Cascading Style Sheets

Aturan dalam pemograman
Revisi sejak 24 April 2021 04.55 oleh Sipaw3310 (bicara | kontrib) (Menghapus paragraf yang tidak terhapus)

Cascading Style Sheet (CSS) merupakan aturan untuk mengatur beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS bukan merupakan bahasa pemograman.

Cascading Style Sheets
Ekstensi berkas.css
Jenis MIMEtext/css
Dikembangkan
oleh
World Wide Web Consortium
Jenis formatBahasa lembar gaya
StandarLevel 1 (Recommendation)
Level 2 (Recommendation)
Level 2 Revision 1 (Candidate Recommendation)

Sama halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya untuk dapat digunakan bersama-sama dalam beberapa berkas (file).[1] Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.[1]

CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya.[1] CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen.[2] Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.[2]

Sejarah

Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style.[3] CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996.[2] Setelah CSS distandardisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS.[3]

Untuk saat ini terdapat tiga versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website. CSS3 mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf font, tampilan pada tabel /table layout dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang ketiga diharapkan lebih baik dari versi pertama dan kedua.

CSS3 juga dapat melakukan animasi pada halaman website, di antaranya animasi warna hingga animasi 3D. Dengan CSS3 desainer lebih dimudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada CSS3 seperti: multiple background, border-radius, drop-shadow, border-image, CSS Math, dan CSS Object Model.[4]

Penulisan

Metode penulisan

Ada tiga metode penulisan CSS, yaitu :[5]

Inline Style Sheet

CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang bersangkutan. Cara penulisannya cukup dengan menambahkan atribut style="..." dalam tag HTML tersebut.[5] Style hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan, dan tidak akan memengaruhi tag HTML yang lain.[5]

Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet

<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline </title>
</head>
<body bgcolor="#FFFFFF">
<p id="cth1">
Ini adalah contoh tag P tanpadiformat menggunakan CSS </p>

<p id="cth2" style="font-size:20pt">
Tag P ini diformat dengan besar font 20 point </p>

<p id="cth3" style="font-size:14pt; color:red">
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>
</html>

Embedded Style Sheet

CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag <style> ...</style> di atas tag <body>.[5] Pada pendefinisian ini disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan.[5]

Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style Sheet :[5]

<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embedded</title>
</head>
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>

<body>
<h1 id="cth1">Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
<p id="cth2">Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch </p>
<p id="cth3">Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background biru</p>
</body>
</html>

External CSS

CSS didefinisikan dengan disimpan di berkas yang berbeda. Ini dapat mempermudah dalam perawatan dan dapat digunakan di semua berkas HTML sehingga memudahkan seorang pengembang web untuk mengembangkan situs web miliknya. Untuk menautkan berkas CSS ke suatu berkas HTML kita hanya perlu menggunakan kode

<link href="lokasiberkas.css" rel="stylesheet">

Sifat-sifat CSS berdasarkan metode penulisan

Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal.[6] CSS Internal yaitu kode CSS yang langsung ditulis di dalam kode HTML.

Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus.[6] Nanti, cukup gunakan semacam tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut.[6] Kode <link href="lokasifile.css" rel="stylesheet"> dapat digunakan untuk menautkan berkas CSS untuk digunakan di dalam berkas HTML.

Shorthand CSS

Ada beberapa properti CSS yang dapat disingkat, biasanya dipanggil dengan Shorthand CSS. Teknik shorthand adalah cara mempersingkat penulisan kode CSS yang memungkinkan untuk menetapkan nilai beberapa property secara bersamaan. Teknik ini dapat menghemat karakter, menghemat energi, dan tentu saja menghemat waktu. Kode jadi terlihat lebih rapi, efisien, dan sering kali lebih mudah dibaca.

Dalam CSS, adalah wajar jika satu property memiliki banyak elemen. Misalnya dalam kode margin memiliki 4 property untuk setiap sisi elemen.

  1. margin-top
  2. margin-right
  3. margin-bottom
  4. margin-left

Jika menggunakan teknik shorthand CSS, maka penulisan semua property bisa disatukan demi terciptanya kode yang lebih ringkas. Urutan penulisan syntax pada teknik shorthandharus benar agar sesuai dengan style yang diinginkan.

Untuk saat ini metode penulisan shorthand CSS tersedia untuk beberapa property berikut:

  1. Margin
  2. Padding
  3. Font
  4. Background
  5. Border
  6. List

Margin

margin: 3px 5px 7px 10px;

Artinya:

margin-top: 3px;

margin-right: 5px;

margin-bottom: 7px;

margin-left: 10px;

Padding

padding: 3px 5px 7px 10px;

Artinya:

padding-top: 3px;

padding-right: 5px;

padding-bottom: 7px;

padding-left: 10px;

Font

font: italic bold 14px/30px Arial;

Artinya:

font-style: italic;

font-weight: bold;

font-size: 14px;

line-height: 30px;

font-family: Arial;

Background

background: #cc0000 url('igniel.jpg') no-repeat top center;

Artinya:

background-color: #cc0000;

background-image: url('igniel.jpg');

background-repeat: no-repeat;

background-position: top center;

Border

border: 3px solid #0000cc;

Artinya:

border-width: 5px;

border-style: solid;

border-color: #0000cc;

List

list-style: disc inside url('dot.gif');

Artinya:

list-style-type: disc;

list-style-position: inside;

list-style-image: url('dot.gif');

Dukungan dari peselancar web

Masing-masing peselancar web menggunakan mesin tata letak yang berbeda. Contohnya Firefox menggunakan Gecko sebagai mesin tata letaknya dan Chromium menggunakan Blink sebagai mesin tata letaknya. Dukungan untuk fitur CSS dari setiap mesin tata letak terkadang sering tidak konsisten. Beberapa teknik pun bermunculan untuk menggunakan suatu fitur CSS ke peselancar web yang tidak mendukung fitur tersebut (biasa disebut CSS hack). Adopsi fitur CSS baru dapat terhambat oleh kurangnya dukungan dari browser-browser besar. Contohnya fitur cross-fade() telah didukung oleh Chrome dan Safari namun sampai tahun 2021 masih belum didukung oleh Firefox[7].

Beberapa pengembang web biasanya memeriksa terlebih dahulu dukungan untuk suatu fitur CSS, terutama untuk fitur CSS baru. Beberapa situs web berikut dapat membantu seperti CanIUse dan Mozilla Developer Network. CSS 3 memiliki fitur kueri, yang memberikan arahan @supports yang akan memungkinkan pengembang menargetkan browser dengan dukungan untuk fungsionalitas tertentu langsung di dalam CSS mereka[8]. CSS yang tidak didukung oleh suatu peselancar web kadang-kadang bisa ditambal menggunakan polyfill, yang merupakan potongan kode JavaScript yang dirancang untuk membuat browser berperilaku secara konsisten. Solusi ini — dan kebutuhan untuk mendukung fungsionalitas fallback — dapat menambah kerumitan pada proyek pengembangan, dan akibatnya, perusahaan sering kali menentukan daftar versi browser yang akan dan tidak akan mereka dukung.

Penggunaan CSS dalam perangkat lunak lain

CSS dahulunya dibuat hanya untuk mempercantik halaman web. Namun, seiring perkembangan waktu CSS mulai diadopsi oleh perangkat lunak lain.

GTK adalah peralatan gawit lintas platform yang menggunakan CSS untuk memberi gaya pada setiap widget. GTK biasa digunakan di Linux untuk membangun GUI suatu aplikasi. GTK memperkenalkan API Tema baru dengan menggunakan CSS pada pembaharuan besar GTK versi 3[9].

Qt merupakan toolkit widget dan biasa dipakai untuk membuat aplikasi lintas platform. Qt juga menggunakan CSS untuk mengkonfigurasi tema.

Fakta-Fakta menggunakan CSS

Fakta Menggunakan CSS di antaranya:[10]

  • Lebih fleksibel dalam penempatan posisi layout. Dalam layouting CSS, kita mengenal Z-Index untuk menempatkan objek dalam posisi yang sama.
  • Menjaga HTML dalam penggunaan tag yang minimal, hal ini berpengaruh terhadap ukuran berkas dan kecepatan pengunduhan.
  • Dapat menampilkan konten utama terlebih dahulu, sementara gambar dapat ditampilkan sesudahnya.
  • Penerjemahan CSS setiap browser berbeda, tata letak akan berubah jika dilihat di berbagai browser.

Contoh Berkas CSS

/*  Kode berikut didedikasikan ke ruang publik (public domain)
    Silahkan dengan senang hati menggunakan, mensalin, dan mendistribusikan kode berikut tanpa batasan */

body {
    background-color: yellow;
}
p {
    color: red;
}

Kode diatas akan mengganti warna halaman menjadi kuning dan membuat warna paragraf menjadi berwarna merah.

Referensi

  1. ^ a b c Slamet Riyanto, Membuat Web Portal Multi Bahasa Jomla 1.5X + CD, halaman 236. Elex Media Komputindo.
  2. ^ a b c Dominikus Juju & Matamaya Studio, Seri Penuntun Praktis Join Multiply, halaman 95. Elex Media Komputindo.
  3. ^ a b Sulistyawan, Rubianto, Rahmad Saleh, Modifikasi Blog Multiply dengan CSS, halaman 32. Elex Media Komputindo.
  4. ^ "CSS 3 Introduction". W3Schools. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ a b c d e f Untung Rahardja, Augury El Rayeb, & Asep Saefullah (2009). Siapa saja bisa membuat website dengan CSS dan HTML, halaman 37-41. Andi Yogyakarta.
  6. ^ a b c Jubilee Enterprise, Seri Penuntun Praktis : Trik Cepat Dreamweaver Cs3, halaman 97. Elex Media Komputindo.
  7. ^ "Can I use... Support tables for HTML5, CSS3, etc". caniuse.com. Diakses tanggal 2021-02-24. 
  8. ^ "Using Feature Queries in CSS – Mozilla Hacks - the Web developer blog". Mozilla Hacks – the Web developer blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-24. 
  9. ^ "February 2011 – GTK Development Blog" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-25. 
  10. ^ Pupung Budi Purnama, Kiat Praktis Menjadi Desainer Web Profesional, halaman 8. Elex Media Komputindo.

Pranala luar