Seoul telah dikenal pada masa lampau dengan nama Wiryeseong (위례성; 慰禮城, zaman Baekje), Namgyeong (남경; 南京, zaman Goryeo), Hanseong (한성; 漢城, zaman Joseon), atau Hanyang (한양; 漢陽). Selama periode invasi dan kolonialisasi Jepang (1910-1945), Seoul diberi nama Keijō (けいじょう; 京城) (dalam bahasa Jepang) atau Gyeongseong (경성; 京城) (dalam bahasa Korea). Namanya yang sekarang adalah Seoul, dan nama ini telah digunakan sejak setidaknya tahun 1882, kadang kala bersamaan dengan nama-nama lainnya.[1]

Kartu dari Jerman pada abad ke-20 yang menyebut nama Seoul dengan umlaut "ö".

Etimologi "Seoul"

Seoul berasal dari kata bahasa Korea "seo'ul" yang berarti "ibu kota". Sebuah hipotesis etimologis menduga bahwa asal-usul kata asli "seo'ul" berasal dari nama asli Seorabeol (서라벌; 徐羅伐), yang awalnya mengacu kepada Gyeongju, ibu kota Silla, saat itu disebut Geumseong (금성; 金城).

Nama Tionghoa untuk Seoul

Tidak seperti kebanyakan nama-nama tempat di Korea, "Seoul" tidak memiliki hanja yang bersesuaian (aksara Han yang digunakan dalam bahasa Korea), meskipun namanya diduga berasal dari 徐羅伐 (Seorabeol), sehingga negara-negara berbahasa Tionghoa selama beberapa dekade merujuk kepada kota tersebut dengan nama bekasnya: 漢城 ("Hànchéng" dalam Mandarin, "Hon Sing" dalam Kantonis, dan "Hoe Zen" dalam bahasa Shanghai). Dalam sebuah peta tentang Tiongkok dan Korea tahun 1751 yang dibuat di Prancis, Seoul ditandai sebagai "King-Ki-Tao, Capitale de la Coree." Penggunaan "King-Ki-Tao" untuk mengacu pada Seoul diulangi kembali dalam peta Tallis/Rapkin tahun 1851 tentang Jepang dan Korea.[2] Untuk sementara waktu selama akhir 1940-an dan awal 1950-an, nama transliterasi Sūwū 蘇烏, yang sangat mirip dengan pengucapan bahasa Inggris untuk Seoul, digunakan.

Hal ini sering menimbulkan masalah dalam terjemahan, karena dalam bahasa Korea, istilah "Seoul" dan "Hanseong" dianggap berbeda. Terdapat banyak lembaga dan entitas, kebanyakannya tidak memiliki hubungan sama sekali, yang menggunakan kedua nama tersebut. Ketika nama-nama lembaga dan entitas ini diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa, baik "Seoul" maupun "Hanseong" secara otomatis diterjemahkan menjadi 漢城 (Hànchéng). Contoh khas kesalahan seperti itu dalam terjemahan termasuk Universitas Nasional Seoul versus Universitas Hansung, di mana keduanya akan diterjemahkan menjadi 漢城大學, serta Sekolah Tinggi Sains Seoul versus Sekolah Tinggi Sains Hansung.

Masalah tersebut, seiring dengan kebingungan yang diakibatkannya selama bertahun-tahun, dipecahkan pada bulan Januari 2005, ketika pemerintah kota meminta agar nama Tionghoa kota tersebut diubah menjadi 首爾 ("Shǒu'ěr" dalam pengucapan bahasa Tionghoa), ditulis menjadi 首尔 dalam aksara Han Sederhana di Tiongkok daratan. Nama itu dipilih oleh panitia pemilihan dari dua nama, nama yang lainnya adalah 首午爾 ("Shǒuwu'ěr" dalam pengucapan bahasa Tionghoa).

Nama yang terpilih tersebut merupakan transliterasi dekat dari Seoul dalam Bahasa Mandarin, di mana (shǒu) dapat juga berarti "yang pertama" atau "ibu kota". Untuk beberapa waktu setelah namanya berubah, media berita berbahasa Tionghoa telah menggunakan kedua nama tersebut secara bergantian selama publikasi atau siaran mereka (首爾 [漢城]) dalam cetakan,[3] 首爾, 以前的漢城[4] [secara harfiah: Shouer, sebelumnya Hancheng] dalam televisi dan radio). Terlepas dari pemakaian nama Shǒu'ěr (首爾) dalam media berbahasa Tionghoa, nama Hànchéng (漢城) masih banyak digunakan oleh segelintir orang Tionghoa.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ the Seoul Searcher (2010-07-28). "Was Seoul Always Called Seoul?". Wordpress. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-07. Diakses tanggal 2010-08-23. 
  2. ^ "JAPAN & COREA': Yedo (Tokyo) King-ki-Tao (Seoul). Korea.TALLIS/RAPKIN 1851 map". Antiquemapsandprints.com. 
  3. ^ "壹蘋果旅遊網-南韓-首爾﹝漢城﹞ (Translation: NextMedia Travel: Seoul, South Korea)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-14. Diakses tanggal 30 July 2010. 
  4. ^ https://www.youtube.com/watch?v=8lrHBu4rfjU

Pranala luar