggian | 34 m (112 ft) |
Populasi | |
• Perkiraan (2014) | 9 170 000 |
• Peringkat populasi di Irak | ke−1 |
[1][2] | |
Zona waktu | UTC+3 (Arabia Standard Time) |
• Musim panas (DST) | No DST |
Sejarah
Kota Baghdad didirikan di tepi barat Tigris di suatu waktu antara tahun 762 dan 767 oleh Kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin oleh Kalifah al-Mansyur. Kota ini kemungkinan dibangun di bekas sebuah perkampungan Persia. Kota ini menggantikan Ctesiphon, ibu kota Kekaisaran Persia dan Damaskus sebagai ibu kota sebuah kekaisaran Muslim yang mencakup wilayah dari Afrika Utara hingga Persia. Asal mula namanya tidak diketahui pasti: ada yang percaya ia berasal dari bahasa Persia untuk "pemberian Tuhan" ("bagh" (Tuhan) dan "dad" (pemberian)), sementara yang lainnya yakin bahwa ia berasal dari sebuah kalimat dalam bahasa Aramaik yang berarti "kandang domba." Sebuah dinding yang melingkar dibangun di sekeliling kota ini sehingga Bagdad dikenal sebagai "Kota Bulat".
Dikelilingi 3 tembok benteng, kota ini terbagi jadi 4 bagian sama, dengan 4 jalan utama dari istana khalifah ke arah masjid agung dan terus menyebar ke seluruh Iraq. Meliputi kira-kira 2 mil pada tepi timur antara gerbang alun-alun al-Mu'azzam di utara dan alun-alun ash-Shorqui di selatan, pada zaman modern pun kota kuno Bagdad masih bisa dikenali dalam istana Abbasiyah dari akhir abad ke-12 atau 13, dalam basaar-basaar penuh tembaga dan emas, serta di masjid dan pemandian umum, yang dibangun 4 abad kekuasaan kerajaan Ottoman (1535-1918).
Bentuk melingkar Bagdad tentu saja merupakan bukti bahwa ia mencontoh daripada kota-kota Persia seperti Firouzabad di Persia. Malah kini diketahui bahwa kedua desainer yang disewa al-Mansyur untuk merencanakan kota tersebut adalah Nowbakht, mantan Zoroastrian Persia, dan Mashallah, seorang bekas Yahudi dari Khorasan, Iran. (hal. 10) Diarsipkan 2004-08-15 di Wayback Machine.
Perkembangan awal
Dalam jangka waktu satu generasi sejak didirikan, Bagdad telah menjadi pusat pendidikan dan perdagangan. Beberapa sumber memperkirakan ia hanya memiliki lebih dari sejuta penduduk, meski yang lainnya menyatakan bahwa angka sebenarnya bisa jadi hanya sebagian dari jumlah tersebut. Sebagian besar penduduknya berasal dari seluruh Iran terutama dari Khorasan. Banyak dari kisah-kisah dalam Seribu Satu Malam berlokasi di Bagdad pada periode ini—yang disebut "Madinat as-Salam" ("Kota Kedamaian") oleh Shahrazad—dan mengisahkan pemimpinnya yang paling dihormati, Kalifah kelima, Harun al-Rashid. Kisah Seribu Satu Malam, termasuk cerita Sindbad yang termasyhur, melambangkan kehebatan budaya Bagdad selama masa keemasannya sebagai pemimpin dunia Arab dan Islam yang diakui.
Pada abad ke-8 dan 9, Bagdad dianggap sebagai kota terkaya di dunia. Para pedagang Tiongkok, India, dan Afrika Timur bertemu di sini, bertukaran benda-benda kebudayaannya dan melambungkan Bagdad menjadi renaisans intelektual. Rumah sakit dan observatorium dibangun; para penyair dan seniman dibina; dan karya besar Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab.
Bagdad adalah salah satu dari kota terbesar dan paling kosmopolitan di dunia dan menjadi rumah bagi umat Muslim, Kristiani, Yahudi dan penganut paganisme dari seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah.
Penguasa pada masa-masa awal
Populasi Baghdad berada pada jumlah sekitar 300.000 dan 500.000 pada abad ke-9. Pertumbuhan pesat Baghdad pada awal telah melambat akibat dari masalah dalam Kekhalifahan, termasuk pemindahan ibu kota ke Samarra (antara 808–819 dan 836–892), hilangnya provinsi-provinsi barat dan paling timur, dan masa dominasi politik oleh para Buwayhid Iran (945–1055) dan bangsa Turki Seljuk (1055–1135). Panen yang rusak dan perselisihan intern membuatnya runtuh. Meskipun begitu, kota ini tetap merupakan satu daripada pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam hingga 10 Februari 1258 ketika ia dirusak bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan. Para suku Mongol membunuh 800.000 penduduk kota, termasuk Kalifah Abbasiyah Al-Musta'sim, dan merusak sebagian besar kota. Kanal dan tanggul-tanggul yang membentuk sistem irigasi kota juga turut hancur. Perebutan Bagdad mengakhiri era Kekhalifahan Abbasiyah, sebuah pukulan keras yang tak pernah dipulihkan peradaban Arab.
Bagdad pun dipimpin oleh Il-Khanidd, penguasa Iran berbangsa Mongol. Pada 1401, Bagdad dirusak kembali oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur ("Tamerlane"). Ia menjadi ibu kota provinsi yang dipimpin dinasti-dinasti Jalayirid (1400–1411), Qara Quyunlu (1411–1469), Aq Quyunlu (1469–1508), dan Safavid (1508–1534). Pada 1534, Bagdad direbut bangsa Turki Ottoman. Di bawah kekuasaan mereka, Bagdad mengalami masa-masa suram, di antaranya karena perselisihan antara penguasanya dengan Persia. Untuk suatu saat, Bagdad merupakan kota terbesar di Timur Tengah sebelum posisinya diambil alih Konstantinopel pada abad ke-16.
Kemerdekaan
Bagdad tetap dikuasai Kerajaan Ottoman hingga terbentuknya kerajaan Irak di bawah kekuasaan Britania Raya pada 1921, yang kemudian dilanjutkan dengan kemerdekaan resmi pada 1932 dan kemerdekaan penuh pada 1946. Pengaruh Eropa ini juga mengubah wajah kota. Pada tahun 1920, Baghdad - yang tumbuh dari lokasi tertutup seluas 254 mil persegi (657 km²) - menjadi ibu kota negara baru Irak.
Populasi kota tumbuh dari sekitar 145.000 pada 1900 menjadi 580.000 pada 1950. Pada tahun 1970-an, Baghdad mengalami masa kemakmuran dan pertumbuhan karena tajamnya kenaikan harga minyak, ekspor utama Irak. Infrastruktur baru dibangun pada saat ini termasuk saluran pembuangan modern, air, dan jalan tol. Namun Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an merupakan masa yang sulit bagi Baghdad karena uang digunakan untuk membiayai pasukan tentara dan ribuan penduduk kota meninggal. Iran melancarkan beberapa serangan rudal terhadap Baghdad, meski serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan kecil dan sedikit korban saja.
Konflik dengan Amerika
Perang Teluk Persia pada 1991 mengakibatkan kerusakan parah terhadap Bagdad, khususnya infrastruktur transportasi, energi dan kebersihannya. Meskipun begitu, Presiden AS George H. W. Bush memutuskan agar pasukan AS tidak memasuki Baghdad dan merebutnya – dan dengan itu meninggalkan Saddam Hussein dalam tonggak kekuasaan – hal ini mungkin disebabkan kemungkinan akan adanya korban sipil yang besar dari melakukan serangan ke kota tersebut.
Baghdad dibom secara besar-besaran pada Maret dan April 2003 dalam invasi AS terhadap Irak 2003, dan jatuh di bawah kekuasaan Amerika Serikat pada sekitar tanggal 7 April-9 April. Kerusakan tambahan juga disebabkan penjarahan besar-besaran pada beberapa hari setelah berakhirnya perang. Setelah jatuhnya rezim Saddam, kota ini pun dikuasai oleh pasukan AS. Akhirnya kekuasaan berpindah kepada pemerintah sementara pada akhir Juni 2004.
Hingga kini Baghdad masih termasuk berbahaya bagi penduduknya karena kriminalitas merajalela di kota tersebut. Selain itu, aliran listrik juga masih terbatas dan menyebabkan warga menjadi tidak sabar dengan invasi AS terhadap Irak.
Penduduk
Pada 2003, Bagdad dihuni sekitar 5,7 juta penduduk.
Budaya
Bagdad telah lama memainkan peranan penting dalam kehidupan kebudayaan Arab dan sejak dulu merupakan kampung halaman penulis-penulis, musisi dan artis visual terkenal.
Institusi
Beberapa di antara institusi kebudayaan penting di Bagdad termasuk:
Pemandangan yang menarik dan monumen-monumen penting
Tempat-tempat yang menarik termasuk Museum Nasional Irak, di mana koleksi artifak-artidak yang tak ternilai dijarah pada saat invasi pada 2003, gerbang Tangan Kemenangan, dan Kebun binatang Bagdad. Ribuan manuskrip kuno di Perpustakaan negara rusak ketika bangunan tersebut dibakar pada masa Perang Teluk Persia kedua. Masjid Al Khadimiya di barat laut Bagdad adalah salah satu bangunan keagamaan Syiah terpenting di Irak. Ia selesai dibangun pada 1515 dan Imam ke-7 (Musa ibn Jafar al-Kazim) dan ke-9 (Mohammad al-Taqi) dimakamkan di sini.
Salah satu bangunan tertua adalah Istana Abbasiyah yang dibangun pada abad ke-12 atau abad ke-13.
Referensi
- ^ Estimates of total population differ substantially. The Encyclopædia Britannica gives a 2001 population of 4,950,000, the 2006 Lancet Report states a population of 6,554,126 in 2004.
- "Baghdad" Encyclopædia Britannica. 2006. Encyclopædia Britannica Online. 13 November 2006.
- "Mortality after the 2003 invasion of Iraq: a cross-sectional cluster sample survey"PDF (242 KB). By Gilbert Burnham, Riyadh Lafta, Shannon Doocy, and Les Roberts. The Lancet, October 11, 2006
- Baghdad from GlobalSecurity.org
- ^ "Cities and urban areas in Iraq with population over 100,000", Mongabay.com
Lihat pula
Pranala luar
- (Inggris) Peta interaktif