Museum Galuh Pakuan

museum di Indonesia

Museum Galuh Pakuan adalah museum khusus yang dibangun untuk memperkenalkan sejarah Kerajaan Galuh di Jawa Barat. Lokasi museum di Kabupaten Ciamis. Koleksi museum berupa peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Galuh. Bentuk yang umum adalah pusaka dan dokumen penting. Lokasi museum di bekas rumah Bupati Galuh. Nama lokasinya disebut Keraton Selangangga. Alamat lengkap museum di Jalan K.H. Ahmad Dahlan, Ciamis, Kecamatan Ciamis. Titik koordinat museum di 7°19’58.0” Lintang Selatan dan 108°20’58.0” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari Bandar Udara Wiriadinata (21 km). Selain itu dapat pula dari Stasiun Ciamis (1 km) atau Terminal Kantor Kabupaten Ciamis (1 km).[1]

Koleksi

Koleksi Museum Galuh Pakuan berkaitan dengan sejarah Kerajaan Galuh di Kabupaten Ciamis. Ada lima koleksi yang utama di dalam museum ini yaitu arca, batu pemujaan, perkakas, tombak raja dan gong. Arca dan batu pemujaan adalah peninggalan dari zaman Megalitikum. Beberapa arca dan batu pemujaan juga berasal dari masa penyebaran agama Hindu dan agama Buddha di Indonesia. Sedangkan perkakas, tombak raja dan gong adalah peninggalan di zaman Kanjeng Prebu. Jumlah koleksi yang ada di Museum Galuh Pakuan mencapai 200 benda. Semuanya dapat dibagi menjadi 24 jenis menurut bentuknya. Beberapa benda lainnya merupakan peninggalan dari masa penyebaran agama Islam di Indonesia. Beberapa koleksi di Museum Galuh Pakuan dirawat dengan tata cara tertentu yang bersifat keramat dan mistis. Ada yang memerlukan kunjungan ke makam leluhur terlebih dahulu. Ada pula yang mesti mencari kelapa yang bersifal tunggal dan mengarah ke barat. Sedangkan beberapa koleksi lainnya perlu dirawat dengan mencari 7 sumur yang mempunyai mata air.[2]

Referensi

  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 324. ISBN 978-979-8250-66-8. 
  2. ^ Suparman (MG-327), Natasya Putri. "Mempelajari Sejarah Kerajaan Galuh di Museum Galuh Pakuan Ciamis | TIMES Indonesia". www.timesindonesia.co.id. Diakses tanggal 9 Juli 2021.