Pos adalah bagian dari sistem pos yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengirimkan informasi atau suatu objek, di mana untuk dokumen tertulis biasanya dikirimkan dengan amplop tertutup atau berupa paket untuk benda-benda yang lain, pengirimannya mampu menjangkau seluruh wilayah di dunia. Pada dasarnya, sistem pelayanan pos bisa dilakukan oleh public ataupun private. Namun, sejak pertengahan abad ke 19, sistem per-pos-an secara umum menjadi ranah yang harus dikuasai negara (monopoli) dengan biaya pada artikel prabayar. Bukti dari pembayaran dilihat dari sebuah prangko tempel yang biasa direkatkan di sudut kanan atas, tetapi ongkos permeter juga dikenakan untuk pengiriman massal.

Kumpulan kotak pos di Inkpen Post Box Museum, dekat Taunton, Somerset

Sistem pos sering kali memiliki fungsi tidak hanya untuk mengirim surat. Dibeberapa negara, Pos Telegraph dan Telephone (PTT) juga memiliki otoritas terhadap sistem telepon dan telegraf, ada juga yang memberikan akses untuk rekening tabungan serta menangani aplikasi untuk pembuatan paspor.

=

Sistem Yang Lain

Sistem pos lain yang pernah ada adalah hasil karya dunia Muslim yang disebut caliph Mu’awiyya. Pelayanannya dinamakan barid, diambil dari nama menara yang dibangun untuk melindungi jalan yang dilalui oleh kurir. Sebelum hingga selama abad pertengahan, merpati rumah digunakan sebagai pengantar surat. Ini didasari oleh perilaku alami hewan ini, di mana ketika dia jauh dari rumah/sarangnya, burung merpati bisa menemukan arah untuk pulang. Pesan kemudian diikatkan pada kaki. Selain merpati, dalam sejarah, pesan juga dikirimkan dengan menggunakan papan seluncur, balon, roket, dan macam-macam alat lainnya.

Transortasi Modern

Sistem pos dalam pengiriman surat sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi transportasi. Teknologi yang paling awal dalam dunia pengantaran surat adalah kereta api. Dengan menggunakan kereta, paket-paket tersebut dibawa melalui jalan darat. Kemudian kelamaan berkembang tidak hanya perjalanan darat saja, tetapi juga melalui udara untuk melayani dokumen yang harus dikirmkan antar pulau, dan kemudian para petugas pos mulai menggunakan truk surat untuk mengumpulkan dokumen.

Pesan Siput

Jika kita berbicara tentang sistem pos, maka kita harus mengenal istilah ini terlebih dahulu. Snail Mail atau pesan siput adalah sebuah retronim yang digunakan untuk menggambarkan proses pengiriman dokumen dengan sistem pos konvensional. Istilah pesan siput digunakan untuk memberikan gambaran lamanya pesan tersebut untuk sampai dan kembali mendapatkan balasan dari si penerima pesan. Istilah pesan siput tidak lagi sering didengar setelah adanya perkembangan teknologi yang diaplikasikan terhadap sistem pengiriman pesan atau biasa kita sebut dengan airmail (pesan udara).

Pos di Indonesia

 
Kantor pos Surabaya pada tahun 1870

Sistem pos di Indonesia diatur dan dinaungi oleh suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa bernama Pos Indonesia. Dulu dibangun pada masa penjajahan bangsa Belanda, dinamakan sebagai PTT (Post,Telegraph and Telephone Service) pada tahun 1906. Pada tahun 1995, 6 Juni, PTT berubah nama menjadi Pos Indonesia. Pos Indonesia bekerja atas instruksi pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No. 6 tahun 1984 tentang Pos dan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Pos menugaskan kepada PT Pos Indonesia (Persero) untuk melaksanakan Kewajiban Pelayanan Umum Bidang Pos.

Dampak perkembangan teknologi

Pos sebagai sistem yang mengatur pengiriman dokumen baik berupa surat ataupun barang mulai berkurang fungsinya dengan adanya pencapaian yang luarbiasa di sektor [[teknologi]]. Dimulai dari munculnya mesin faksimile atau biasa kita sebut dengan faks. Berasal dari kata 'fac simile' (make similar) dalam bahasa latin, yang artinya membuat salinan yang sama dengan aslinya. Dengan menggunakan mesin faks, suatu dokumen tertulis bisa dikirimkan dengan memanfaatkan citra foto. Ditambah lagi dengan masuknya internet, dokumen tertulis (khususnya) yang dikirimkan tidak lagi harus melalui sistem pos. Dengan memanfaatkan fasilitas pesan elektronik, dokumen bisa dikirimkan dengan waktu yang sangat cepat tanpa harus dicetak terlebih dahulu.

Lihat pula

Referensi

  • Peabody, Norman (2003). Hindu Kingship and Polity in Precolonial India. Cambridge University Press. ISBN 0-521-46548-6.
  • Dorn, Harold; MacClellan, James E. (2006). Science and Technology in World History: An Introduction. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-8359-8.
  • Aiyangar, Sakkottai Krishnaswami; S. Krishnaswami A. (2004). Ancient India: Collected Essays on the Literary and Political History of Southern India. Asian Educational Services.ISBN 0-8018-8359-8.
  • Prasad, Prakash Chandra (2003). Foreign Trade and Commerce in Ancient India. Abhinav Publications. ISBN 81-7017-053-2.
  • Lowe, Robson M.H. (1951). Encyclopedia of British Empire Postage Stamps ed. 2 hal.5-71. London.
  • Mazumdar, Mohini Lal (1990). The Imperial Post Offices of British India. Calcutta: Phila Publications.
  • Mote, Frederick W.; John K. Fairbank (1998). The Cambridge History of China. Cambridge University Press. ISBN 0-521-24333-5.

Pranala luar