GPIB Immanuel Jakarta
Gereja Immanuel awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan umat Lutheran di Batavia.
GPIB Jemaat "Immanuel" DKI Jakarta | |
---|---|
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat | |
Koordinat: 6°10′36″S 106°49′54″E / 6.17667°S 106.83167°E | |
Lokasi | Jakarta, Indonesia |
Denominasi | Calvinis |
Arsitektur | |
Status fungsional | Aktif |
Penetapan warisan | A |
Arsitek | J.H. Horst |
Tipe arsitektur | Gereja |
Administrasi | |
Keuskupan | Mupel Jakarta Pusat |
Klerus | |
Pastor | Pdt. Nn. Michiko Pinaria Saren |
Cagar budaya Indonesia Gereja Immanuel | |
Peringkat | Nasional |
Kategori | Bangunan |
No. Regnas | RNCB.19880227.02.000623 |
Lokasi keberadaan | Jakarta Pusat, Jakarta |
Tanggal SK | 1999, 1993 & 2017 |
Pemilik | Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) |
Pengelola | Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) |
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
Pembangunannya dimulai tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan. Empat tahun kemudian, 24 Agustus 1839, pembangunan berhasil diselesaikan.
Bersamaan dengan itu gedung ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati Raja Willem I, raja Belanda pada periode 1813-1840. Pada gedung gereja dicantumkan nama Willemskerek.
Gereja bergaya klasisisme itu bercorak bundar di atas fondasi setinggi 3 meter. Bagian depan menghadap Stasiun Gambir. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang menopang balok mendatar. Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris yang menekan simetri dan perbandingan harmonis.
Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun, simbol Mesir untuk dewi cahaya.
Orgel yang dipakai berangka tahun 1843, hasil buatan J. Datz di negeri Belanda. Sebelum organ terpasang, sebuah band tampil sebagai pengiring perayaan ibadah. Pada 1985, orgel ini dibongkar dan dibersihkan sehingga sampai kini dapat berfungsi dengan baik.
Gereja Immanuel saat ini adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang menganut sistem presbiterian sinodal. Kini, bangunan gereja berstatus sebagai cagar budaya Indonesia.
Gereja Immanuel dipimpin oleh seorang Ketua Majelis Jemaat dan dibantu oleh anggota Pelaksana Majelis Harian Jemaat (PHMJ),
Daftar Pelaksana Majelis Harian Jemaat:
Ketua Majelis Jemaat: Pdt. Nn. Michiko Pinaria Saren, S.Th
Ketua I: Pnt. Daniel S. Laotongan
Ketua II: Pdt. Tonny M.J.Sinay
Ketua III: Pnt. Ivan S. Takaria
Ketua IV: Pnt. Rico J.P.H. Sihombing
Ketua V: Pnt. Stefanus Loupatty
Sekretaris: Pnt. Daisy J. Sumual
Sekretaris I: Dkn. Kamelia Sitaniapessy
Sekretaris II: Dkn. Asnah Girsang
Bendahara: Dkn. Maggie Sulu
Bendahara I: Pnt. Geane Mingkid
Jadwal Ibadah Hari Minggu
Ibadah pukul 06.00 (Bahasa Indonesia)
Ibadah pukul 08.00 (Bahasa Indonesia)
Ibadah pukul 10.00 (Bahasa Belanda)
Ibadah pukul 17.00 (Bahasa Inggris)
Ibadah pukul 18.30 (Bahasa Indonesia)
Pranala luar
- (Indonesia) Gereja Immanuel, Bangunan Bersejarah yang Mulai Kusam Diarsipkan 2007-12-14 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Wisata Gereja Tua Jakarta Menggali Memori lewat Rumah Ibadah Diarsipkan 2007-12-12 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Gereje Sion dan Gereja Immanuel Peninggalan Arsitek Indis