Sawo duren

Revisi sejak 7 Maret 2021 01.22 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)
Sawo Duren
Beberapa kultivar sawo duren dari Lumajang, Jawa Timur
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Subkerajaan:
Divisi:
Subdivisi:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. cainito
Nama binomial
Chrysophyllum cainito
L., 1753

Sawo duren adalah nama sejenis buah dari suku sawo-sawoan (Sapotaceae). Buah ini juga dikenal dengan nama sawo apel, sawo ijo atau apel ijo (Jw.), sawo hejo (Sd.), sawo kadu (Banten), kenitu atau manécu (Jatim), dan sawo manila (Lampung).

Nama-nama dalam pelbagai bahasa asing misalnya di Filipina dengan sebutan cainito, Inggris dengan sebutan caimito dan star apple, Thailand dengan sebutan sataa appoen serta Malaysia dengan sebutan sawu duren dan pepulut. Buah ini dikenal pula dengan aneka nama lain seperti chicle durian, sterappel, golden leaf tree, abiaba, pomme de lait, estrella, aguay dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Chrysophyllum cainito.

Pemerian

 
Sawo duren ungu, dijual di Belanda
 
Pola serupa bintang ketika buah dibelah

Pohon yang selalu hijau dan tumbuh cepat, tinggi hingga 30 m, dengan batang berkayu, silindris, tegak, pepagan berpermukaan kasar berwarna cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan; dengan banyak bagian pohon yang mengeluarkan lateks—getah putih yang pekat—manakala dilukai.

Daun tunggal berwarna coklat-keemasan (chrysophyllum berarti daun yang berwarna keemasan), karena bulu-bulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di rerantingan; permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai 0,6-1,7 cm panjangnya.

Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Kelopak 5 helai, bundar sampai bundar telur; mahkota bentuk tabung bercuping 5, bundar telur, panjang sampai 4 mm.

Buah buni berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, berdiameter 5–10 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, banyak mengandung lateks dan tak dapat dimakan. Daging buah putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang. Biji 3-10 butir, pipih agak bulat telur, coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap.

Kegunaan

Sawo duren umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, meski juga dapat digunakan sebagai bahan baku es krim atau serbat (sherbet). Pohon sawo duren menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun, dan biasanya musim puncak buah itu di Jawa terjadi pada musim kemarau.

Banyak bagian pohon yang berkhasiat obat; misalnya kulit kayunya, getah, buah dan biji. Rebusan daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) dihasilkan obat kuat dan obat batuk.

Pohonnya kerap digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Kayunya cukup baik sebagai bahan bangunan. Dan cabang-cabangnya yang tua dimanfaatkan untuk menumbuhkan anggrek.

Asal-usul dan penyebaran

Sawo duren berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat. Karena manfaatnya, kini sawo duren telah menyebar ke seluruh daerah tropis. Di Asia Tenggara, sawo duren banyak ditanam di Filipina, Thailand dan Indocina bagian selatan.


Lihat pula

Referensi

  • Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.

Pranala luar