Haganah
Haganah (bahasa Ibrani: ההגנה; "Pertahanan") adalah organisasi paramiliter Yahudi di wilayah Palestina pada masa ketika masih menjadi wilayah mandat Britania Raya sejak 1920 hingga 1948. Haganah diketahui menjadi fondasi dasar dari Pasukan Pertahanan Israel (צה"ל / IDF (Israeli Defense Force)) modern.
ההגנה Haganah | |
---|---|
Aktif | 1920–1948 |
Negara | Yishuv, British Mandate of Palestine Israel |
Tipe unit | Paramilitary (pre-independence) Unified armed forces (post-independence) |
Peran | Defense of Jewish settlements (pre-independence) |
Jumlah personel | Rata-rata: 21,000[1] |
Pertempuran | Palestinian Arab revolt World War II Palestine Civil War 1948 Arab-Israeli War (untuk dua minggu) |
Dibubarkan | 28 Mei 1948 |
Asal mula
Pendahulu Haganah adalah HaShomer (Serikat Penjaga) yang didirikan tahun 1909. Ia adalah sekelompok kecil dari imigran Yahudi yang bertugas menjaga pemukiman Yahudi dengan uang keamanan tahunan. Kelompok ini beranggota tidak lebih dari 100 orang.
Kerusuhan oleh warga Arab pada 1920 dan 1921 menegaskan para pemimpin Yahudi bahwa petani dan pemukiman Yahudi membutuhkan perlindungan dari serangan warga Arab. Adalah jelas bahwa Britania tidak berkeinginan berkonfrontasi dengan warga Arab atas serangannya terhadap orang Yahudi Palestina. Pemimpin Yahudi memutuskan bahwa warga Yahudi harus mandiri dalam melindungi diri mereka sendiri, sehingga Haganah pun dibentuk. Tugas dari Haganah adalah menjaga kibbutz dan tanah pertanian warga Yahudi, memperingatkan warga tentang serangan Arab, dan memukul balik para penyerang. Pada tahun 1920-1929 Haganah masih belum memiliki koordinasi terpusat. Unit Haganah masih belum memiliki persenjataan yang memadai, karena mereka umumnya terdiri dari para petani yang bergiliran menjaga tanah pertanian atau kibbutz mereka. Setelah Kerusuhan Palestina 1929, yang membunuh 133 Yahudi dan mengawali upaya pembersihan etnis Yahudi dari kota Hebron, peranan Haganah berubah secara dramatis. Ia menjadi organisasi yang jauh lebih besar yang beranggotakan hampir seluruh pemuda dan orang dewasa di pemukiman Yahudi, selain ribuan anggota dari kota-kota lain. Haganah juga mendapatkan senjata dari pihak asing dan mulai menciptakan pabrik untuk menciptakan granat tangan dan peralatan militer sederhana. Ia berubah dari milisi tak terlatih menjadi tentara berpengalaman.
Pada 1936 Haganah memiliki 10.000 pasukan reguler beserta 40.000 pasukan cadangan. Selama Pemberontakan Besar 1936-1939, Haganah ikut serta melindungi kepentingan Britania dan memadamkan pemberontakan Arab. Meski administrasi Britania tidak mengakui Haganah secara resmi, Pasukan Keamanan Britania berkerja sama dengannya dengan membentuk Polisi Pemukiman Yahudi, Pasukan Pembantu Yahudi and Skuat Malam Spesial. Pengalaman tempur yang diperoleh di Pemberontakan Besar menjadi sangat berguna kala Perang Arab-Israel tahun 1948.
Pada tahun 1937, elemen sayap kanan ekstrem dari Haganah memisahkan diri untuk kedua kalinya dan membentuk Irgun Zvai-Leumi, dikenal dengan istilah "Irgun". Mereka tidak senang akan kebijakan pengekangan ketika dihadapkan dengan tekanan dari Inggris dan Arab. Irgun dan sesama mereka, Lochamei Herut Israel (juga dikenal sebagai geng Stern yang berasal dari nama pemimpinnya), menjadi terkenal karena operasi tersembunyi mereka.
Untuk menenangkan warga Arab, Britania melarang keras imigrasi Yahudi ke Palestina tahun 1939. Sebagai akibat, Haganah mulai mengorganisir imigrasi ilegal dan demonstrasi terhadap pemerintahan Britania. Haganah menyusun "Organisasi Imigrasi Ilegal", Aliyah Bet, yang bekerja lewat markas mereka di Swiss dan Turki.
Partisipasi pada Perang Dunia II
Meskipun adanya Buku Putih 1939 yang membuat marah pimpinan Zionis di Palestina, David Ben-Gurion, yang kemudian menjadi presiden Perwakilan Yahudi, menyusun kebijakan tentang hubungan Zionis dengan Britania Raya: Kami akan menghadapi perang terhadap Hitler bila tak ada Lembar Putih, dan kami akan menghadapi Lembar Putih bila tak ada perang. Irgun bahkan mengambil langkah yang lebih keras sejak 1944 dengan mulai mengebom instalasi Britania.
Dalam tahun-tahun pertama Perang Dunia II, pemerintah Britania meminta Haganah untuk bekerja sama kembali, karena ketakutan akan serbuan Kekuatan Poros ke Afrika Utara. Setelah Erwin Rommel dikalahkan di El Alamein pada 1942, Britania menarik dukungannya terhadap Haganah. Pada tahun 1943, setelah permintaan dan negosiasi yang lama, tentara Britania mengumumkan pendirian Brigade Yahudi. Ketika Yahudi Palestina diperbolehkan mendaftarkan diri ke dalam tentara Britania sejak 1940, ini adalah pertama kalinya sebuah unit militer khusus Yahudi berperang di bawah bendera Yahudi. Brigade Yahudi terdiri atas 5.000 tentara dan ditempatkan di Italia pada bulan September 1944. Brigade ini dibubarkan tahun 1946.
Sejak awal, lebih dari 30.000 Yahudi Palestina menjadi tentara Britania selama perang berlangsung.
Pada 19 Mei 1941 Haganah mendirikan Palmach (kependekan Plugot Mahatz—seksi penyerangan), seksi yang bertugas memberikan pelatihan kepada anak muda. Ia tidaklah besar, pada 1947 Palmach hanya memiliki 5 batalion (sekitar 2.000 orang), tetapi anggotanya tidak hanya mendapatkan pelatihan fisik dan militer, tetapi juga kemampuan memimpin yang membuat mereka meraih posisi strategis di dalam kemiliteran Israel.
Setelah perang berakhir
Setelah perang, Haganah melaksanakan operasi anti-Britania di Palestina. Termasuk di dalamnya pembebasan imigran tahanan dari kamp Atlet, pengeboman jaringan rel kereta api, serangan sabotase atas instalasi radar dan markas polisi Britania. Ia juga melanjutkan untuk mengorganisir imigrasi ilegal.
Pada 28 Mei 1948, kurang dari 2 minggu setelah berdirinya negara Israel pada 15 Mei, pemerintah sementara meresmikan Pasukan Pertahanan Israel sebagai pengganti Haganah. Pemerintah juga tidak mengakui angkatan bersenjata selain daripada itu. Irgun melanggar keputusan ini yang kemudian melahirkan perselisihan antara Haganah dan Irgun. Perlahan-lahan Irgun meletakkan senjata dan Menachem Begin mengubah milisinya menjadi sebuah partai politik yang bernama Herut.
Anggota Haganah yang terkenal antara lain: Yitzhak Rabin, Ariel Sharon, Rehavam Zeevi, Dov Hoz, Moshe Dayan, dan Dr. Ruth Westheimer.
Referensi
- ^ Johnson, Paul (1998). "The Miracle". Commentary. 105: pp 21–28.
Pranala luar
- (Inggris) Info di situs Kementerian Luar Negeri Israel
- (Inggris) The Iron Wall
- (Inggris) The Haganah
- (Inggris) The Haganah: History of the Israeli Underground Defense force
- (Inggris) What is the history of the Jewish Armed Forces in Mandate Palestine?