Kota Mataram
Kota Mataram adalah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kota Mataram terdiri dari 6 (Enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan, Cakranegara, Mataram, Pejanggik, Selaparang, Sekarbela dengan 23 kelurahan dan 247 Lingkungan. Selain ibukota propinsi, Mataram juga telah menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri dan jasa, serta saat ini sedang dikembangkan untuk menjadi kota pariwisata.
Kota Mataram | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Peta | |
Koordinat: 8°35′S 116°07′E / 8.58°S 116.12°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Nusa Tenggara Barat |
Tanggal berdiri | 31 Agustus 1993 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Moh. Ruslan, SH |
Luas | |
• Total | 61,30 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 318,674 |
Demografi | |
• Agama | Islam, Kristen, Hindu, Katolik, Buddha |
• Bahasa | Bahasa Indonesia |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0370 |
Kode Kemendagri | 52.71 |
Situs web | www.mataramkota.go.id |
Keberadaan berbagai fasilitas penunjang seperti fasilitas perhubungan seperti Bandara Internasional Selaparang sebagai pintu masuk Lombok melalui udara, pusat perbelanjaan, dan jalur transportasi yang menghubungkan antar kabupaten dan propinsi inilah yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan Kota Mataram menjadi kota pariwisata.
Mataram sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat sebelum terjadi pemekaran wilayah. Kini, ibukota Kabupaten Lombok Barat dipindah ke Giri Menang Gerung.
Sejarah
Menelusuri sejarah Kota Mataram dari zaman raja-raja, zaman pemerintahan. Kolonial Belanda, Zaman pendudukan Jepang dan terbentuknya Negara. Indonesia Bagian Indonesia Timur dari Konferensi Meja Bundar (KMB) 27 Desember 1949. Kata-kata bijak menyebutkan : segala abad adalah bersambung oleh adanya berbagai sebab dan akibat yang tidak putus-putus dan telah mengikat segala yang terdapat sebelumnya. Pada masa pulau Lombok diperintah oleh para raja-raja, Raja Mataram tahun 1842 Masehi menaklukkan kerajaan pagesanggn setahun kemudian tahun 1843 menaklukkan kerajaan Kahuripan. Kemudian Ibukota Kerajaan dipidahkan ke cakranegara dengan ukir Kawi nama Istana Raja. Raja Mataram (Lombok) selain terkenal kaya raya juga adalah raja yang ahli tata ruang kota, melaksanakan sensus penduduk kerajaan dengan meminta semua penduduknya mengumpulkan jarum. Penduduk laki-laki dan perempuan akan diketahui lewat ikatan warna tali pada jarum-jarum yang diserahkan. Setelah raja Mataram jatuh oleh pemerintah Hindia Belanda dengan korban jenderal Van Ham, yang monumennya ada di Karang Jangkong cakranegara mulailah diterapkan sistem pemerintahan dwitunggal berada di bawah Afdelling Bali Lombok yang berpusat di Kota Singaraja Bali. Pulau Lombok dalam pemerintahan dwitunggal terbagi menjadi 3 (tiga) Onder Afdeling, dari pihak Kolonial sebagai wakil di sebut Controleur dan dari wilayah di sebut Kepala pemerintahan setempat (Kps) sampai ke tingkat Kedistrikan. Adapun ketiga wilayah administratif masih disebut west Lombok (Lombok Barat) Middle Lombok (Lombok Tengah) dan East Lombok (Lombok Timur) dipimpin oleh seorang Controleur dan Kepala Pemerintahan Setempat (KPS). Untuk wilayah west Lombok (Lombok Barat) membawahi 7 (tujuh) wilayah administratif yang meliputi : 1. Kedistrikan Ampenan Barat di Dasan Agung 2. Kedistrikan Ampenan Tmur di Narmada 3. Kedistrikan Bayan di Bayan Belek 4. Asisten Distrik Gondang di Gondang 5. Kedistrikan Tanjung diTanjung 6. Kedistrikan Gerung di Gerung 7. Kepunggawaan Cakranegara di Mayura
Batas wilayah
- Utara: Kecamatan Gunung Sari (Kabupaten Lombok Barat)
- Selatan: Kecamatan Labuapi (Kabupaten Lombok Barat)
- Timur: Kecamatan Narmada (Kabupaten Lombok Barat)
- Barat: Selat Lombok
Penduduk
Suku Bangsa
Suku Sasak merupakan suku asli sekaligus suku bangsa mayoritas penghuni Kota Mataram. Mataram juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk Suku Bali, Tionghoa, dan Arab. Kehidupan antarsuku di Mataram bisa dibilang cukup akur dalam suasana kekeluargaan. Hal ini merupakan dampak dari pecahnya Kerusuhan Lombok 17 Januari 2000 yang menyeret isu agama dan ras sebagai penyebab kerusuhan. Namun pasca kejadian yang banyak menelan kerugian ini, warga Mataram makin sadar akan arti pentingnya kehidupan saling menghargai.
Agama
Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Mataram. Agama lain yang dianut adalah Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Walaupun Islam merupakan mayoritas di Mataram kerukunan umat beragama saling menghormati, menghargai dan saling menolong untuk sesamanya cukuplah besar niat masyarakat Mataram dalam menjalankan amal Ibadahnya. Hal ini sesuai dengan visi kota Mataram untuk Mewujudkan Kota Mataram Yang Ibadah, Maju dan Religius.
Bahasa
Masyarakat Mataram sebagian besar menguasai bahasa Sasak sebagai bahasa asli Pulau Lombok, namun dalam pergaulan sehari-hari di tempat resmi, bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling banyak digunakan. Bila di rumah atau tempat rekreasi, warga Mataram cenderung memakai bahasa Sasak, seperti misalnya: medaran yang artinya makan.
Visi dan Misi
- VISI : Mewujudkan Kota Mataram Yang Ibadah Maju dan Religius
- MISI :
- Menggelorakan semangat "Kota IBADAH yang Maju dan Religius" yang dijiwai oleh nilai - nilai agama dan budaya.**Melestarikan dan meningkatkan **Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
- Memperdayakan Ekonomi Rakyat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
- Meningkatkan kualitas SDM serta menggali dan memanfaatkan potensi SDA berdasarkan prinsip kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan **yang berkelanjutan (Sustainable Development).
- Memantapkan koordinasi dan kemiteraan.
- Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan fasilitas - fasilitas publik.
- Meningkatkan upaya penanggulangan masalah - masalah sosial.
Tempat-tempat menarik