Tank Churchill

Tank infanteri kelas berat Inggris


Tank Churchill adalah tank infanteri berat yang digunakan oleh pasukan Inggris dan Persemakmuran selama Perang Dunia ke-2. Dikenal dengan lapisan pelindungnya yang tebal, menjadikannya tank terberat yang dipakai oleh pasukan Sekutu selama Perang Dunia kedua.

Tank ini dirancang untuk beraksi dalam perang parit seperti Perang Dunia ke-1 dan memiliki kemampuan melewati rintangan yang sulit. Tank ini dipaksa masuk produksi untuk pertahanan daratan utama Inggris dari kemungkinan adanya invasi oleh Jerman ke daratan utama inggris. Versi awalnya memiliki beberapa kecacatan dan dikembangkan terus, sampai akhirnya versi yang paling akhir, Churchill Mk. VII mulai diterima.

Tank ini berawal dari A20 yang didesain untuk menggantikan tank infanteri Matilda dan Valentine dan diharapkan dapat menjadi superior dalam perang parit. Namun, setelah invasi Prancis, harapan untuk tank ini sirna, walaupun rencana untuk membuat tank infanetri baru tidak ikut sirna. Projek ini diserahkan pada Vauxhall Motors yang kemudian mengubah A20 menjadi A22, rancangan milik Vauxhall lalu berubah menjadi Churchill.

Varian

Pengambangan tank Churchill
I
II
OKEIIcs
III/IV
AVRE75mmVIV
ARKXXIIX[LT]
VII
CrocodileVIIIAVRE

Tank

Mk. I: Coaxial MG (BESA 7,92), Gun utama 40mm 2 Pounder 150 Ammo, Di hull juga dipasang 3 inch Howitzer dengan kapasitas 58 ammo. Digunakan dalam Serangan Dieppe oleh pasukan Kanada.

Mk. II: Howitzer di lambungnya dicopot dan diganti senapan mesin agar produksinya lebih murah.

Mk. IICS: Howitzer dan 40mm 2 Pounder bertukar tempat, tidak pernah digunakan untuk tempur.

Mk. III: Turet diganti menjadi kotak dan mengadopsi 57 mm 6 Pounder Mk. V. Churchill pertama yang memiliki pelindung diatas tracknya dan yang pertama kali mengharumkan nama Churchill tank dengan kemampuannya selama Pertempuran El Alamein Kedua, saat operasi Ochsenkopf di suatu tempat yang dipanggil Steamroller Farm, 2 Churchill Mk III tank dari 51 RTR bertemu konvoi utama Jerman, hasil dari ambush tersebut adalah dua 88 mm, dua 75 mm, dua 50 mm, empat anti tank gun dengan kaliber lebih kecil, 25 kendaraan beroda, dua 3-inch mortars, dua Panzer III, dan korban sekitar 200 orang, Pada battle of Longstop Hill Churchill versi ini dari 48th RTR berhasil melumpuhkan Tiger 1 dengan lucky shot ke turret ring dan menyebabkan kru Tiger tersebut terluka dan meninggalkan tanknya, Tiger ini kemudian diamankan dan dijadikan sebagai sumber data, dan setelah perang Tiger ini dimuseumkan, Tiger tersebut setelah mengalami restorasi digunakan dalam film Fury.

Mk. IV: Perubahan dalam cara memproduksi turetnya agar biaya produksi lebih murah, Churchill yang paling banyak di produksi, digunakan di italia, selama perang di Italia mendapat pembaharuan seperti meriamnya yang diganti dengan 75mm M3 milik Amerika atau menggunakan 75mm OQF milik Inggris.

Mk. V: Menggunakan 95mm Howitzer sebagai senjata utama, menggantikan 57mm 6 Pounder.

Mk. VI: Menggunakan chasis Mk. IV dan 75mm OQF sebagai senjata utama, tank ini juga ditambah beberapa tambahan kecil.

Mk. VII: Menggunakan chasis dengan frontal armor yang lebih tebal dari Tiger 1, menggunakan 75mm OQF sebagai senjata utama, dibuat agar bisa di konversi untuk berbagai macam keperluan yang diperlukan selama D-Day dan invasi setelahnya. Tank ini juga pernah ikut dalam Korean war, saat The Defense of Seoul dan lumayan mendapat banyak pujian setelah peristiwa tersebut.

Mk. VIII: Mk. VII yang senjata utamanya 95mm Howitzer.

Penyempurnaan versi sebelumnya

Mk. IX: Mk. III atau Mk. IV yang lapisan pelindung dan turetnya ditambah. Persnelingnya juga dimodifikasi.

Mk. X: Mk. VI yang lapisan pelindung dan turetnya ditambah.

MK. XI: Mk. V CS yang lapisan pelindung dan turetnya ditambah.

NA75: Churchill Mk. IV dengan senjata utama 75mm M3.

Spesialis

Oke: Mk. II dan Mk. III yang senapan mesin di lambungnya diganti dengan pelontar api.

AVRE: Di desain untuk Royal Engineer menggunakan chasis Mk. IV. Senjata utamanya Mortar Recoiling Spigot Mk. II (Petard) 290mm yang dapat menembakan 18 Kg "Flying Dustbin" dengan 18 pound hulu ledak jenis ledakan tinggi yang fungsinya untuk menghancurkan benteng. Tank ini juga bisa membawa semacam bridge layer kecil, Mine roller, dan kayu untuk menyebrangi parit. Setelah perang tank ini dimodifikasi lagi dengan diganti senjata utamanya menjadi breech-loading low velocity 165mm demolition gun yang menembakan peluru HESH dengan 18 Kg C4.

ARV: Digunakan sebagai kendaraan recovery. Mk. 1: versi turetless dari Churchill Mk. 1 dan diberi penopang pada depan atau belakang. Mk. 2: menggunakan chasis Churchill Mk. III atau Mk. IV dengan turet tetap dan dummy gun serta membawa senapan mesin BESA sebagai main armament yang ditambah penopang berkekuatan 7,5 ton untuk depan dan 15 ton untuk belakang serta sebuah mesin derek berkekuatan 25 ton, hanya perlu dikendalikan oleh 3 orang sehingga masih banyak sisa tempat untuk kru dari tank beristirahat.

ARK: Mk.1: Tank Churchill tanpa turet dari Mk. II, III, IV yang dijadikan sebagai alat penyebrangan.

Bridgelayer: Tank Churchill tanpa turet dari Mk. III yang diberikan Bridgelayer.

Crocodile: Churchill Mk. VII yang senapan mesin di lambungnya diganti dengan pelontar api.

3-inch Gun Carrier: Dibuat menggunakan chasis Churchill Mk. 3 dan dibuat menjadi fixed seperti Stug serta mengadopsi 3 inch 20 cwt AA gun sebagai senjata utamanya.

Goat: Digunakan sebagai penempel demolition charge.

Great Eastern Ramp: Sama seperti ARK namun menggunakan trackway yang lebih lebar dan lebih tinggi.

Kangaroo: Tank Churchill tanpa turet yang digunakan sebagai pengangkut personel lapis baja.

Black Prince: Di desain agar dapat membawa 17 Pounder menggunakan Churchill VII sebagai platformnya dan direncanakan untuk ikut D-Day karena Challenger tidak akan tepat waktu untuk ikut invasi dan Centurion masih dalam tahap desain. Karena membutuhkan turet yang lebih besar, Vauxhall harus mendesain ulang turet Churchill Mk. VII. Tank ini baru dikirim untuk uji coba pada Mei 1945 lalu ditolak karena kalah bersaing dengan Centurion yang lebih simpel, membawa senjata yang sama, ketebalan yang sama namun lebih cepat dan mudah untuk bermanuver.

Referensi

Pranala luar