Gempa bumi Banten 2019

Gempa bumi Banten 2019 adalah sebuah gempa ganda dengan magnitudo 9,3 dan 9,4[1][2] yang melanda Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2019, Pukul 19.05 WIB di Samudera Hindia. Pusat gempa berjarak 164 km dari Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten dengan kedalaman 20 Km. Guncangan gempa bumi ini dirasakan sebagian besar masyarakat di pulau Jawa dan sebagian Sumatra bagian selatan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, berdasar data Unites States Geological Survey (USGS), gempa itu berkekuatan magnitudo 9,3 dan 9,4. Adapun pusat gempa versi data USGS ada di kedalaman 20 km serta pada koordinat 104.806° BT dan 7.29° LS. Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi itu adalah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung. Kawasan itu pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. batuan berumur Kuarter dan Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas dan belum kompak sehingga dapat memperkuat efek guncangan gempa bumi.[3]

Gempa bumi Banten 2019
Gempa bumi Banten 2019 di Indonesia
Gempa bumi Banten 2019
Gempa bumi Banten 2019 (Indonesia)
Waktu UTC2019-08-02 12:03:27
ISC
USGS-ANSS
Tanggal setempat2 Agustus 2019 (2019-08-02)
Waktu setempat19:03:27 WIB
Lama13 menit (durasi gempa bumi pertama yang berkekuatan 9,3 Mw), dan 15 menit (durasi gempa bumi kedua yang berkekuatan 9,4 Mw)
Kekuatan9,3 Mw dan 9,4 Mw
Kedalaman20 km (12 mi)
Episentrum7°32′S 104°35′E / 7.54°S 104.58°E / -7.54; 104.58
JenisGempa Megathurst akibat pergerakan zona subduksi Palung Sunda
Wilayah bencanaPulau Jawa, Pulau Sumatra, dan Kepulauan Sunda Kecil
Intensitas maks.XII (Ekstrem)
TsunamiYa (70 m (230 ft) di seluruh Samudra Hindia dan sebagian Samudra Pasifik)
LandslidesYa (Di Pegunungan Salak, Gunung Gede Pangrango, dan Pegunungan Bukit Barisan)
Gempa awal5,4 Skala Ricther
Gempa susulan7,7 Skala Richter
Korban10.236 orang tewas
27.045 orang luka berat
12.050 orang luka ringan
902 orang hilang
57.201 orang mengungsi

Dampak dan guncangan

Guncangan terkuat dirasakan di wilayah bagian selatan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak berupa guncangan IV-V MMI. Kemudian IV-V MMI di Sukabumi, Bandar Lampung, Jakarta, Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Bogor dan Bekasi. Serta dirasakan II-III MMI di Bandung, Purwakarta, Tanggamus, Krui, Garut, Cilacap, Kebumen, Semarang dan Bantul. Sementara gempa dirasakan di Kediri, Kotabumi, Pesawaran, Malang dan Denpasar berupa I-II MMI. BNPB mencatat dampak gempa ini mengakibatkan 5 orang meninggal dunia karena sakit, panik dan kelelahan. Korban meninggal 2 orang warga Kabupaten lebak, 2 orang dari Kabupaten Sukabumi dan 1 orang dari Kabupaten Pandeglang[4].

Selain itu terdapat 4 orang mengalami luka-luka dan 1.050 orang sempat mengungsi namun kemudian sudah kembali ke rumah[5]. Gempa ini juga menyebabkan ratusan rumah rusak. Diantaranya di Banten dilaporkan 2 rumah rusak sedang dan 116 rusak ringan, terbanyak di Kabupaten Pandeglang. Di Jawa Barat terdapat 13 rumah rusak berat, 30 rusak sedang dan 62 rusak ringan, terbanyak di Kabupaten Sukabumi yakni 6 rumah rusak berat, 22 rusak sedang dan 43 rusak ringan. Sementara itu sebanyak 10 unit fasilitas umum juga rusak, 4 diantaranya tempat ibadah[6].

Potensi tsunami

Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah pesisir selatan dan barat provinsi Banten, Lampung, selatan Jawa Barat bagian barat dan Bengkulu dengan ketinggian 0-3 meter dengan perkiraan gelombang tsunami mencapai bibir pantai pada pukul 19.35 WIB[7][8]. Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pada Jumat, 2 Agustus 2019, pukul 21:37 WIB[9].

Berikut ini daftar daerah yang berpotensi tsunami usai terjadi gempa Banten magnitudo 7,4 pada 2 Agustus 2019 malam:[3]

I. SIAGA Tsunami

  • Pandeglang Bagian Selatan (Banten)
  • Pandeglang Pulau Panaitan (Banten)
  • Lampung-Barat Pesisi-Selatan (Lampung)II. WASPADA Tsunami
  • Pandeglang Bagian Utara (Banten)
  • Tanggamus Pulau Tabuan (Lampung)
  • Sukabumi Ujung-Genteng (Jawa Barat)
  • Tanggamus Bagian TImur (Lampung)
  • Lampung-Selatan Kep. Krakatau (Lampung)
  • Lampung-Selatan Kep. Legundi (Lampung)
  • Lampung-Barat Pesisir-Tengah (Lampung)
  • Lampung-Barat Pesisir-Utara (Lampung)
  • Bengkulu-Utara Pulau Enggano (Bengkulu)
  • Kaur (bengkulu)
  • Lampung-Selatan Kep. Sebuku (Lampung)
  • Bengkulu-Selatan (Bengkulu)
  • Serang Bagian Barat (Banten)
  • Seluma (Bengkulu)

Penyebab

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal yang terjadi di zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia di selatan Banten[10][3]. Namun demikian, sumbernya bukan berada di bidang kontak subduksi tersebut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik[11] dengan arah sobekan batuan tegak lurus utara-selatan[12]

Lihat pula

Referensi