Kabupaten Banyumas

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
Revisi sejak 13 September 2021 11.51 oleh Hanzinuwei (bicara | kontrib) (Y)

Kabupaten Banyumas (Hanacaraka: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀​ꦧꦚꦸꦩꦱ꧀, Bahasa Banyumasan: Kabupatèn Banyumas) adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Banyumas
Lambang resmi Kabupaten Banyumas
Julukan: 
Kota Satria
Kota Kambing
Motto: 
Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Peta
Peta
Kabupaten Banyumas di Jawa
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Peta
Kabupaten Banyumas di Indonesia
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas (Indonesia)
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E / -7.61; 109.35
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1951
Ibu kotaPurwokerto
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiIr. H. Achmad Husein
Luas
 • Total1.329,04 km2 (513,15 sq mi)
Populasi
 • Total1.840.156
 • Kepadatan1.385/km2 (3,590/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 95,13%
Kristen 4,67%
- Protestan 3,05%
- Katolik 1,62%
Buddha 0,11%
Hindu 0,02%
Lainnya 0,07%[2]
 • BahasaBanyumasan, Sunda (dialek Banyumas), Indonesia, Bahasa Isyarat Indonesia
 • IPMKenaikan 71,98 (2020)
Tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0281
Kode Kemendagri33.02 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.461.114.316.000,- (2020)
Semboyan daerahBanyumas SATRIA
(Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, dan Aman)
Flora resmiNagasari
Fauna resmiBurung Trocokan
Situs webwww.banyumaskab.go.id
Kediaman resident Banyumas pada tahun 1905.
Sociëteit "De Harmonie" (klub untuk orang Belanda) di Banyumas (1900-1905).

Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa ("dialek Mataraman"). Masyarakat dari bahasa dan daerah lain kerap menjuluki "bahasa ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeda dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop).

Geografis

Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, dataran di Kabupaten Banyumas terdiri dari 54,86 % berada di ketinggian 0 – 100 m dan 45,14 % berada di ketinggian 101 m - 500 m.

Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.

Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir tampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 °C - 30,9 °C.

Secara astronomis, Kabupaten Banyumas terletak antara 7°15'05" - 7°37'10" Lintang Selatan dan antara 108°39'17" - 109°27'15" Bujur Timur.

Batas Wilayah

Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah:

Utara Gunung Slamet, kabupaten Tegal dan kabupaten Pemalang
Timur Kabupaten Purbalingga, kabupaten Kebumen, dan kabupaten Banjarnegara
Selatan Kabupaten Cilacap
Barat Kabupaten Cilacap dan kabupaten Brebes

Sejarah

Cerita Pasirluhur

Babad Pasir berisi legenda mengenai kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar.[4] Banyakcatra pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari puteri yang diidamkannya, hingga tiba di Kadipaten Pasirluhur (di sebelah barat Purwokerto sekarang), yang ketika itu berada di bawah pemerintahan Adipati Kandadhaha. Tertarik dengan Dewi Ciptarasa, puteri Adipati Kandadhaha, Arya Banyakcatra kemudian menyamar menjadi orang biasa dengan nama Kamandaka. Namun sang Adipati belakangan tidak menyetujui hubungan yang terjalin antara Kamandaka dengan Dewi Ciptarasa.

Setelah melalui berbagai petualangan, termasuk menyamar sebagai Lutung Kasarung; bertarung dengan adiknya, Banyakngampar yang menyamar dengan nama Silihwarni; dan bertempur dengan Raja Pulebahas dari Nusa Kambangan; pada akhirnya Kamandaka diterima sebagai menantu Adipati Kandadhaha, setelah penyamarannya terbuka dan diketahui jati dirinya sebagai putera raja. Pada saatnya, Arya Banyakcatra mewarisi kedudukan mertuanya sebagai Adipati Pasirluhur. Sementara Arya Banyakngampar menjadi adipati di wilayah Dayeuhluhur (Majenang, Cilacap sekarang).

Berselang beberapa generasi, diceritakan bahwa salah satu keturunan Arya Banyakcatra yang menjadi penguasa Pasirluhur, yakni Banyakbelanak, diislamkan oleh Raden Patah, penguasa Demak, melalui seorang wali yang bergelar Pangeran Makdum.[5] Adipati Banyakbelanak kemudian menjadi bawahan Demak yang setia dan banyak melakukan perjalanan untuk mengislamkan wilayah bagi kepentingan Demak, ke barat dan ke timur hingga ke wilayah Gagelang, Pranaraga (Ponorogo) dan Pasuruan. Oleh penguasa Demak ia kemudian diberi kekuasaan atas wilayah pedalaman, mulai dari Udug-udug Krawang hingga tugu mengangkang (Sundoro-Sumbing), dan digelari Pangeran Senapati Mangkubumi.[6][7]:47 Akan tetapi puteranya, yang kemudian naik menjadi penguasa Pasirluhur dan bergelar Adipati Tole, murtad dari agama Islam sehingga kemudian diserang oleh penguasa Demak yang baru, Pangeran Trenggana, dan kemudian posisinya digantikan oleh salah seorang kerabatnya.[7]:64[8]

Lahirnya Banyumas

Menurut Babad Banyumas, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga). Adalah pada masa Adipati Wirasaba yang ke-7, yakni Adipati Wargohutomo (atau Adipati Warga Utama) ke-II yang memiliki nama muda R. Joko Kaiman, ketika wilayah Wirasaba dibagi menjadi empat daerah.[9]:86[10] Joko Kaiman adalah putera Arya Banyaksasra dari Pasirluhur.[9]:89

Penguasa Wirasaba sebelumnya, Adipati Wargohutomo I, mati dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya dari Pajang pada tahun 1578.[11]:foot.p65[7]:240 Akan tetapi menantunya, R. Joko Kaiman, dikukuhkan oleh Sultan Pajang sebagai penggantinya, dengan gelar Adipati Wargohutomo II. Meski demikian wilayahnya kemudian dibagi menjadi empat, yakni:[9][10]

Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (wedana bupati) bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat.[9]:99

Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi'ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Banyumas.[9]


Pemerintahan

Daftar Bupati


No. Foto Bupati Partai Mulai menjabat Selesai menjabat Wakil Bupati Ref.
1
 
Djoko Kahiman   1582 1583
2 Merta Sura I   1583 1600
3 Merta Sura II   1601 1620
4 Mertayuda I   1620 1650
5 Mertayuda II (atau Yudanegara I)[12]   1650 1705
6 Suradipura   1705 1707
7 Yudanegara II   1707 1745
8 Reksa Praja   1745 1749
9 Yudanegara III   1749 13 Februari 1755[13]
10 Yudanegara IV   1755 1780
11 Tejakusuma   1780 1788
12 Yudanegara V   1788 1816
13 Banyumas terpecah menjadi dua:

Cakrawedana sebagai Adipati Kasepuhan

Martadireja I
sebagai Adipati Kanoman

  1816 1830
14 Martadireja II   1830 1832
15 Cakranegara I   1832 1864
16 Cakranegara II   1864 1879
17 Martadiredja III   1879 1913
18 Ganda Subrata   1913 1933
19 Sujiman Gandasubrata[14]   1933 1948
20 Sapangat Kartanegara[15]   1948 1950
21 Moh. Kabul Purwodireja   1950 1953
22 RE. Budiman   1954 1957
23 M. Mirun Prawiradireja   30 Januari 1957 15 Desember 1957
24 R. Bayu Nuntoro   15 Desember 1957 1960
25 R. Subagyo   1960 1966
26 Soekarno Agung   1966 1971
27 Poedjadi Jaringbandayuda   1971 1978
28 R.G. Rudjito   1978 1988
29 Djoko Sudantoko   1988 1998
30 Aris Setiono   1998 2008
31   Mardjoko PKB[16] 11 April 2008 11 April 2013 Achmad Husein [17]
32   Achmad Husein PDI-P 11 April 2013 11 April 2018 Budhi Setiawan (menjadi Plt. Bupati Banyumas sejak 15 Februari 2018 sampai 11 April 2018)
Wahyu Budi Saptono (Pelaksana harian)   11 April 2018 13 Juli 2018 Jabatan kososng [18]
Budi Wibowo (Penjabat)   13 Juli 2018 24 September 2018
32   Achmad Husein PDI-P 24 September 2018 24 September 2023 Sadewo Tri Lastiono
  Hanung Cahyo Saputro
(Penjabat sementara)
  24 September 2023 19 September 2024 Jabatan kosong
  Iwanuddin Iskandar
(Penjabat sementara)
  19 September 2024 Petahana


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banyumas dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[19] 2014–2019[20] 2019–2024[21] 2024–2029
PKB 5   7   8   9
Gerindra (baru) 4   6   7   7
PDI-P 13   16   17   17
Golkar 7   6   6   5
NasDem (baru) 1   2   1
PKS 5   4   4   6
Hanura (baru) 1   0   0   0
PAN 5   4   3   2
Demokrat 7   3   1   2
PPP 3   3   2   1
Jumlah Anggota 50   50   50   50
Jumlah Partai 9   9   9   9

Kecamatan

Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan, 30 kelurahan, dan 301 desa. Pada tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 1.857.211 jiwa dengan luas wilayah 1.335,30 km² dan sebaran penduduk 1.385 jiwa/km².[22][23]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banyumas, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Luas (km2) Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[24] Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.02.14 Ajibarang 66,50 15 53163 Desa
33.02.11 Banyumas 38,09 12 53192 Desa
33.02.22 Baturaden 45,53 12 53151 Desa
33.02.17 Cilongok 105,34 20 53162 Desa
33.02.15 Gumelar 93,95 10 53165 Desa
33.02.10 Kalibagor 35,73 12 53191 Desa
33.02.18 Karanglewas 32,50 13 53161 Desa
33.02.05 Kebasen 54,00 12 53172 Desa
33.02.23 Kedung Banteng 60,22 14 53152 Desa
33.02.20 Kembaran 25,92 16 53182 Desa
33.02.06 Kemranjen 60,71 15 53194 Desa
33.02.03 Jatilawang 48,16 11 53174 Desa
33.02.01 Lumbir 102,66 10 53177 Desa
33.02.12 Patikraja 43,23 13 53171 Desa
33.02.16 Pekuncen 92,70 16 53164 Desa
33.02.13 Purwojati 37,86 10 53175 Desa
33.02.25 Purwokerto Barat 7,40 7 53131-53137 Kelurahan
33.02.24 Purwokerto Selatan 13,75 7 53141-53147 Kelurahan
33.02.26 Purwokerto Timur 8,42 6 53111-53116 Kelurahan
33.02.27 Purwokerto Utara 9,01 7 53121-53127 Kelurahan
33.02.04 Rawalo 49,64 9 53173 Desa
33.02.19 Sokaraja 29,92 18 53181 Desa
33.02.09 Somagede 40,11 9 53193 Desa
33.02.21 Sumbang 53,42 19 53183 Desa
33.02.07 Sumpiuh 60,01 3 11 53195 Desa
Kelurahan
33.02.08 Tambak 52,03 12 53196 Desa
33.02.02 Wangon 60,78 12 53176 Desa
TOTAL 30 301
 
Peta Administrasi Kabupaten Banyumas

Ibu kota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, di mana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas. Diantara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpiuh.

Transportasi

Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap.

Angkutan umum bus antarkota di antaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo.

Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api yang menghubungkan lintas menuju berbagai kota di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bekasi, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Tegal, Semarang, Cilacap, Kutoarjo, Yogya, Solo, Madiun, Jombang, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Jember, dan Banyuwangi. Stasiun terbesar dan tersibuk di Kabupaten Banyumas adalah Stasiun Purwokerto, yang melayani seluruh perjalanan kereta api, dan menjadi stasiun pusat/induk dari pengelolaan Daerah Operasi V Purwokerto. Selain itu, stasiun yang juga tidak kalah penting adalah Stasiun Sumpiuh yang melayani beberapa perjalanan kereta api.

Media Massa

Majalah ANCAS

Majalah ANCAS adalah satu-satunya majalah yang menggunakan bahasa Jawa banyumasan. Majalah ANCAS berisi pendidikan dan kebudayaan juga sastra banyumasan. Terbit sejak tgl 6 April 2010 dengan oplah sekitar 8000 eksemplar. Distribusi majalah ANCAS di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara juga sampai ke Bali, Kalimantan, Papua, Jakarta, Surabaya,Jogjakarta juga Lampung.

Banyumas TV

Banyumas memiliki stasiun televisi lokal Banyumas Televisi, waktu on air adalah 12.00 sampai 23.00. Acaranya lebih banyak produksi sendiri dan hasil karya rumah produksi lokal dengan muatan gaya banyumasan yang kental, pada jam-jam tertentu juga merelay stasiun televisi NET.

Radar Banyumas

Radar Banyumas adalah surat kabar yang terbit di Banyumas, dan masih satu grup dengan Jawa Pos Group.

mBanyumasi

mBanyumasi adalah surat kabar yang dikelola oleh pengusaha lokal sejak Mei 2006 di Banyumas.

Satelit Post

Satelit Post adalah surat kabar baru yang terbit di Purwokerto dan sekitarnya. Harga surat kabar ini pada awal terbitnya adalah Rp1.000.

Harian Banyumas

Harian Banyumas adalah surat kabar baru yang terbit di Purwokerto dan sekitarnya. Harian Banyumas merupakan bagian dari Harian Suara Merdeka. Harga surat kabar ini diawal terbitnya Rp 1.000,-

Pendidikan

Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 3 965 106 22 9 2 1
Swasta 676 202 112 31 53 20 3
Total 679 1.167 218 53 62 22 4
Data sekolah di Kabupaten Banyumas
Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)[25]

Budaya

Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.

Di antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:

  • Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
  • Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.

Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:

  • Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
  • Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
  • Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
  • bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.

Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:

  • lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
  • sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, di mana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
  • aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
  • angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, di mana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
  • aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
  • buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
  • ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.

Pariwisata

Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.

Wisata alam

Wisata sejarah

Wisata keluarga

Perayaan

Kabupaten Banyumas memiliki beberapa acara yaitu:

  • Banyumas Extravaganza

Kuliner

Kuliner khas dari Banyumas di antaranya adalah:

Masakan

Masakan khas Banyumas, yaitu:

Minuman

Minuman khas Banyumas, yaitu:

  • Es Dawet Banyumas
  • Wedang Runtah

Jajanan

Jajanan pasar khas Banyumas, yaitu:

Oleh-oleh

Oleh-oleh khas banyumas, yaitu:

  • Nopia
  • Mino (Mini Nopia)

Batik Banyumasan

Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap barada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas.

Tokoh

  • Tontowi Ahmad atlet bulu tangkis peraih medali emas olimpiade Rio De Jeneiro Brasil TH. 2016

Referensi

  1. ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2020" (pdf). www.banyumaskab.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Agustus 2020. 
  2. ^ "Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Banyumas". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 31 Juli 2021. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Juni 2021. 
  4. ^ Knebel, J. 1898. "Babad Pasir, volgens een Banjoemaasch Handschrift". Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen, deel LI. Batavia :Egbert Heemen, 1779-1922.
  5. ^ Knebel, J. op cit. p.114
  6. ^ Knebel, J. op cit. p.124
  7. ^ a b c Graaf, H.J. de & Th.G.Th. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa, tinjauan sejarah politik abad XV dan XVI. (terj., ed.rev.) Jakarta :Pustaka Utama Grafiti & KITLV.
  8. ^ Knebel, J. op cit. p.125.
  9. ^ a b c d e Sudarmo, M.W.R. & B.S. Purwoko. 2009. Sejarah Banyumas Dari Masa ke Masa.
  10. ^ a b Herusatoto, B. 2008. Banyumas: sejarah, budaya, bahasa, dan watak. Yogyakarta :LKiS. hlm.26.
  11. ^ Graaf, H.J. de. 1954. "De regering van Panembahan Sénapati Ingalaga". Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde deel XIII. s'Gravenhage - Martinus Nijhoff.
  12. ^ "#SejarahMasaKerajaan | Pemerintah Kabupaten Banyumas". dinarpus.banyumaskab.go.id. Diakses tanggal 2024-11-12. 
  13. ^ crew, kraton. "Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta". kratonjogja.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-16. 
  14. ^ Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia 05-11-1948, Indische courant voor Nederland 13-11-1948
  15. ^ De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 11-12-1947, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 08-04-1948, Indische courant voor Nederland 10-08-1949, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 16-03-1950
  16. ^ "Data Hasil Pilkada Tahun 2008". view.officeapps.live.com. Diakses tanggal 2024-11-08. 
  17. ^ "Achmad Husein". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2024-11-08. 
  18. ^ "Daftar Wakil Bupati Banyumas". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2024-11-08. 
  19. ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. 21-01-2015. Diakses tanggal 23-04-2023. 
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Banyumas 2014-2019[pranala nonaktif permanen]
  21. ^ KPU Banyumas Tetapkan 50 Anggota DPRD 2019-2024[pranala nonaktif permanen]
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  24. ^ Kode Pos Kabupaten Banyumas
  25. ^ ["Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-05. Diakses tanggal 2011-02-26.  Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)]

Bacaan lanjutan

  • Koderi, M., Banyumas Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991.

Lihat pula

Pranala luar